Perjuangan Anak Penarik Becak Tembus Bangku Kuliah UGM

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 19 Agustus 2015 07:00
Perjuangan Anak Penarik Becak Tembus Bangku Kuliah UGM
Beasiswa Bidik Misi menjadi penyelamat mimpi penggembala kambing ini.

Dream - Kisah perjuangan seorang pemuda untuk menggapai cita-citanya terulang lagi. Kali ini kisah itu datang dari seorang pemuda asal Bayat, Klaten.

Sudarmono, nama pemuda itu. Dengan ekonomi pas-pasan, dia berusaha untuk tetap melanjutkan studinya. Tak tanggung-tanggung, dia masuk di Universitas Gadjah Mada (UGM) kampus yang kini disebut mengenakan biaya kuliah cukup mahal.

Dalam wawancara dengan pihak Kampus Biru, Sudarmono mengaku memang berkeinginan bisa kuliah sejak di bangku sekolah dasar. Tapi, dia tak pernah memaksakan keinginannya. Ekonomi keluarga menjadi alasan terbesarnya.

Ayah Sudarmono, Wagiman, bekerja sebagai tukang becak. Adapun ibunya, Mursiyem seorang buruh tani. Dan, Sudarmono tak leha-leha. Dia turut membantu orang tuanya dengan menggembala kambing.

Sehari-harinya, Wagiman, menarik becak di sekitaran Pakualaman, Yogyakarta. Dari hasil menarik becaknya, Wagiman biasa mendapat Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu seharinya. Hasil itu harus dipotong uang kredit becak Rp 1000 setiap harinya.

Meski begitu, tekad Sudarmono sudah bulat. Berbekal doa dan restu orang tuanya dia berangkat mengikuti tes masuk. Hasilnya menggembirakan. Dia lolos ujian itu. Progam studi Ilmu dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, UGM.

" Saya kaget sekaligus bersyukur," kata Wagiman dikutip Dream dari laman ugm.ac.id.

Meski sudah diterima, tidak ada waktu beristirahat bagi Sudarmono. Sebab, dia harus mencari beasiswa untuk 'menyelamatkan' kuliahnya.

" Ketika teman-teman refreshing, saya masih fokus untuk mencari beasiswa masuk ke UGM. Memang, untuk mencapai sebuah kesuksesan diperlukan perjuangan lebih dibandingkan orang lain," kata pemuda kelahiran 24 Agustus 1997 itu.

Beruntung kuota beasiswa Bidik Misi UGM masih longgar. Namanya tercatat. UGM melalui Direktur Kemahasiswaan, Dr. Senawi berjanji akan menambah kuota itu.

" UGM akan berusaha memperjuangkan kuotanya bertambah. Kalaupun tidak, kita usahakan carikan donatur atau sumber-sumber lainnya," kata Senawi.

Kini, harapan besar keluarga ada dipundak pemuda itu. Sebab, orang tuanya berharap, dengan pendidikan itu derajat keluarganya dapat terangkat.

Beri Komentar