Pernah Menyontek Saat Ujian, Pria Ini Tolak Gelar Sarjana

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 9 September 2016 11:02
Pernah Menyontek Saat Ujian, Pria Ini Tolak Gelar Sarjana
Umumnya, seorang mahasiswa akan senang dan bangga bisa lulus dari universitas meski selama kuliah pernah berbuat curang saat ujian. Tapi tidak untuk mahasiswa yang satu ini.

Dream – Aksi jujur dan mengakui kesalahan seorang terpelajar memang sudah sepatutnya dilakukan. Apalagi kejujuran kini seperti telah menjadi barang langka. Namun, tidak dengan sosok Vaibhav Patil. Dia mengakui kesalahan yang sebenarnya dilakukan di masa lampau.

Ya, Patil, pemuda asal India mengakui kecurangannya saat menjadi mahasiswa. Sarjana lulusan Mumbai Univesity ini merasa tidak  pantas menerima gelar dan ijazah  karena pernah berbuat curang di tahun pertama kuliahnya.

Begitu merasa bersalahnya, pemuda 26 tahun bahkan meminta pengadilan untuk membatalkan gelar dan ijazahnya setelah tiga tahun gagal membujuk universitas tempat dia kuliah. Universitas malah menyarankan Patil untuk berobat ke psikiater.

Menurut laman India Times, Patil, yang lulus jurusan Teknik Informatika pada  2011, merasa begitu bersalah sehingga sampai sekarang belum mencari pekerjaan. Dia juga telah menghabiskan semua waktunya mengejar para pejabat universitas untuk membatalkan ijazah dan gelarnya.

1 dari 4 halaman

Sempat Dibawa ke Psikiater

Sempat Dibawa ke Psikiater © Dream

Dia ingin membatalkan ijazah dan gelarnya karena dihinggapi rasa bersalah setelah melakukan kecurangan yang dianggapnya tidak pantas pada tahun 2009.

Keinginannya yang kuat untuk menghapus gelar dan mencabut ijazah itu membuat keluarganya khawatir hingga mereka mencarikan psikiater untuk Patil. Akibatnya, Patil sempat dipaksa ikut kelas anti-depresi di Jalgaon, kota kelahirannya.

Kepada Mumbai Mirror, Patil mengatakan semua usaha saat belajar menjadi kesia-siaan.

" Saya tahu tidak ada yang salah dengan saya, tetapi saya telah melakukan hal yang salah yang seharusnya diperbaiki sejak dulu," kata dia.

2 dari 4 halaman

Ujian Matematika Jadi Sebabnya

Ujian Matematika Jadi Sebabnya © Dream

Patil kemudian menceritakan kenapa dia merasa bersalah. Saat kuliah di tahun pertama, dia gagal dalam ujian Matematika.

Saat itu diadakan ujian Matematika dan dia dinyatakan tidak lulus. Ketika diadakan ujian berikutnya, teman-teman menyarankan Patil untuk menghubungi seorang 'joki' yang akan menyelesaikan ujian itu untuknya.

" Saat itu saya mudah dipengaruhi. Saya syok setelah gagal dalam ujian pertama," kata Patil mengenang.

Patil membayar sekitar 20.000 rupee (Rp4 juta) kepada joki yang berhasil mengerjakan soal dengan mudah. Meskipun Patil lulus mata pelajaran lain di tahun-tahun berikutnya dengan jujur dan bersih, rasa bersalah di tahun pertama itu selalu menghantuinya selama bertahun-tahun.

" Saya selalu merasa bahwa saya telah menipu hati nurani saya," katanya.


3 dari 4 halaman

Meminta Universitas untuk Membatalkan...

Meminta Universitas untuk Membatalkan... © Dream

Begitu dinyatakan lulus kuliah, Patil menulis kepada pejabat universitas untuk mencabut gelarnya.

" Saya menulis kepada wakil rektor, departemen kesejahteraan mahasiswa, dan setiap orang di universitas, tapi tidak mendapatkan respons apapun. Ke mana pun saya pergi, mereka menyarankan saya untuk berobat ke psikiater dan meminta saya untuk menyingkirkan rasa bersalah," ujar dia.

M A Khan, registrar di Mumbai University, mengakui Patil telah menghubungi pihak universitas, namun sampai sekarang tidak pernah mendengar permintaan untuk mencabut gelar dan ijazahnya.

Khan menambahkan pihaknya menghadapi dua masalah terkait kasus ini. Pertama, Patil tidak bersedia mengungkapkan bagaimana dia berbuat curang. Kedua, universitas tidak memiliki kuasa untuk mencabut gelar atas permintaan mahasiswa di bawah Undang-Undang Universitas Maharashtra.

" Undang-undang memang memberi kuasa kepada universitas untuk membatalkan gelar jika ditemukan dipalsukan. Tapi tidak ada ketentuan untuk mengambil langkah yang sama jika itu atas permintaan mahasiswa," kata Khan.

Tapi Patil mengatakan tidak bisa mengabulkan permintaan Dewan Akademik itu.

" Jika saya mengungkapkan identitas joki tersebut, banyak mahasiswa lain mungkin akan mendapat masalah. Melalui kasus ini, saya hanya menyampaikan pesan bahwa sesuatu tidak layak dicapai jika dalam mendapatkannya menggunakan cara-cara yang salah. Saya telah belajar dari pengalaman dan berharap bahwa orang lain melakukannya juga," kata dia.

4 dari 4 halaman

Ke Pengadilan untuk Batalkan Gelar

Ke Pengadilan untuk Batalkan Gelar © Dream

Beri Komentar