Para Siswi SMP-SMA Ar-Rohmah Putri Raih 6 Medali Olimpiade Matematika (Foto: Istimewa)
Dream - Pelajar Indonesia semakin banyak menorehkan prestasi di ajang internasional. Kali ini, prestasi itu diraih oleh santri SMP-SMA Ar-Rohmah Putri Pesantren Hidayatullah Malang, Jawa Timur yang menjuarai ajang " Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) 2019" di Phuket, Thailand, 5-8 April 2019.
Para siswi yang meraih prestasi itu yakni Dealova Nabila Salmah, kelas VII SMP yang meraih medali perunggu. Sedangkan lima Merit Award diraih masing-masing oleh Megan Madeeha kelas VII SMP, Ekatwa Sahdah Dyah Ayu kelas VII SMP, Rahma Fitria Putri kelas VII SMP, Marshanda Frida Damayanti kelas X SMA dan Putri Zakia Salsabila kelas XI SMA.
" Syukur Alhamdulilah, santri SMP-SMA Ar-Rohmah Putri kembali berprestasi di kancah internasional," ujar Penanggung Jawab Olimpiade SMP-SMA Ar-Rohmah Putri, Riani Triageng Anjarsari dalam keterangan tertulis yang diterima Dream, Minggu 28 April 2019.
Riani mengatakan TIMO merupakan ajang bergengsi olimpiade matematika di tingkat internasional. Total, ada 21 negara dengan ribuan peserta yang mengikuti olimpiade ini.
Para peserta diharuskan mengerjakan soal mengenai logical thinking, combinatoric, geometri, number theory, dan algebra.
Riani menjelaskan para siswi yang menjadi peserta dari sekolahnya diwajibkan mengikuti persiapan enam bulan sebelum olimpiade diselenggarakan.
Ia berharap, prestasi ini bisa menginspirasi para siswa lain untuk dapat beprestasi di bidangnya masing-masing.
" Belajarlah dengan sungguh-sungguh, maka kelak prestasi akan menghampiri" kata dia.
Dream - Indonesia saat ini tengah berbahagia karena sukses menyelenggarakan Asian Games 2018. Selain itu, para atletnya juga melampaui target perolehan medali emas dari 16 menjadi 31.
Di tengah sibuknya membicarakan perolehan medali di Asian Games 2018, ada siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kota Blitar, Jawa Timur yang juga mendapat medali emas.
Siswa MI itu bernama Zufar Hanasta Ilmi. Dia meraih emas di ajang Hongkong International matematic Olimpiade (HKIMO).
Raihan siswa kelas tiga itu tentu sangat membanggakan karena dia mampu berprestasi diusianya yang masih belia.
" Alhamdulillah, sesuai harapan kita semua ananda Zufar Hanasta Ilmi meraih medali emas dalam ajang Hongkong Internasional Matematic Olimpiade Internasional di Hongkong," ujar guru Nizar, Mansyur Sururi seperti dikutip di laman jatim.kemenag.go.id.
Ia berharap, prestasi Nizar dapat terus ditingkatkan dan menjadi motivasi bagi siswa lainnya.
" Selamat, semoga bisa menginspirasi kita semua. Madrasah Hebat – Madrasah Bermartabat," kata dia. (ism)
Dream - Siswa madrasah kembali menorehkan prestasi tingkat internasional. Kali ini giliran Lutfi Bima Putra, siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 9 Petukangan, Jakarta Barat. Pelajar cilik ini meraih medali emas dalam ajang International Mathematics Competition (IMC) yang digelar di Singapura, pada 30 Juli lalu.
Kepala MIN 9 Petukangan, Asyim, mengatakan IMC merupakan ajang kompetisi matematika yang digelar hampir setiap tahun oleh IMC Union. Kompetisi ini diadakan dengan tujuan mempopulerkan pendidikan matematika.
Tidak hanya itu, kompetisi tersebut juga memiliki tujuan mengubah pandangan generasi muda tentang matematika. Hingga saat ini, banyak pelajar memandang matematika sebagai ilmu yang sukar.
" Perlombaan ini diikuti oleh negara Singapura, Filipina, China, Malaysia, Vietnam, Iran, Korea Selatan, Hongkong, dan Myanmar," ujar Asyim, dikutip dari laman kemenag.go.id, Rabu 3 Agustus 2016.
