Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nadiem: Semua Sekolah Harus Siap Tatap Muka

Nadiem: Semua Sekolah Harus Siap Tatap Muka Mendikbudristek Nadiem Makarim (Foto: Liputan6.com)

Dream - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengimbau seluruh sekolah di semua level PPKM agar segera mempersiapkan diri dalam menggelar PTM terbatas.

Menurutnya, persiapan tersebut guna mengantisipasi jika suatu daerah masuk ke PPKM Level 1-3, masih bisa melaksanakan PTM terbatas tanpa harus menunggu lama mempersiapkan diri.

“Jadi saya selalu bilang, konsepnya sangat jelas semua sekolah harus siap tatap muka mulai hari ini! Maksudnya siap-siap tatap muka. Bahayanya semua daerah di level 4 enggak siap-siap, tiba-tiba dia jadi level 3 lalu dia perlu berminggu-minggu lagi untuk preparasi,” ujar Nadiem dikutip kanal YouTube DPR RI dalam acara Raker bersama Komisi X DPR RI, Rabu 23 Agustus 2021.

Kriteria Sekolah Boleh Mengadakan PTM Terbatas

Dalam kesempatan tersebut, Nadiem juga menegaskan vaksinasi bagi guru, tenaga pendidik, serta siswa bukan syarat utama bisa digelarnya PTM terbatas. Seluruh sekolah yang daerhanya menerapkan PPKM Level 1-3 bisa mengadakan PTM terbatas.

"Saya ingin melakukan klarifikasi dan mohon dukungan. Saat ini yang boleh melakukan tatap muka (pembelajaran) adalah semua di PPKM Level 1-3 dan vaksinasi tidak menjadi kriteria atau harus menunggu vaksinasi dulu untuk boleh," ujar Nadiem.

Nadiem menjelaskan bahwa dari sekolah-sekolah yang berada di PPKM Level 1-3 mereka yang “wajib” atau didorong untuk menyediakan opsi PTM Terbatas bagi siswa adalah bagi guru dan tenaga kependidikannya telah divaksin secara lengkap.

"Jadi yang wajib itu kriterianya kalau guru dan tenaga pendidiknya sudah divaksin dua kali. Merekalah yang wajib, terutama di kota-kota besar, seperti DKI dan Surabaya,” ujarnya.

 

 

Imbauan

Nadiem mememperingatkan bahwa tiap sekolah yang hendak melangsungkan PTM terbatas untuk tidak tergesa-gesa.

Menurutnya, sekolah perlu mempersiapkan diri untuk memenuhi daftar periksa sebagaimana yang tercantum dalam SKB 4 Menteri tentang Pembelajaran di Tengah Pandemi Covid-19.

“Tentunya waktu untuk menyiapkan daftar periksa itu akan makan waktu. Banyak sekolah-sekolah mungkin membutuhkan satu dua minggu untuk memenuhi daftar periksanya dan lain-lain,” katanya.

 

Pekan Depan, DKI Mulai Terapkan Belajar Tatap Muka

Dream - Menyusul status wilayah ibukota yang menurun ke Level 3, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal menerapkan belajar tatap muka yang rencananya akan dimulai pekan depan.

Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja mengatakan, saat ini pembahasan secara komprehensif tengah dilakukan. Namun pelaksanaan PTM ini memang masih menunggu surat keputusan (SK) dari Kepala Dinas Pendidikan Nahdiyana.

" Bahwa kita memang menyiapkan untuk sekolah-sekolah melaksanakan PTM terbatas, rencana mungkin minggu depan, karena menunggu SK dari Bu Kadis," ujar Taga, dikutip dari Merdeka.com, Rabu 25 Agustus 2021.

 

615 Sekolah Ikut Uji Coba Tatap Muka

Taga menambahkan, uji coba pembelajaran tatap muka sebelumnya sudah pernah dilakukan di Jakarta. Namun, seiring dengan lonjakan kasus positif Covid-19 akibat varian Delta, kegiatan itu dihentikan sementara. Beberapa sekolah yang sudah melakukan uji coba menyatakan kesiapannya kembali melaksanakan PTM secara terbatas.

Taga menyebutkan, saat ini terdapat 243 sekolah yang siap memulai pembelajaran tatap muka terbatas yang diuji coba pada April dan Juni 2021. Sementara sekolah baru yang akan mengikuti PTM berjumlah 372.

" Jadi ada 615 sekolah yang kemarin dan digabungkan semuanya. Mudah-mudahan tidak berubah minggu depan," ucap Taga.

Rincian Sekolah

Berikut rincian 615 sekolah yang sudah ikut PTM terbatas sebelumnya;

1. Ujicoba terbatas pembelajaran campuran tanggal 7 April 2021 : 85 sekolah
2. Uji coba tahap 1 pembelajaran campuran tanggal 9 Juni 2021 : 138 sekolah
3. PTM terbatas (Agustus 2021) : 372

Menteri Nadiem Makarim Ingin Sekolah Tatap Muka Segera Berjalan, Ini Alasannya

Dream - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim memiliki alasan kuat mendorong Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di masa penerapan PPKM. Salah satunya adalah dampak jangka panjang dari sekolah lain bagi anak didik. 

Pemerintah diketahui sudah membolehkan pengelola sekolah yang berada di kawasan berstatus PPKM Level 1-3 untuk menjalankan kebijakan PTM Terbatas. Izin hanya diberikan jika pihak sekolah bisa menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama proses belajar.

