Insya Allah, Alquran Digital Kemenag Rilis Akhir Bulan Ini

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 17 Agustus 2016 18:02
Insya Allah, Alquran Digital Kemenag Rilis Akhir Bulan Ini
Rencananya Alquran digital akan diluncurkan berbarengan dengan Seminar Internasional Alquran.

Dream - Proses pengembangan Alquran digital resmi yang dikerjakan Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama (Kemenag) telah selesai. Aplikasi itu akan segera dirilis pada akhir bulan ini.

Menurut Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Muchlis Muhammad Hanafi, proses peluncuran aplikasi Alquran digital versi Kemenag dijadwalkan akan dilakukan berbarengan dengan Seminar Internasional Alquran.

" Insya Allah tanggal 30 Agustus bersamaan dengan Seminar Internasional Alquran," kata Muchlis saat dihubungi Dream melalui sambungan telepon, Selasa, 16 Agustus 2016.

Lamanya proses peluncuran Alquran digital itu karena harus melalui tahapan diskusi yang panjang. Selain proses teknis, salah satu diskusi yang menjadi perdebatan adalah cara memperlakukan Alquran digital.

" Alquran digital ini perlu diskusi panjang antara kyai-kyai kita dengan umaroh. Sebab ada yang menyatakan Alquran di handphone itu agak ini ya (kurang)," kata pelaksana tugas Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenag Syafrizal.

Meski begitu Muchlis menyebut permasalahan Alquran di dalam telepon seluler itu telah selesai. Sebab, para ulama bersepakat jika Alquran dalam bentuk digital bukanlah berbentuk mushaf.

" Selama aplikasi sistem berada di dalam handphone, itu tidak bisa disebut mushaf Alquran. Oleh sebab itu, boleh-boleh saja dibawa ke dalam toilet karena handphone itu bukan Alquran," kata dia.

Menurut dia yang kini masih menjadi perdebatan bagi para ulama adalah penggunaan nada dering ponsel berirama ayat-ayat suci Alquran. Sebab, suara yang keluar merupakan bentuk lain dari Alquran.

" Alquran itu kan ada dalam bentuk suara, bunyi, dan mushaf. Nah, ringtone itu kan kalau berbunyi surat Alquran. Tidak eloklah kalau suara itu sampai terdengar di tempat yang tidak suci," ucap dia.(Sah)

1 dari 2 halaman

Baca Quran Aplikasi di Ponsel Harus Berwudhu?

Baca Quran Aplikasi di Ponsel Harus Berwudhu? © Dream

Dream - Sebagian Muslim tentu sudah paham sebelum melaksanakan ibadah harus bersuci dulu. Termasuk juga ketika akan membaca Alquran, diharuskan untuk berwudhu terlebih dahulu.

Di zaman yang serba digital ini, membaca Alquran di manapun menjadi mudah. Karena sekarang sudah ada aplikasi Alquran di ponsel.

Yang menjadi pertanyaan, apakah membaca Alquran di ponsel harus berwudhu terlebih dahulu seperti ketika membaca mushaf Alquran?

Ponsel yang di dalamnya terdapat Alquran baik tulisan maupun rekaman tidak sama hukumnya dengan mushaf. Jadi, membacanya tanpa bewudhu terlebih dahulu diperbolehkan.

Selain itu, masuk kamar mandi atau melakukan hal lain dengan ponsel yang terdapat Alquran juga diperbolehkan.

Alasannya karena tulisan Alquran di ponsel tidak seperti tulisan dalam mushaf. Ia merupakan gelombang yang ditampakkan kemudian akan hilang, bukan huruf yang tetap. Selain itu, di dalam ponsel terdapat aplikasi Alquran serta aplikasi lainnya.

Ketika membaca Alquran dari mushaf diharuskan berwudhu, serta harus suci dari najis dan hadats. Hal ini tidak berlaku bagi orang yang akan membaca Alquran pada ponsel.
Selengkapnya, baca pada tautan ini.

2 dari 2 halaman

'Pak Ustaz, Apa Hukum Keluar Group WhatsApp?'

'Pak Ustaz, Apa  Hukum Keluar Group WhatsApp?' © Dream

Dream - Terkadang terbersit dalam pikiran kita untuk keluar dari grup WhatsApp. Ada saja yang mendorong kita untuk left. Merasa terganggu dengan pesan yang masuk bertubi-tubi, tak cocok dengan orang-orang di dalam grup, hingga memori ponsel yang tak memadai.

Namun bagaimana hukumnya meninggalkan grup WhatsApp, apakah termasuk perbuatan dosa karena dianggap memutus silaturahmi? Pertanyaan inilah yang diajukan kepada Ustaz Azhar Idrus.

Pendakwah asal Malaysia itu pun memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. “ Bila kita 'left group' bukan kita putus silaturahim,” demikian penjelasan Ustaz Azhar.

“ Putus silaturahim ini haram dosa besar, berat sangat itu sebagai contoh kalau putus silaturahim ini ada bapak saudara buang bapa saudara 'left group' bukan sampai tahap begitu.”

Menurut dia, seseorang punya banyak alasan untuk memutuskan keluar dari grup WhatsApp. “ Kadang-kadang sebab kita tidak suka keadaan orang yang bercakap di dalam itu, kadang-kadang kita rasa grup itu tiada faedah, dan kadang-kadang terlalu banyak grup.”

Namun, Azhar Idrus menambahkan, apabila seseorang hendak 'left group' mereka disarankan agar memberitahu terlebih dahulu agar tidak menimbulkan prasangka. “ Bila orang sudah tahu mereka tidak tertanya-tanya.”

“ Bila kita ingin keluar minta maaf, nyatakan sebab, jadi boleh 'left group' tidak masalah,” tambah Azhar.

Dia juga berpesan kepada pengguna media sosial untuk menyebarkan dakwah dan perkara-perkara yang baik.

“ Bukan membagikan hadis dan dakwah-dakwah saja, berbagi tentang ilmu seperti 'bagaimana untuk memasak dengan baik' juga boleh dibagikan di media sosial,” kata Azhar. (Sah)

Beri Komentar