© 2025 Https://www.dream.co.id
Jakarta, 21 Mei 2025 – Pagelaran Sabang Merauke – The Indonesian Broadway kembali hadir sebagai perhelatan seni budaya terbesar di Tanah Air. Diselenggarakan pada 23–24 Agustus 2025 di Indonesia Arena, Senayan, acara tahun ini mengangkat tema “ Hikayat Nusantara”, menampilkan lebih dari 1.500 seniman dan kru yang akan menghidupkan legenda-legenda rakyat Indonesia dalam format teatrikal Broadway yang megah, berkelas internasional, sekaligus sarat pesan edukatif. Kisah-kisah klasik seperti Yuyu Kangkang, Si Tumang, Malin Kundang, Mahadewi, dan Calon Arang akan dikisahkan ulang dalam balutan musik, tari, dan narasi dramatik yang memukau.
Silvi Liswanda kembali bertindak sebagai Executive Producer bersama pemerhati seni Giok Hartono, dalam produksi akbar yang diposisikan sebagai perayaan budaya Indonesia lintas generasi. Pertunjukan ini digagas dan didukung penuh oleh iForte & Protelindo Group, yang sejak 2022 telah menjadikan Sabang Merauke sebagai agenda tahunan mereka.
Ferdinandus Aming Santoso, CEO & President Director iForte & Protelindo Group, menjelaskan, “ Pagelaran ini lahir dari semangat nasionalisme yang kami wujudkan pertama kali di Prambanan, dan kini berkembang menjadi ajang tahunan berskala nasional. Tahun ini kami menampilkan cerita yang lebih kuat dan format yang lebih besar, menyatukan lintas disiplin seni dan teknologi panggung untuk menyampaikan nilai-nilai budaya kepada khalayak luas.”
Dengan kapasitas penonton hingga 6.000 orang per pertunjukan dan total 24.000 penonton selama dua hari, Sabang Merauke 2025 menjanjikan pengalaman visual dan emosional yang menyeluruh. Menggabungkan elemen musik tradisional dan kontemporer, orkestra, tarian, serta tata panggung berstandar tinggi, pertunjukan ini dirancang menyerupai film panggung yang menyatu utuh secara naratif.
Rusmedie Agus, selaku sutradara, mengungkapkan, “ Cerita dimulai dari tokoh Semar yang memberikan peringatan akan ancaman terhadap budaya kita. Ini memicu perjalanan tokoh-tokoh nusantara dalam menjaga dan merawat warisan budaya. Ini bukan sekadar pertunjukan, tetapi gerakan untuk mengajak generasi muda kembali mencintai akar budaya mereka.”
Giok Hartono menambahkan bahwa kisah-kisah yang diangkat bukan hanya cerita rakyat biasa, tetapi sarat pesan moral yang masih relevan seperti keberanian, cinta tanah air, dan kejujuran. Nilai-nilai ini disampaikan dalam bentuk visual yang memikat, menjangkau generasi masa kini.
Dari sisi musikal, tahun ini menghadirkan jajaran penyanyi lintas genre. Tiga wajah baru—PADI Reborn, Sruti Respati, dan Roland Rogers—bergabung bersama nama-nama yang sudah dikenal dari edisi sebelumnya seperti Yura Yunita, Mirabeth Sonia, dan Taufan Purbo. Penampilan para pelakon juga semakin semarak dengan hadirnya Butet Kartaredjasa, Indra Bekti, dan Risang Janur Wendo sebagai Punakawan (Semar, Petruk, Gareng), serta Zahara Christie sebagai perwakilan generasi muda yang terinspirasi budaya.
Iskandar Loedin merancang tata panggung dua kali lebih besar dari tahun lalu untuk menampung pertambahan jumlah penari—dari 225 menjadi 351 penari, membawakan sekitar 70 koreografi baru. Sementara koreografi oleh Sandhidea Cahyo menggabungkan elemen budaya dari berbagai daerah seperti Rapai Geleng (Aceh), Tupping (Lampung), Topeng Limbuk’an (Jawa), dan Gandrung (Banyuwangi), serta menciptakan gerakan baru terinspirasi dari fauna seperti kera, kepiting (Yuyu Kangkang), Tumang si anjing hutan, semut, dan burung.
Semua elemen—cerita, musik, tata panggung, dan visual—dihadirkan secara orisinal. Salah satu kolaborasi istimewa tahun ini datang dari Kong Ha Hong, grup barongsai juara dunia, serta atraksi aerial silk Shanda Shancrew dan marching band. Di sisi kostum, produksi ini menggandeng Jember Fashion Carnaval dan Pesona Gondanglegi, dengan desain busana etnik oleh Priyo Oktaviano dan perancang ternama lainnya seperti Denny Wirawan, Ivan Gunawan, Chossy Lattu, Didi Budiardjo, dan Sebastian Gunawan. Sanggar Anggoro Kancil berperan sebagai koordinator seluruh kostum tari daerah yang autentik dan lengkap.
Dari sisi musikalitas, komposer Elwin Hendrijanto menggarap aransemen dengan pendekatan sinematik, memadukan unsur orkestra, musik tradisional, dan elektronik secara harmonis. Musik dipimpin oleh Maestro Avip Priatna bersama Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singers, dan The Resonanz Children’s Choir, serta kolaborasi musik tradisional oleh Dunung Basuki. Musik tidak sekadar pengiring, melainkan jantung narasi yang membangun atmosfer dan emosi penonton.
Piyu, gitaris PADI Reborn, mengungkapkan, “ Ini bukan sekadar panggung biasa—kami merayakan kekayaan budaya bangsa lewat kolaborasi kreatif yang sangat modern. Sabang Merauke menjadi ruang untuk menanamkan rasa bangga pada budaya sendiri.”
Tiket Pagelaran Sabang Merauke – The Indonesian Broadway 2025 dapat diperoleh melalui tiket.com, dengan penjualan general pre-sale mulai 23 Mei hingga 6 Juni 2025, dan penjualan reguler dimulai 7 Juni 2025. Harga tiket mulai dari Rp245.000, menjadikannya sajian budaya yang inklusif dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN