Inikah Penyebab Gempa di Lombok Masih Sering Terjadi?

Reporter : Sandy Mahaputra
Senin, 20 Agustus 2018 11:15
Inikah Penyebab Gempa di Lombok Masih Sering Terjadi?
Episentrum serentetan gempa Lombok itu diketahui saling berdekatan satu sama lainnya.

Dream - Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, kembali diguncang rentetan gempa, Minggu 19 Agustus 2018. Pusat Vulaknologi Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM mencatat ada enam kali gempa berlangsung .

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, episentrum rentetan gempa Lombok itu diketahui saling berdekatan satu sama lainnya.

Penyebabnya, tidak lain adalah patahan Flores yang berdekatan dengan patahan yang menjadi episentrum 5 Agustus lalu.

Diduga gempa yang terjadi kemarin, masih berkaitan dengan peristiwa sebelumnya. “ Kalau dari posisi episenternya berdekatan. Jadi masih ada kaitannya dengan 5 Agustus yang lalu,” kata Dwikorita dikutip dari Pojoksatu.id, Senin 20 Agustus 2018.

Sampai saat ini, BMKG menduga titik pusat gempa adalah masih bidang patahan yang sama. Kemungkinan, ada beberapa pusat gempa yang menjadi kekuatan utamanya.

 

1 dari 3 halaman

Gempa akan Terus Terjadi

Gempa akan Terus Terjadi © Dream

Namun untuk memastikannya, masih harus membutuhkan analisis lebih dulu. “ Soalnya 7.0 Magnitudo sudah. Terus terjadi 7.0 lagi. Kan 7.0 Magnitudo terjadi dua kali,” jelasnya.

BMKG juga mengingatkan gempa susulan masih akan terus terjadi. Tapi berdasarkan catatan mereka intesitasnya terus menurun,” kata Dwikorita.

Hal itu, jelasnya, karena kondisi lempengan yang menjadi pusat gempa disebutnya masih belum stabil. “ Kondisi lempengan masih belum stabil. Ini akibat gempa 7.0 yang barusan tadi" .

Sumber: Pojoksatu.id

2 dari 3 halaman

Gawat! Benua Australia Terus Bergerak Mendekati Indonesia

Gawat! Benua Australia Terus Bergerak Mendekati Indonesia © Dream

Dream - Benua Australia rupanya terus bergerak. Saban tahun, benua di selatan Indonesia ini bergeser 7 sentimeter ke arah utara. Pergeseran ini terjadi karena pergerakan lempeng Bumi.

Sebagaimana dikutip Dream dari laman ABC News, Australia memang berada di atas lempeng tektonik yang memiliki pergerakan paling cepat dan bertumbukan dengan Lempeng Pasifik yang setiap tahun bergerak 11 sentimeter.

Akibat pertemuan dua lempeng ini, terjadilah gempa bumi. Misalnya, gempa berkekuatan 8,1 yang melanda utara Pulau Macquarie pada tanggal 23 Desember tahun 2004.

Menurut data, sejak tahun 1994 Benua Australia telah bergeser ke sebelah utara sejauh 1,5 meter. Oleh karena itu, para ilmuwan Negeri Kanguru itu kembali menghitung posisi Garis Bujur dan Garis Lintang negara mereka.

3 dari 3 halaman

Lihat Akibatnya

Lihat Akibatnya © Dream

Dream - Penghitungan titik koordinat itu akan meningkatkan akurasi semua informasi spasial di seluruh Australia untuk berbagai layanan termasuk transportasi, navigasi pribadi, dan survei.

Menurut pejabat Geoscience Australia, Dan Jaksa, pembaruan data ini sangat penting sebab ada perbedaan antara posisi saat ini dengan koordinat yang dipakai oleh Global Navigation Satellite Systems, seperti GPS.

" Garis benua memang tetap, tapi seiring berjalannya waktu, posisi itu dibandingkan dengan posisi GPS dapat membuat perbedaan, sehingga kita sangat perlu mengubahnya," tutur Jaksa.

Data baru penyesuaian ini akan dikeluarkan awal tahun depan. Tapi akan didasarkan pada proyeksi untuk tahun 2020.

Beri Komentar