Jelang KTT Ulama Sedunia, Imam Besar Al-Azhar ke Indonesia

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 1 Mei 2018 18:02
Jelang KTT Ulama Sedunia, Imam Besar Al-Azhar ke Indonesia
Din Syamsuddin mengatakan kehadiran Syeikh Al-Azhar bermakna penting.

Dream - Imam Besar Al-Azhar Ahmed Mohamed Ahmad Thayyib tiba di Jakarta, Minggu, 30 April 2018 dalam rangka menjadi pembicara kunci dalam kegiatan High Level Consultation of World Muslim Scholars On Wasatiyyat Islam (HLC-WMS) di Bogor, Jawa Barat, pada 1 hingga 3 Mei 2018.

Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin mengatakan, kehadiran Imam Besar Al-Azhar bermakna penting. Sebab, selama ini Imam Besar Al Azhar telah memberikan perhatian besar kepada Indonesia.

“ Imam Besar Syaikh Thayyib diundang untuk menghadiri acara HLC tersebut, karena tema besarnya sesuai dengan nilai-nilai penting dalam manhaj Al-Azhar, Wasatiyat Islam,” kata Din dikutip Dream dari Anadolu Agency, Senin, 30 April 2018.

Din mengatakan, HLC-WMS akan membahas Islam Wasathiyah, mulai dari tataran konsepsi, implementasinya dari masa ke masa sejak zaman Nabi Muhammad.

Selain itu dalam pertemuan di Bogor, Jawa Barat akan dibahas pula pengalaman Indonesia mengimplementasikan Wasatiyyat Islam, serta tantangan, dan peluang Wastiyyat Islam dalam peradaban global.

“ HLC-WMS akan melahirkan Bogor Message, dokumen penting yang bisa menjadi acuan umat manusia dalam mengembangkan peradaban melalui prinsip jalan tengah,” kata Din.

Kehadiran para ulama dan tokoh cendekiawan dunia dalam forum HLC-WMS juga dapat menjadi peluang mempromosikan konsep Islam Wasathiyah yang berkembang di Indonesia.

Din optimistis konsep Islam Wasathiyah di Indonesia dapat menjadi model di dunia untuk menyelesaikan permasalahan global.

Dalam acara ini, kata Din, ada beberapa tawaran yang disodorkan Indonesia.

Pertama, mengenai konsepsi Islam Wasathiyah. Selama ini, beberapa negara lain seperti Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Malaysia juga memiliki gerakan Islam Wasathiyah. Tetapi, ada perspektif lain yang ditawarkan Indonesia.

Kedua, pengalaman Indonesia menerapkan Islam Wasathiyah memberikan tawaran mengenai fungsi agama.

“ Di Indonesia, peran organisasi masyarakat sipil kalangan Islam menempatkan agama berfungsi sebagai sarana teologi pembebasan dari kelaparan dan ketakutan,” ucap Din.

Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan kunjungan Imam Besar Al-Azhar sangat penting, karena salah satu perguruan tinggi Islam tertua di Mesir itu selalu mengusung Islam Wasatiyah.

" Lewat KTT yang dihadiri ulama Islam terkemuka di dunia inilah kita akan meneguhkan komitmen bersama untuk menyebarkan nilai Islam Wasatiyah," kata Lukman. (ism) 

Beri Komentar