Meski di Ajang Veteran, Indonesia Tetap Borong Medali

Reporter : Ramdania
Senin, 28 September 2015 17:02
Meski di Ajang Veteran, Indonesia Tetap Borong Medali
Mereka tetap torehkan prestasi di ajang bulutangkis internasional.

Dream - Indonesia memang bukan lawan yang mudah dalam pertandingan bulutangkis. Tidak hanya di pertandingan reguler, tetapi untuk pertandingan para pemain bulu tangkis senior. Dalam ajang BWF World Senior Championships 2015, para pebulutangkis veteran Indonesia tetap mengharumkan nama bangsa dengan meraih empat gelar juara.

Seperti dikutip dari laman situs Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), pada turnamen tahunan yang berlangsung di Helsinborg, Swedia, 20-26 September 2015 ini, Indonesia memetik gelar dari Tony Gunawan/Flandy Limpele di kategori ganda putra +35, Hariyanto Arbi/Tri Kusharjanto (ganda putra +40), Hastomo Arbi (tunggal putra +55) serta Uun Setiawan Santoso/Simbarsono Sutanto (ganda putra +55).

Sedangkan medali perak diraih Karyanto Tan/Suganyanto Hadi Wahono (ganda putra +50) sementara perungu datang dari Tri Cahyo/Eddy Hartono (ganda putra +45) dan pasangan gado-gado, Dharma Gunawi/Jurgen Koch (INA/DEN, ganda putra +40).

“ Hasil ini sangat membanggakan, melebihi hasil sebelumnya di BWF World Senior Championships 2013 di Turki dimana Indonesia mendapat dua medali emas. Padahal beberapa pemain veteran kita kondisinya sedang tidak bagus, seperti Eddy Hartono,” kata Bambang Roedyanto, Kasubid Hubungan Internasional PBSI.

“ Prestasi ini membuktikan bahwa pemain veteran Indonesia masih bisa unjuk gigi di kancah internasional. Mereka sangat termotivasi untuk mengharumkan nama negara dan masih ingin menunjukkan ke pemain-pemain muda bahwa yang tua-tua masih bisa berprestasi, dengan harapan ini akan memompa semangat yang muda,” beber Rudy.

Para pemain veteran ini mengaku tak punya persiapan khusus jelang turnamen. Ide mengikuti kejuaraan pun diprakarsai oleh Effendy Widjaja dari klub Musica Champion Kudus. Latihan bersama selama satu minggu, hanya inilah yang menjadi modal pemain, bahkan Tony/Flandy tidak latihan bersama dan langsung bertanding.

Uniknya, turnamen ini bukan cuma jadi ajang berburu gelar, namun juga momen silaturahmi sekaligus reuni mantan-mantan pemain yang dulunya merajai panggung bulutangkis dunia. Mereka berkumpul bersama dan mengenang masa-masa kejayaan dan saling bercerita pengalaman bertanding kala menjadi musuh di lapangan. (Ism)

Beri Komentar