Israel Dirikan Dinding Pemisah di Yerusalem Timur

Reporter : Dream.co.id
Senin, 19 Oktober 2015 12:04
Israel Dirikan Dinding Pemisah di Yerusalem Timur
Dinding setinggi 2,5 meter dengan lebar 2 meter ini didirikan setelah terjadinya insiden yang menewaskan 42 warga Palestina dan tujuh warga Israel beberapa hari lalu.

Dream - Israel mendirikan dinding pemisah di Yerusalem Timur pada Minggu, 18 Oktober 2015. Mereka berdalih dinding itu dibangun untuk melindungi warga Israel dari serangan usai insiden yang terjadi di kawasan tersebut.

Dinding tersebut secara efektif memisahkan Jabel Mukaber di Palestina dengan daerah Yahudi Armon Hanatziv. Upaya ini menuai kritik dari pihak oposisi pemerintah Israel dan menuding langkah ini dijalankan oleh divisi de facto Yerusalem.

Polisi Israel telah menempatkan enam panel dinding berukuran tinggi 2,5 meter dan lebar 2 meter. Di bagian bawah panel tersebut tercantum tulisan dalam huruf Ibrani yang berbunyi 'penghalang sementara'.

Otoritas Yerusalem mengatakan, berdirinya dinding tersebut akan menutup akses sepanjang 300 meter. Dinding itu dibangun dengan dipusatkan pada wilayah yang menjadi lokasi bentrokan dan penyerangan terhadap pemukiman Yahudi dan sejumlah mobil.

Jabel Mukaber menjadi titik pusat munculnya gelombang kekerasan yang menewaskan sedikitnya 42 warga Palestina dan tujuh warga Israel. Insiden itu menimbulkan kekhawatiran akan pemberontakan warga Palestina.

Dinding pemisah itu juga dilengkapi pos pemeriksaan, yang akan ditempatkan di beberapa titik seperti di Yerusalem Timur, yang masuk sektor Palestina, termasuk juga Jabel Mukaber.

Persatuan Zionis (Zionist Union), partai berhaluan kiri moderat yang merupakan pihak oposisi dari koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengkritik langkah tersebut.

" Netanyahu secara resmi memisahkan Yerusalem hari ini," demikian bunyi pernyataan tersebut. " Netanyahu tidak mampu lagi menjaga keamanan warga Israel dan kesatuan Yerusalem," lanjut pernyataan itu.

Israel menganggap Yerusalem, kawasan yang berhasil dikuasai secara penuh setelah memenangkan Perang Enam Hari pada 1967, sebagai kawasan bersejarah dan tidak bisa dibagi.

Tetapi, bagaimanapun, warga Palestina mendapat lebih banyak kota yang menjadi lokasi pendudukan Israel dan ingin menghendaki ibukota masa depan sebagai negara merdeka berlokasi di Yerusalem.

(Ism, Sumber: arabnews.com)

 

Beri Komentar