Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Rekaman percakapan yang diduga berasal dari kokpit Ethiopian Airlines yang jatuh pada Rabu 10 Maret 2019 menjadi perbincangan di media sosial. Dalam rekaman itu terdengar percakapan terakhir sang pilot sebelum pesawat nahas itu jatuh.
" Angkat! Angkat!" demikian suara yang terdengar dalam rekaman itu, sebelum akhirnya pembicaraan di radio mati, dikutip dari Wall Street Journal, Senin 1 April 2019.
Rekaman suara terakhir pilot itu diduga sempat terekam dalam kotak hitam yang ditemukan dua pekan lalu. Dugaan yang muncul, pesawat tersebut terjauh karena sistem anti-stall pada Boeing 727 Max yang mengalami kerusakan setelah lepas landas.
Mengutip anggota penyelidikan, kopilot Ahmed Nur Mohammed menghubungi petugas Air Traffic Controller (ATC) dan melaporkan terjadinya masalah `kontrol penerbangan`.
Petugas dari menara ATC kemudian meminta detail ke pilot utama, Kapten Yared Getachew, yang mencoba menaikkan posisi pesawat dan memperbaiki posisi terbang.
Dua menit setelah pesawat terbang, dikabarkan terjadi guncangan. Kondisi itu berubah menjadi lompatan liar, yang kemudian menghasilkan posisi menukik tajam.
Sejak terbang hingga akhirnya jatuh, pesawat ini memakan waktu hanya enam menit.
Fitur kontrol anti-stall milik Boeing 727 Max diduga juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air, Oktober 2018. Sebanyak 189 orang tewas akibat peristiwa jatuhnya Lion Air di Perairan Kerawang.
Dream - Laporan penyelidikan sementara jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines pada 10 Maret mendapat temuan mengejutkan. Kecelakaan itu mirip dengan pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di Laut Jawa pada 29 Oktober tahun lalu.
" Selama investigasi FDR [Flight Data Recorder], kesamaan yang jelas dicatat antara Ethiopian Airlines Penerbangan 302 dan Lion Air Flight 610 di Indonesia, yang akan menjadi subjek penyelidikan lebih lanjut," kata Menteri Transportasi Ethiopia, Dagmawit Moges, dikutip dari The Wahsington Post, Senin 18 Maret 2019.
Menurut Dagmawit, kotak hitam, baik FDR maupun Cockpit Voice Recorder atau CVR, pesawat Ethiopian Airlines dalam kondisi baik. Kedua rekaman itu memberi data yang cukup untuk mengungkap penyebab kecelakaan yang menewaskan 157 orang tersebut.
Dagwamit menambahkan, Badan Investigasi Kecelakaan di kementeriannya akan mengumumkan hasil laporan awal penyebab kecelakaan pesawat dengan nomor penerbangan 302 itu pada 30 hari mendatang.
Data awal penerbangan Ethiopian Airlines serta informasi satelit menunjukkan jalur penerbangan yang tidak menentu selama enam menit sebelum jatuh di dekat Addis Ababa.
Pesawat tujuan Nairobi, Kenya, itu naik dan turun lalu naik lagi. Kecepatan pesawat saat takeoff juga tidak normal. Lebih cepat dari seharusnya.
Menurut laporan sementara itu, ada cukup banyak kemiripan jatuhnya pesawat itu dengan jet Boeing 737 Max-8 Lion Air di Indonesia pada Oktober lalu.
Dalam penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memang menemukan adanya masalah sensor Angle of Attack (AoA) pada JT610. Ada perbedaan 20 derajat antara AoA kanan dan kiri.
Data kotak hitam juga menunjukkan pesawat yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Pangkalpinang itu terbang dengan kondisi hidung pesawat naik turun hingga Digital FDR ebrhenti merekam data.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik