Biaya Haji Indonesia Paling Murah di Asia Tenggara

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Selasa, 29 Januari 2019 14:00
Biaya Haji Indonesia Paling Murah di Asia Tenggara
Lebih murah ketimbang Malaysia dan Singapura.

Dream - Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Ramadhan Harisman, mengklaim biaya haji Indonesia paling murah di wilayah Asia Tenggara.

" Hasil kajian kami, dalam rentang 2015-2018, BPIH Indonesia adalah yang paling rendah dibanding Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura," ujar Ramadhan dalam keterangan resminya, Selasa 29 Januari 2019.

Ramadhan mengatakan, ketiga negara tersebut merupakan pengirim terbanyak jumlah jemaah haji setelah Indonesia.

Berdasarkan kajian tersebut, biaya haji di Brunei Darussalam pada 2015 sebesar US$ 8.738 (setara Rp123 juta), pada 2016 US$ 8.788 (setara Rp123,5 juta), kemudian pada 2017 sebesar US$ 8.422 (setara Rp123,5 juta) dan di 2018 biayanya sebesar US$ 8.980 (setara Rp126,5 juta).

Singapura mematok harga bagi calon jemaah haji pada 2015 sebesar US$ 5.176 (setara Rp72,9 juta), pada 2016 sebesar US$ 5.354 (setara Rp75,4 juta), pada 2017 US$ 4.436 (setara Rp62,5 juta) dan US$ 5.323 (setara Rp75 juta) di 2018.

Sementara itu, Ramadhan melanjutkan, pemerintah Malaysia mematok biaya haji pada 2015 sebesar US$ 2.750 (setara Rp38,7 juta), pada 2016 US$ 2.568 (setara Rp36,1 juta), US$ 2.254 (setara Rp36,1 juta) di 2017, dan US$ 2.557 (setara Rp36,04 juta) pada 2018.

" Dalam dollar, rata-rata BPIH Indonesia pada 2015 sebesar $2.717 (setara Rp38,2 juta). Sementara tiga tahun berikutnya adalah US$2.585 (setara Rp36,4 juta) di 2016, US$2.606 (setara Rp36,7) di 2017, dan US$2.632 (setara Rp37,09) di 2018," ucap dia.

Menurut Ramadhan, jika dibandingkan memang biaya haji Indonesia lebih tinggi US$400 (setara Rp5,6 juta) daripada Malaysia. Tapi, uang US$400 atau setara SAR 1.500 tersebut nantinya akan dikembalikan kepada jemaah sebagai uang saku selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.

" Jadi riil biaya haji yang dibayar jemaah haji Indonesia adalah US$ 2.312 di 2015, US$2.185 di 2016, US$2.206 di 2017, dan US$2.232 di 2018," kata dia.

1 dari 2 halaman

Murah Tapi Tak Asal-asalan

Ramadhan memastikan, meski biaya haji Indonesia paling murah se-ASEAN, fasilitas yang diberikan juga tidak asal-asalan. Untuk penginapan, Kemenag memiliki standar minimal bintang tiga.

Selain itu, layanan makan juga ditingkatkan oleh pemerintah. Ramadhan berujar, pada 2015 lalu, jemaah haji diberi layanan makan 12 kali selama di Mekah. Pada 2016, layanan makanan meningkat menjadi 15 kali, kemudian pada 2017 meningkat menjadi 25 kali, dan 40 kali di tahun 2018.

" Dari sisi kualitas, pemerintah juga mensyaratkan para penyedia konsumsi untuk mempekerjakan chef serta bumbu masakan dari Indonesia," ujar dia.

Untuk tenda di Arafah, pemerintah Indonesia juga terus berusaha meningkatkan kualitasnya. Terlebih, suhu panas yang mencapai 50 derajat celsius tentu sangat membuat tidak nyaman.

" Sejak 2017, semua tenda di Arafah sudah diperbarui dengan tenda yang terbuat dari PVC dan tahan api. Seluruh tenda juga dilengkapi pendingin udara (mist fan) dengan lantai beralaskan karpet serta didukung lampu penerangan yang cukup," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Usaha Tingkatkan Layanan Tenda Arafah

Ramadhan menuturkan, pemerintah hingga kini masih terus berupaya untuk meningkatkan layanan tenda di Arafah dengan memberikan AC di dalamnya. Hal itu tentu untuk membuat nyaman para jemaah ketika wukuf.

Terkait dengan biaya haji 2019, kata Ramadhan, Kemenag, DPR dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) masih terus menggodoknya. Hingga kini, mereka belum dapat mengumumkan berapa besaran pasti biayanya.

" Pemerintah, DPR, dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) terus membahas biaya haji 2019 dalam batasan kewajaran," ucap dia.

Beri Komentar