Asyim merupakan salah satu pendamping Lutfi dalam kompetisi matematika bergengsi tersebut. Asyim mengatakan Lutfi telah menjalani persiapan cukup intensif sebelum mengikuti kompetisi tersebut.
Menurut dia, putra pasangan Billy Zusmaily dan Marini Rasyidin ini berlatih soal-soal matematika bertaraf nasional maupun internasional.
" Saya pribadi berharap siswa-siswi madrasah akan lebih banyak lagi terlibat pada event-event seperti ini. Sebab saya yakin, siswa-siswi madrasah juga memiliki kemampuan yang sama dengan siswa-siswi di luar negeri. Buktinya adalah Lutfi Bima Putra," kata Asyim.
Dream - Satu lagi putra bangsa kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Mohammad Yasya Bahrul Ulum berhasil membawa pulang medali emas dalam International Mathematics Competition (IMC) for University Student 2014.
Yasya mampu menyisihkan 324 peserta dari 44 negara di ajang bergengsi tersebut. Dalam kompetisi ini, para peserta diminta memecahkan masalah dalam bentuk esai. Bidang yang dikompetisikan adalah aljabar, analisis, geometri dan kombinatorik.
Peserta diberikan lima soal yang disajikan dalam bahasa Inggris setiap harinya. Waktu untuk mengerjakannya adalah selama dua hari. ''Setiap harinya diberikan alokasi waktu satu jam,'' kata Yasya dikutip Dream.co.id dari laman ITS.ac.id, Selasa 12 Agustus 2014.
Meski sempat merasa minder, Yasya terus mengerjakan soal dengan usaha terbaiknya. Ia mengaku, secara keseluruhan ada tiga soal yang belum bisa ia jawab dengan benar. ''Saya tidak bisa mengerjakan soal bagian kombinatorik, cukup susah,'' akunya.
Meski begitu mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ini berhasil memperoleh selisih nilai 30 poin dari grand first prize dan menempatkannya dalam posisi emas.
Dengan perolehan itu, ia berhasil unggul dari pesaing lain yang berasal dari perguruan tinggi ternama di dunia, seperti Universitat Bonn di Jerman, Yale University di Amerika Serikat, University of Gottingen di Jerman, Moscow Institute of Physics and Technology di Rusia, University College London, Universidad Nacional Autonoma de Mexico, University of Illinois at Urbana Campaign serta Nanyang Technological University Singapura.
Dari keseluruhan lawan, Israel menurut Yasya tetap menjadi lawan terberatnya. ''Peraih first grand prize berasal dari Israel,'' ujarnya. Seperti dikutip dari laman resmi IMC, Israel menempatkan lima mahasiswanya di posisi emas, sehingga berhasil meraih juara umum. Sedangkan Yasha menjadi satu-satunya peraih emas dari enam delegasi lain yang dikirim Indonesia dalam kompetisi ini.
Atas prestasi tersebut, Yasya dianugerahi beasiswa Olimpiade Sains Internasional (OSI) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia hingga studi doktoral di seluruh perguruan tinggi di dunia.
Saat ditanya rencana studi magisternya, Yasya mengaku menginginkan kuliah di Jurusan Matematika ITB. ''Saya ingin mempersiapkan dulu kemampuan Matematika saya di ITB, baru ke luar negeri,'' ujarnya.
Salat Malam
Prestasi ini memang bukan kiprah pertama bagi Yasya dalam olimpiade Matematika. Ia memiliki catatan prestasi gemilang dalam kompetisi yang membutuhkan ketelitian tinggi ini. Sejak SMP, putra pasangan Imam Chumaedi dan Shofiyah ini telah beberapa kali menjuarai OSN.
Ternyata kesuksesan Yasya di ajang olimpiade Matematika tidak hanya karena ketekunannya dalam belajar dan berlatih soal. Ia selalu menyempatkan diri untuk salat malam setiap harinya.
Menurutnya, rutinitas tersebut ia lakukan untuk membangun mental positifnya. ''Kita bisa intropeksi diri dan memperkuat semangat serta motivasi,'' kata pemuda yang saat ini berumur 20 tahun itu.
Mahasiswa yang hobi bermain games dan olahraga futsal ini berpesan kepada mahasiswa dan para pelajar lainnya untuk tidak bermalas-malasan dalam belajar.
Menurutnya, pemuda adalah generasi masa depan yang menjadi penentu kemajuan Indonesia. ''Kalau bermalas-malasan, ya negeri kita akan bobrok,'' pesan dia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN