Kapolri dan Dewan Pertimbangan MUI Bahas Persoalan Kekinian

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 21 Maret 2017 19:19
Kapolri dan Dewan Pertimbangan MUI Bahas Persoalan Kekinian
Tito memberikan penjelasan terkait beberapa isu aktual, seperti tenaga kerja China masuk ke Indonesia.

Dream - Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian, menghadiri rapat pleno Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membahas sejumlah persoalan kekinian yang terjadi di Indonesia.

Tito mengatakan, persoalan yang menjadi kecemasan umat Islam saat ini adalah ketimpangan sosial akibat jarak kepemilikan modal. Banyak anggota MUI khawatir kerja sama ekonomi Indonesia dengan China dapat berakhir buruk.

" Negara harus realistis. Saat ini ada tiga kekuatan ekonomi yang sedang menguasai dunia, yaitu China, Korea Selatan, dan Jepang," kata Tito, di Gedung MUI, Jakarta Pusat, Selasa 21 Maret 2017.

Menurut dia, selama hampir 20 tahun, ekonomi China mengalami perkembangan pesat. Bahkan, dalam kurun waktu tersebut China telah menggeser Amerika Serikat sebagai negara pemimpin dunia.

Ketakutan mengenai eksodus tenaga kerja China ke Indonesia, tambah Tito, tak beralasan. Sebab, berdasarkan informasi yang dia dapat, jumlah tenaga kerja asal negeri Tirai Bambu itu hanya berjumlah 21 ribu

Jumlah itu muncul lantaran beberapa alasan. Menurut Tito, beberapa pengusaha yang ditemuinya memilih menggunakan tenaga kerja China ketimbang Indonesia karena alasan etos kerja.

" Proyek di Sultra, saya menemukan alasan tersebut," ucap dia.

Tito menjamin, jumlah itu tidak akan mengganggu perubahan sistem politik Indonesia. " Jumlah 21 ribu itu tak akan mengganggu sistem politik kita," kata dia.

Dia berharap, isu dan konflik kecil semacam itu tidak mengubah kondisi dan kerukunan warga masyarakat. " Makin heterogen, diversity, beragam potensi konfliknya makin tinggi," kata dia.

Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin, mengatakan dialog antara ulama dengan umara menjadi bentuk solusi atas masalah yang kerap muncul.

" Ini dialog dari hati ke hati, bukan hanya otak saja atau okol dengan okol," kata Din.

Beri Komentar