Ibadah Haji Di Tengah Pandemi Covid-19 (Facebook/@haramain.info)
Dream - Pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan tanda-tanda berakhir. Kondisi ini berpengaruh terhadap sejumlah hal, khususnya pelaksanaan ibadah haji.
Menteri Agama, Fachrul Razi, mengatakan, hingga saat ini belum ada tanda-tanda dari Arab Saudi terkait pelaksanaan ibadah haji 2021. Tetapi, Kemenag mulai menjalankan upaya mitigasi.
" Sampai hari ini Pemerintah Indonesia belum mendapat tanda penyelenggaraan haji 2021. Saat ini telah dimulai mitigasi tahun depan dengan tiga opsi," ujar Fachrul, disiarkan channel YouTube DPR RI.
Opsi pertama, jemaah diberangkatkan dengan kuota penuh sebanyak 221 ribu. Opsi ini bisa dijalankan apabila pandemi Covid-19 dinyatakan telah berakhir.
Opsi ke dua, kata Fachrul, diberlakukan pembatasan kuota sesuai ketentuan dari Pemerintah Saudi. Opsi ini dipilih jika pandemi belum berakhir sekaligus belum tersedianya vaksin.
" Pembatasan kuota ini berdampak pada keberangkatan jemaah yang telah melakukan pelunasan BIPIH pada 2020. Tidak semua dapat diberangkatkan sesuai kriteria persyaratan yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi," kata Fachrul.
Sedangkan opsi ke tiga pemberangkatan ibadah haji 2021 ditiadakan. Ini bisa terjadi jika Pemerintah Arab Saudi tidak memberikan kuota haji sama sekali untuk Indonesia tahun ini.
" Jemaah batal diberangkatkan jika Pemerintah Arab Saudi tidak memberikan kuota kepada Pemerintah Indonesia," ucap Fachrul.
Pada musim haji 2020, Indonesia memutuskan untuk tidak memberangkatkan jemaah akibat pandemi Covid-19. Hal ini menyusul tidak adanya keputusan resmi dari Saudi terkait penyelenggaraan ibadah haji.
Belakangan, Saudi akhirnya tetap menggelar haji namun dengan kuota yang sangat dibatasi. Jemaah yang boleh berhaji hanya warga Saudi dan ekspatriat yang sudah mukim atau berdomisili di wilayah kerajaan.
Dream - Presiden Joko Widodo menyatakan siap jika harus menjadi yang terdepan atau orang pertama yang menerima suntikan vaksin. Tetapi, hal itu bergantung dari keputusan tim kesehatan.
" Kalau ada yang bertanya Presiden nanti di depan atau di belakang, kalau dari tim diminta saya yang paling depan, ya saya siap," ujar Jokowi usai meninjau pelaksanaan simulasi vaksinasi di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, disiarkan channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu 18 November 2020.
Jokowi menegaskan kaidah-kaidah ilmiah wajib dijalankan dalam pelaksanaan vaksinasi. Ini demi menjaga keselamatan masyarakat.
" Kita ingin keamanan, keselamatan masyarakat itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi," kata Jokowi.
Diperkirakan vaksinasi baru bisa dijalankan sekitar akhir 2020 atau awal 2021. Jokowi mengatakan skema distribusi vaksin ke seluruh Tanah Air sedang dalam penyiapan.
Menurut Jokowi, distribusi vaksin bukanlah perkara mudah. Vaksin tidak bisa dianggap sama dengan barang-barang lain karena memerlukan perlakuan khusus.
" Ini bukan barang seperti barang-barang yang lain. Memerlukan kedinginan dengan derajat tertentu," kata dia.
Selain itu, setiap vaksin dari perusahaan berbeda tidak bisa pula diperlakukan sama. Karena masing-masing vaksin memiliki karakter yang berbeda.
" Setiap vaksin dari produk yang berbeda memerlukan model distribusi yang berbeda," ucap Jokowi.
Saat ini, skema distribusi vaksin masih dalam tahap penyiapan. " Agar nanti daerah-daerah juga segera mendapat vaksin dan vaksinnya juga tidak rusak," ucap Jokowi.
Jokowi hari ini meninjau pelaksanaan simulasi vaksinasi di Puskesmas Tanah Sareal. Hadir mendampingi Jokowi yaitu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Presiden Joko Widodo menyatakan aparat harus tegas dalam menegakkan disiplin protokol kesehatan. Sikap ini perlu ditempuh agar masyarakat patuh dan menjalankan protokol pencegahan Covid-19.
" Ketegasan diperlukan mengingat angka-angka kasus aktif dan kesembuhan Covid-19 di Indonesia menunjukkan perbaikan, lebih baik dari rata-rata dunia," ujar Jokowi melalui Instagram.
Jokowi mengingatkan jangan sampai perkembangan penanganan Covid-19 yang baik di Indonesia rusak hanya karena tidak fokus. " Karena tidak berani mengambil tindakan hukum yang tegas di lapangan," kata Jokowi.
Dia juga mengingatkan para dokter, perawat, tenaga medis, dan paramedis sudah berjuang dan berkorban dalam penanganan Covid-19. Mereka dengan sukarela selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan mencurahkan tenaga untuk merawat para pasien Covid-19.
Mereka bahkan merelakan kepentingan pribadi demi menyelamatkan nyawa para pasien yang terkena Covid-19. Bahkan sampai tidak bisa berkumpul dengan keluarga.
" Jangan sampai apa yang telah dikerjakan oleh para dokter, perawat, tenaga medis, paramedis menjadi sia-sia," kata Jokowi.
Pemerintah, kata Jokowi, tidak akan segan bertindak tegas terhadap semua kegiatan yang bertentangan dengan protokol kesehatan. Serta menindak setiap aktivitas yang bertentangan dengan peraturan-peraturan yang ada.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN