Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kepala Badan Intelijen Domestik Jerman, Hans Georg Maassen, meminta pemerintah negaranya mewaspadai pergerakan China. Negeri kaya Eropa itu khawatir dengan kemampuan China yang menginvestasikan dananya besar-besaran di bidang teknologi.
Aksi negara Tirai Bambu bahkan disandingkan dengan kemampuan Amerika Serikat (AS).
Hans mendeteksi kemungkinan itu sejak penurunan cukup tajam aktivitas spionase China di kawasan Eropa. Dia mengaku baru sadar Beijing berinvestasi pada teknologi tingkat tinggi di Jerman.
" Spionase industri tidak lagi diperlukan jika sebuah negara dapat mengambil keuntungan dari peraturan ekonomi liberal. Mereka membeli perusahaan dan kemudian mengeluarkannya, atau menganibalkannya untuk mendapat akses ke sumber pengetahuan penting," ujar Hans dalam sebuah konferensi siber.
Hans juga meminta Jerman tak mengambil risiko menghilangkan berbagai teknologi kunci. Dia prihatin China telah mengambil saham mayoritas produsen robotik Kuka pada 2016.
Dilaporkan South Morning China Post, pada Maret 2018, Hans mengatakan, 20 persen saham operator jaringan Jerman 50Hertz telah dibeli State Grid Corporation of China.
Sebelumnya, merek otomotif, China, Geely membeli 10 persen saham produsen Mercedes-Benz, Damiler.
" Kementerian Ekonomi Jerman mendapat beberapa pengajuan investasi China di bidang teknologi tinggi, dalam satu tahun terakhir. Ini harus diperhatikan dengan saksama, jangan sampai kita dikendalikan oleh mereka," ujar Hans.
Sumber: Liputan6.com/Happy Ferdian Syah Utomo
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
