Aina Gamzatova, Muslimah Penantang Putin di Pilpres Rusia

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 2 Januari 2018 11:20
Aina Gamzatova, Muslimah Penantang Putin di Pilpres Rusia
Pencalonannya menjadi perbincangan di komunitas Muslim Rusia.

Dream - Aina Gamzatova. Muslimah 46 tahun ini tengah menjadi buah bibir di Rusia. Sebab, melalui akun Facebook, dia mengumumkan diri akan menjadi penantang Vladimir Putin pada pemilihan presden yang dihelat Maret mendatang.

Laman Al Jazeera melaporkan, ratusan pendukung Gazatova berkumpul di ibu kota Dagestan, Makhachkala, pada Sabtu, 31 Desember 2018.

Gamzatova merupakan pemimpin grup media Muslim terbesar di Rusia, Islam.ru. Media tersebut terdiri dari televisi, radio, dan gerai cetak, menulis buku tentang Islam.

Gamzatova merupakan istri dari Akhmad Abdulaev, mufti Dagestan. Sebelumnya, dia bersuami Pemimpin Muslim, Said Muhammad Abubakarov. Tetapi, Abubakarov meninggal pada 1998 karena mobilnya diledakkan teroris. Hingga saat ini pembunuh Abubakarov tak ditemukan.

Pencalonan Gamzatova menjadi pembahasan hangat di Komunitas Muslim Rusia. Beberapa orang menganggap pencalonan itu telah melangkahi jejak suaminya, sementara yang lain memuji tekadnya.

" Bagaimana dengan ajaran moral bahwa seorang wanita tidak bisa meninggalkan rumahnya tanpa suaminya?" kata seorang warga Muslim Rusia, Patimat Ibragimova.

Sementara, mualaf yang bekerja di Moskow, Aisha Anastasiya Korchagina, mengatakan, langkah Gamzatova patut diapresiasi.

" Dia cukup berani untuk menggunakan hak politiknya, yang diberikan kepada setiap warga negara Rusia, mencalonkan diri sebagai presiden, dia cukup berani untuk menjalankan sebuah kampanye pemilihan yang layak," ucap Korchagina.

Sejauh ini, pernyataan Gamzatova hanya muncul dari deklarasi pencalonannya pada Pilpres Rusia 2018.

" Ada ungkapan yang bagus, 'Sebuah rumah yang terkotak-kotakan, tidak akan berdiri'," tulis Gamzatova di Facebook.

" Negara kita, Rusia, adalah rumah kita, dan jika kita membagi diri kita menjadi Muslim dan Kristen, penduduk asli Kaukasus dan Rusia, pemerintah negara kita tidak akan ada."

Beri Komentar