Kepala BNPT Ingatkan Hati-Hati Pergunakan Kata Radikalisme

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 20 Juli 2018 12:02
Kepala BNPT Ingatkan Hati-Hati Pergunakan Kata Radikalisme
Radikalisme bisa bermakna positif maupun negatif.

Dream - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam menggunakan kata radikalisme. Istilah ini memiliki makna ganda bergantung pada konteksnya.

" Einstein menemukan sesuatu yang juga radikal di bidang pengetahuan. Nah, radikalisme dalam ilmu pengetahuan ini bermakna positif," kata Suhardi saat penandatanganan MoU Pencegahan Paham Radikal dan Intoleran antara Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan BNPT, dikutip dari kemenag.go.id, Jumat 20 Juli 2018.

MoU tersebut ditandatangani oleh Suhardi, Sekjen Kemenag Nur Syam mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, serta Mendikbud Muhadjir Effendy.

Menurut Suhardi, makna negatif dari radikalisme muncul dikaitkan dengan kekerasan terutama dalam agama. Contohnya, berpaham anti-toleransi, anti-NKRI, serta menyebarkan pandangan takfiri.

Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan hal senada. Sehingga, dia lebih suka menggunakan istilah lain untuk menyebut aksi teror dan kekerasan dibandingkan dengan istilah radikalisme.

" Saya lebih suka menggunakan istilah paham-paham yang berbahaya," kata Muhadjir.

Muhadjir menjelaskan paham berbahaya tidak hanya terkait agama. Bisa terkait budaya maupun sosial kemasyarakatan.

" Segala sesuatu yang berlebihan itu berbahaya," kata Muhadjir.

Lebih lanjut, Muhadjir berharap kesepakatan yang sudah terjadi antara Kemenag, Kemendikbud dan BNPT bisa ditindaklanjuti dengan kerja sama yang lebih rinci. Program yang bisa dijalankan antara lain pembinaan guru agama di sekolah umum.

" Guru agama bertanggung jawaah untuk membina organisasi ekstra siswa seperti ROHIS dan bahkan juga berkewajiban membina keagamaan guru umum," kata Muhadjir. (ism)

Beri Komentar