" Level satu dua tiga sudah bisa membuka sekolah dengan syarat seusai SKB 4 menteri berlaku, kecuali level 4. Selain itu, guru yang sudah divaksinasi itu wajib ke sekolah," jelas Nadiem Makarim dalam raker dengan Komisi X DPR RI disiarkan kanal YouTube DPR, Senin 23 Agustus 2021.

 

Alasan Dibalik Keinginan Tatap Muka Dilakukan

Diakui Nadiem, proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang selama ini berlangsung memang membawa risiko signifikan pada anak usia sekolah. Salah satunya adalah potensi terjadinya anak putus sekolah, terutama para siswi.

Risiko lainnya dari sistem belajar online adalah kemungkinan terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) karena ketidaksiapan keluarga dalam mengawal proses belajar buah hatinya.

" ni kita semua sudah tahu, semua kita adalah orang tua, atau anak, atau punya teman, yang sudah mengalami ketegangan melaksanakan PJJ, jadi ini harus segera kita akselerasi," kata dia.

Nadiem kembali menegaskan sikap kementeriannya soal pelaksanaan PTM Terbatas tetap sama yaitu ingin segera mungkin proses belajar di sekolah segera berlangsung agar kondisi psikologis anak didik selalu terjaga.

Ditambahkannya, proses belajar jarak jauh memang sudah berlangsung terlalu lama. Kondisi ini dikhawatirkan akan mengganggu kondisi psikologis anak dan hilangnya kognitif learning yang membuat tingkat kekritisan anak didik berkurang. 

" Kita harus secepat mungkin membuka dengan protokol kesehatan yang ketat," tandasnya.

Banyak Terjadi KDRT pada Anak, Nadiem Ingin Segera Buka Sekolah Tatap Muka

Dream - Nadiem Makarim mengatakan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sebenarnya ingin pembelajaran tatap muka dilakukan secepatnya. Kemendikbud ingin sekolah tatap muka bisa dilakukan secara terbatas di daerah berstatus PPKM level 1, 2, dan 3.

" Saya dari bulan Januari, bahkan dari tahun kemarin, saya dan tim kami di Kemendikbudristek posisisinya sudah jelas. Secepat dan seaman mungkin semua anak harus balik sekolah, itu posisi kita sudah sangat jelas," kata Nadiem, dikutip dari Liputan6.com.

Dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Senin 23 Agustus 2021 itu, Nadiem menjelaskan bahwa beberapa bulan lalu, saat belajar tatap muka di sekolah telah disiapkan matang, tiba-tiba Covid-19 varian Delta menyerang Indonesia. Kemendikbud sangat kaget dan sedih.

" Kemendikbud itu salah satu minggu tersedih kita lah. Kita sudah kerja keras untuk mendorong daerah yang sulit sekali didorong untuk membuka sekolahnya akhirnya mereka membuka, tiba-tiba delta variant melanda," ujar Mendikbud itu.

Banyak Anak Alami KDRT Selama PJJ

Menurut Nadiem, belajar jarak jauh yang dilakukan selama ini memiliki sejumlah dampak negatif bagi pelajar. Di antaranya putus sekolah hingga mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

" Saya tidak harus menjelaskan lagi apa risikonya, ini kita sudah ada penurunan capaian belajar, banyak anak putus sekolah, apa lagi perempuan. Di berbagai macam daerah banyak learning loss yang dampaknya permanen, kekerasan terjadi dalam rumah tangga," kata dia.

" Ini kita semua sudah tahu, semua kita adalah orang tua, atau anak, atau punya teman, yang sudah mengalami ketegangan melaksanakan PJJ, jadi ini harus segera kita akselerasi," tambah Nadiem.

Dia menegaskan, Kemendikbud ingin pembelajaran tatap muka terbatas segera diterapkan agar kondisi psikologis anak terjaga.

" Setiap kali diskusi dengan kementerian-kementerian lain, posisi kami selalu sama, secepat mungkin. Ini sudah terlalu lama kondisi psikologis anak kita dan kognitif learning loss anak kita sudah terlalu kritis, kita harus secepat mungkin membuka dengan protokol kesehatan yang ketat," tandas Nadiem.

Bantuan Kuota Internet untuk Pelajar

Untuk bulan September, Oktober, dan November, Kemendikbud sudah menyalurkan Rp2,3 Triliun untuk bantuan kuota data internet bagi pelajar demi keberlangsungan pembelajaran jarak jauh.

" Besar bantuannya adalah untuk PAUD 7 giga per bulan, untuk anak dasar menengah 10 giga per bulan, untuk pendidikan PAUD dan guru 12 giga per bulan, dan untuk mahasiswa dan dosen 15 giga per bulan," terang Nadiem.

Nadiem mengingatkan bahwa kuota internet itu tidak digunakan untuk kegiatan di luar pendidikan. Semisal kuota internet digunakan untuk nonton film dan main game.

Kuota internet tersebut harus digunakan secara bijak dengan pengawasan ketat dari keluarga khususnya orang tua anak.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Siap-siap, Pembatasan Pertalite Mulai Berlaku Tahun Ini, hanya Kendaraan Tertentu Boleh Beli

Siap-siap, Pembatasan Pertalite Mulai Berlaku Tahun Ini, hanya Kendaraan Tertentu Boleh Beli

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan peraturan mengenai pembatasan BBM ditargetkan berlaku tahun ini.

Baca Selengkapnya
Ketua KPU Terbukti Langgar Kode Etik karena Terima Pencalonan Gibran

Ketua KPU Terbukti Langgar Kode Etik karena Terima Pencalonan Gibran

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pun menjatuhkan sanksi peringatan keras terakhir kepada Hasyim.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.