Lima Tradisi Unik Ramadan dari Maroko

Reporter : Syahid Latif
Sabtu, 11 Juli 2015 18:05
Lima Tradisi Unik Ramadan dari Maroko
Pada 10 hari terakhir, warga Maroko sengaja merekam kegiatan mereka selama malam Lailatul Qadar.

Dream - Ramadan adalah bulan amal dan bulan mencari pahala. Kesucian Ramadan juga telah luruh dalam unsur-unsur budaya Maroko selama berabad-abad.

Di kota ini, Ramadan begitu terasa dalam sendi kehdupan masyarakat. Segala aktivitas warga sudah mengakar kuat dalam warga ini.

Mengutip laman marrocoworldnews, Sabtu, 11 Juli 2015, berikut adalah lima tradisi unik yang selalu dilakukan warga Maroko selama menyambut Ramadan:

Makanan Tradisional

Hidangan tradisional dan kue-kue adalah tradisi yang paling banyak dilakukan selama bulan Ramadan.

Jika berbuka puasa, sajian makanan tradisional Maroko adalah sup yang disebut Harira dan kue madu yang disebut Chebbakiya.

Selain itu warga Maroko antusias untuk menghias meja mereka dengan segala macam kue khas Maroko seperti briwate, baghrire, dan msemmen.

Di masa lalu, sebagian besar keluarga di Maroko membuat sendiri kue-kue tersebut di rumah. Namun saat ini banyak yang memilih untuk membeli kue lezat tersebut di toko roti yang bertambah jumlahnya selama bulan Ramadan.

Musik Tradisional

Bagi warga Maroko, Ramadan adalah waktunya untuk mendengarkan Amdah dan musik khas Andalusia, yang merupakan genre musik tradisional yang disebarkan oleh muslim Spanyol yang berisi puisi memuji Nabi Muhammad.

Dua jenis musik itu telah menjadi bagian dari tradisi Maroko selama empat abad terakhir. Biasanya televisi nasional Maroko akan menyiarkan Amdah dan musik Andalusia beberapa menit sebelum buka puasa.

Musik Andalusia juga bisa ditemui di hari libur keagamaan lainnya, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

Pakaian Tradisional

Selama bulan suci, warga Maroko akan mengenakan abaya dan jellaba, kostum tradisional Maroko. Pria dan wanita dari segala usia akan memakai jellaba selama bulan Ramadan karena terasa nyaman dan dianggap pakaian yang sesuai untuk salat.

Meskipun tradisi mengenakan jellaba setiap hari telah berkurang di kalangan anak muda, setiap Ramadan semua warga dari segala usia akan memakainya. Sehingga ada kesan jellaba hanya populer dan tren saat Ramadan saja.

Kumpul Keluarga

Seperti warga Indonesia, rakyat Maroko juga sangat menghargai waktu kumpul keluarga jika Ramadan sudah tiba. Kumpul keluarga menjadi lebih populer selama bulan Ramadan karena sesuai dengan Islam.

Kumpul keluarga bertujuan untuk mempertahankan hubungan kekeluargaan dan persaudaraan di kalangan anggota keluarga.

Perayaan Malam Lailatul Qadar

Lailatul Qadar, malam seribu bulan, masih menjadi malam yang penting dan dirayakan oleh warga Maroko. Beberapa keluarga Maroko biasanya merayakan kebesaran Malam Lailatul Qadar dengan memasak couscous (makanan khas negara-negara Maghreb, lebih populer di Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Libya), serta merias anak-anak mereka dengan makeup dan henna.

Dengan semakin majunya zaman, beberapa warga Maroko akan merekam kegiatan mereka selama Malam Lailatul Qadar agar kegembiraan pada hari itu tak terlupakan.

Beri Komentar