Inikah Alasan Obama Diam-diam Sumbang Palestina Rp2,9 Triliun?

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 26 Januari 2017 13:02
Inikah Alasan Obama Diam-diam Sumbang Palestina Rp2,9 Triliun?
Santunan ini diberikan sebelum Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat.

Dream – Barack Obama membuat suatu langkah yang mengejutkan sejumlah kalangan di Amerika Serikat. Saat detik-detik terakhir lengser dari kursi Presiden AS, dia diam-diam merilis bantuan US$221 juta atau sekitar Rp2,9 triliun untuk Palestina.

Anggaran tersebut sebenarnya telah disetujui oleh Kongres pada 2015-2016. Namun anggota Kongres dari Partai Republik berusaha menghambat pencairannya. Obama punya alasan kuat untuk mencairkan anggaran tersebut.

“ Cara termudah untuk melihat adalah Kongres melihat beragam perilaku dari Palestina, seperti ada upaya sepihak dari pemerintahan, hasutan melakukan kekerasan, korupsi, serta membayar gaji bagi orang-orang di penjara untuk terorisme,” kata Vice President Foundation for Defense of Democracies, Jonathan Schanzer, dilansir dari Business Insider, Kamis 26 Januari 2017.

Schanzer pun heran dengan pergerakan yang dilakukan oleh Obama. Bahkan, bantuan yang diberikan Obama menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS ini dinilai sebagai pesan aneh yang mengejutkan.

“ Saya telah melacak pergerakan dia selama 11 jam di Palestina dan isu ini tidak pernah datang. Sebagian besar analis dan pengamat tidak terpikir Obama bisa melakukan ini,” kata dia.

Kantor Administrasi Obama telah menerbitkan keterangan pendanaan untuk beberapa kali dan notifikasi ini terkirim ke Kongres. Dikatakan bahwa pendanaan ini berasal dari U.S. Agency for International Development dan diatur untuk mendukung bantuan kemanusiaan, politik, dan keamanan, serta hukum.

“ Otoritas Palestina menggunakan uang ini untuk membayar gaji dan utang yang dimilikinya,” kata Schanzer.

Namun, periset ini mengatakan Otoritas Palestina tidak melakukan apa pun untuk menjamin “ balasan” kepada Obama. Dikatakan bahwa korupsi dan hasutan untuk melakukan kekerasan masih berlangsung. Dia pun menunjuk pemimpin Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, sebagai contoh korupsi.

Dikatakan bahwa Abbas telah memasuki usia ke-12 tahun sebagai presiden. Sekadar informasi, dia terpilih sebagai presiden pada 2005. “ Obama menyumbang bagi orang yang akan menjadi seorang otokrat,” kata Schanzer.

Beri Komentar