© 2025 Https://www.dream.co.id
Tahun ini, TERASI hadir lebih besar dan lebih berani, digelar di Pos Bloc Jakarta pada 10–13 Juli 2025, menghadirkan 54 ilustrator dari berbagai penjuru Indonesia—dari yang sudah mapan, hingga yang baru pertama kali memamerkan karyanya ke publik. Semua diberi panggung yang sama besar.
Didirikan tahun 2020, SOVLO punya misi jelas: mendampingi ilustrator Indonesia dari hobi hingga punya jalur ekonomi berkelanjutan. Maka tak heran jika TERASI bukan sekadar art show, tapi juga jadi arena kolaborasi, workshop, hingga marketplace untuk menjual karya-karya asli seniman lokal.
“ Kami percaya bahwa setiap ilustrator punya potensi bukan cuma untuk berkarya, tapi juga untuk hidup dari karyanya. TERASI adalah bukti bahwa seni bisa jadi alat transformasi,” kata Djohan, Co-Founder SOVLO.
Lewat tema “ 5PECIAL FOR YOU”, TERASI tahun ini sekaligus menjadi perayaan ulang tahun ke-5 SOVLO—momen refleksi sekaligus proyeksi untuk masa depan ekosistem ilustrasi lokal.
Hal yang membedakan TERASI dari event seni lainnya adalah semangat inklusivitasnya. Salah satu sorotan utama adalah Disability Art Space, zona khusus yang menampilkan karya dari seniman dengan disabilitas—bukan sebagai “ tambahan”, tapi sebagai bagian utuh dari pameran utama.
“ Setiap orang, tanpa terkecuali, berhak punya panggung. Dan seni adalah bahasa universal yang bisa menyatukan semua orang,” ungkap Lidya Valensia, Founder SOVLO.
Tak hanya itu, TERASI juga menggandeng Ikatan Sindroma Down Indonesia (ISDI) untuk menghadirkan instalasi inklusif bertajuk Rumah Kita Semua—sebuah ruang untuk merayakan keragaman manusia dan potensi tanpa batas.
Momen emosional TERASI 2025 datang dari kolaborasi lintas generasi antara Gambaretika dan ayahnya, Eko Nugroho, dua nama dari dua zaman yang kini bersatu lewat instalasi Rumah Cahaya.
“ Ini pertama kalinya saya dan ayah berkolaborasi dalam satu karya. TERASI menjadi ruang di mana saya tidak hanya menampilkan karya, tapi juga cerita personal yang melekat,” ujar Gambaretika.
Eko Nugroho menambahkan,
“ Melihat perkembangan anak saya di dunia seni melalui ruang seperti SOVLO membuat saya yakin bahwa masa depan industri kreatif Indonesia ada di tangan yang tepat.”
TERASI juga menggambarkan bagaimana ilustrasi kini tak lagi terbatas di media fisik. Lewat kolaborasi SOVLO x IDNFT dan SOVLO x SEKUYA, pengunjung diajak menyelami bagaimana karya seni bisa menjelma menjadi NFT, produk berbasis IP (Intellectual Property), hingga konten digital interaktif yang punya nilai jual global.
Artinya, SOVLO tak hanya mengajak masyarakat untuk mengapresiasi seni, tapi juga mempersiapkan seniman Indonesia untuk bersaing di panggung internasional.
“ Yang kami bangun bukan hanya event, tapi ekosistem. Ilustrasi adalah bagian dari masa depan industri kreatif Indonesia,” tambah Djohan.
TERASI mendapat dukungan dari pemerintah. Irene Umar, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala BEKRAF, menyebut TERASI sebagai langkah penting dalam mendorong ekonomi kreatif yang inklusif.
“ Event seperti ini memberi ruang nyata bagi seniman lokal untuk dikenal, diapresiasi, dan berkembang. SOVLO telah menunjukkan bahwa seni bisa menjadi bagian dari ekonomi dan teknologi.”
Lewat workshop, pasar seni, instalasi interaktif, dan dialog langsung antara pengunjung dan seniman, TERASI 2025 menghapus batas antara “ penikmat” dan “ pembuat” karya. Semua bisa menjadi bagian dari ekosistem.
Ini bukan sekadar pameran, tapi gerakan kolektif untuk menumbuhkan ekonomi dari kreativitas, dan memperkuat identitas bangsa lewat ilustrasi.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN