Ilustrasi (The Sun)
Dream - Sebuah planet misterius, yang diyakini telah memusnahkan kehidupan Bumi jutaan tahun silam, dikhawatirkan membahayakan umat manusia. Planet itu diprediksi bakal kembali melenyapkan kehidupan di Bumi.
Planet Nine. Demikian planet misterius itu disebut. Ditemukan pada Januari silam, terletak di tepi Tata Surya. Menurut ilmuwan dari Unversitas Louisiana, Daniel Whitmire, planet itu bisa menimbulkan hujan komet, yang mampu membunuh kehidupan di permukaan Bumi.
Para astrofisikawan mengatakan, planet itu memiliki orbit 200.000 tahun mengelilingi Matahari. Pada jarak paling dekat dengan Bumi, planet itu bisa menimbulkan hujan asteroid dan komet yang mengarah ke planet kita ini.
Temuan fosil menunjukkan bahwa kehidupan di Bumi pernah musnah sekitar 26 juta hingga 27 juta tahun silam. Profesor Whitmire mengklaim bagian dari Planet Nine yang disebut dengan Sabuk Kuiper –yang penuh dengan bebatuan– menjadi biang keladi “ peristiwa kepunahan” di muka Bumi kala itu.
“ Aku telah mendalami kisah ini selama 30 tahun. Jika ada jawaban terakhir aku ingin menulis buku tentang ini,” tutur Whitmire. Sekarang, beberapa orang yakin akan ada tabrakan antarplanet sebelum akhir April.
Sementara, teori konspirasi pada dekade 1980-an dan 1990-an menyebut planet kerdil bernama Nibiru atau Nemesis, yang memilkki orbit terlalu dekat dengan Bumi setiap 36.000 tahun, menjadi penyebab kemusnahan itu.
Manusia boleh saja berteori. Menerka apa yang akan terjadi di alam raya ini dengan segala kemampuan serta ilmu pengetahuan. Bagaimana pun, tetap Allah menentukan takdir jagat ini. Wallahu a’lam... (Ism, Sumber: Metro.co.uk, Tha Sun)
Dream - Meski Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan Bumi aman-aman saja, namun seorang ahli mengatakan meteor raksasa akan menabrak Bumi dan memusnahkan seluruh isinya pada pekan depan.
Seperti diketahui, netizen dibuat heboh oleh berbagai berita yang menyebutkan bahwa kiamat akan terjadi antara tanggal 22 sampai 28 September 2015.
Selain oleh fenomena Blood Moon atau Bulan Darah, kiamat tersebut juga bisa dipicu oleh hujan meteor raksasa.
Kedua ramalan penyebab kiamat itu konon akan memicu berbagai bentuk bencana alam yang memiliki daya hancur dahsyat seperti gempa bumi, gunung meletus dan tsunami.
Profesor Robert Walsh, direktur eksekutif riset di The University of Central Lancashire mengajak para ahli lainnya untuk memberikan perhatian serius terkait kemungkinan jatuhnya meteor yang bisa menghancurkan Bumi.
Walsh mengatakan sebagian besar warga Bumi tidak menyadari bahwa planet ini ditabrak oleh sekitar seratus ton batu luar angkasa setiap hari! Namun, batu-batu tersebut pecah berkeping-keping dan sebagian besar terbakar di atmosfer planet Bumi.
Kendati demikian, Bumi pernah mengalami dampak yang sangat merusak di masa lalu akibat hujan meteor sehingga dinosaurus punah.
Asteroid yang diperkirakan akan menabrak Bumi pada September 2015 ini diyakini memiliki keliling sekitar 10 kilometer. Jadi, menurut Walsh, para ahli harus menganggapnya sebagai ancaman yang serius.
NASA telah memberikan perhatian serius tentang ancaman tabrakan meteor ini. Namun mereka menyatakan hingga beberapa abad ke depan, tidak ada meteor atau benda luar angkasa yang akan menyebabkan kiamat.
Menurut NASA, jika ada meteor cukup besar yang bisa menimbulkan kiamat pada September seperti yang diklaim oleh berbagai blog dan artikel di internet, maka meteor tersebut seharusnya sudah terlihat sekarang.
Pasalnya, NASA memiliki program yang disebut dengan Near Earth Object Programme yang akan memonitor setiap asteroid yang berpotensi menghancurkan Bumi. Program 'Penjaga Luar Angkasa' tersebut akan mendeteksi dan melacak benda-benda angkasa serta mencoba untuk menentukan sifat mereka.
Namun tabrakan benda langit di luar angkasa pernah terjadi dan bisa diprediksi oleh manusia. Pada 1994, planet terbesar di Tata Surya, yaitu Jupiter, pernah ditabrak sebuah asteroid yang keluar dari Komet Shoemaker Levy 9. Ini adalah tabrakan antara benda langit pertama yang bisa diprediksi dan dipelajari oleh manusia.
Dream - Pemerintah Amerika Serikat bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana badai matahari dahsyat. Para ilmuan di negeri Paman Sam itu memprediksi badai matahari bakal terjadi di Bumi selama berbulan-bulan.
Bencana badai matahari ini bukanlah omong kosong. Pada 1859, Bumi dilanda badai matahari dahsyat. Jaringan telegrap yang menjadi alat komunikasi utama kala itu meledak. Sejumlah kantor telegrap bahkan terbakar. Listrik di Eropa dan Amerika Utara pun padam.
Seiring perkembangan teknologi dunia yang jauh lebih canggih pada masa kini, para ilmuwan yakin dampak badai matahari akan lebih parah daripada yang yang terjadi pada satu setengah abad silam.
Dikutip Dream dari laman Daily Mail, Jumat 6 November 2015, gelombang energi [ElectroMagnetic Pulse atau EMP) yang sangat masif dari badai matahari bisa memadamkan jaringan listrik, melumpuhkan telekomunikasi telepon seluler, transaksi elektronik kartu kredit, dan melumpuhkan jaringan internet.
Peneliti-peneliti AS memprediksi badai matahari dahsyat berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi US$2,6 triliun atau sekitar Rp35.239 triliun.
Itu hanya estimasi kerugian di AS saja. Perkiraan ini dibuat pada 2008, berdasarkan studi dari National Academy of Sciences. Laporan itu juga menyebut badai matahari bisa memadamkan listrik sampai berbulan-bulan.
Bada matahari nyaris menghantam Bumi pada 2012 silam. Namun badai itu berlalu dari orbit Bumi dan tak mengenai planet yang dihuni umat manusia ini. Dan sekarang, para ilmuwan memprediksi badai matahari akan terjadi pada 2022. Peluang terjadinya sekitar 22 persen. Atas dasar prediksi para ilmuan itu, kini Gedung Putih tengah melakukan persiapan.
" Terus terang, ini bisa menjadi salah satu bencana alam yang paling parah bahwa negara, dan dapat dialami oleh sebagian besar dunia," kata konsultan cuaca luar angkasa, John Kappenman.
John P. Holdren, Asisten Presiden bidang Direktur Sains dan Teknologi, mengatakan badai matahari dapat menimbulkan 'tantangan yang signifikan'.
" Cuaca luar angkasa adalah fenomena alami yang berpotensi menyebabkan efek kerugian besar pada perekonomian bangsa dan kesejahteraan sosial," ujar Holdren. " Ini nyata dan berbahaya, ini ancaman nyata," tambah asisten Holdrean, Bill Murtagh.
Dan pemerintah AS mulai bersiap menghadapi kemungkinan bencana ini. Enam langkah telah disiapkan. Termasuk membuat patokan untuk mengukur secara akurat ancaman itu, seperti skala Richter yang dipakai untuk mengukur gempa bumi. AS juga fokus mengembangkan teknologi peramalan.
Salah satu bahaya besar dalam cuaca luar angkasa adalah kecepatan datangnya bencana itu. Alat pendeteksi hanya mampu memprediksi bencana iru antara 15 hingga 60 menit sebelum datang ke Bumi. Artinya, bencana dari luar angkasa, seperti badai matahari ini bisa datang dengan sangat cepat.
Dan salah satu rencana pemerintah AS ini akan memungkinkan satelit baru di luar angkasa dan teknologi baru di Bumi untuk memberikan peringatan dini atas bencana itu. Pemerintah AS telah mengganti satelit-satelit tua mereka dengan yang baru untuk bisa memprediksi bada matahari dengan cepat.
Penelitian juga dilakukan untuk mengetahui kemungkinan efek terburuk bagi manusia, khususnya di AS. Sehingga pemerintah AS bisa mempersiapkan respons jika bencana itu benar-benar terjadi. Persiapan ini melibatkan seluruh elemen, mulai sekolah, akademi, badan pemerintah, media, industri asuransi, dan pihak swasta. (Ism)
Dream - Sebuah fenomena unik terlihat di permukaan matahari. Para astronom melihat adanya “ kebocoran” pada lapisan teratas dan medan magnet bintang yang menjadi pusat tata surya itu.
Dikutip Dream dari laman space.com, Senin 19 Oktober 2015, ukuran lubang itu sangat besar. Sekitar 50 kali ukuran Bumi. Bagian lapisan teratas matahari yang “ berlubang” itu terlihat hitam daripada bagian di sekitarnya.
Fenomena yang terekam kamera satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Solar Dynamics Observatory, pada 10 Oktober itu disebut sebagai “ lubang korona”. Para ilmuwan mengklaim fenomena yang dipotret gelombang panjang ultraviolet itu belum pernah terlihat oleh manusia.
Para ilmuwan mengatakan, lubang ini memungkinkan terjadinya pelepasan materi coronal yang juga disebut sebagai angin surya super cepat. Kecepatan partikel itu bisa mencapai 800 kilometer perdetik. Fenomena ini memicu terjadinya aurora, yang terlihat di langit Bumi –terutama bagian utara– dalam beberapa malam.
Tapi tenang saja, para ilmuwan menyebut fenomena ini tak membahayakan manusia. Sebab merupakan fenomena wajar yang kerap terjadi dalam siklus 11 tahunan matahari.
Hanya saja, fenomena ini kemungkinan bisa memengaruhi beberapa navigasi satelit dan sinyal radio komunikasi.
Dream - Survival Condo Project, sebuah mega proyek pembangunan kondominium yang konon dipersiapkan untuk tempat bertahan hidup manusia, ketika bencana besar melanda bumi kelak.
Kondominium ini dibangun di atas bekas bangunan bawah tanah yang dahulu digunakan sebagai tempat penyimpanan rudal dan berada di dekat Concordia, Kansas, Amerika Serikat.
Sebagai tempat yang berfungsi sebagai lokasi mengungsi dan bertahan hidup, bangunan ini terbilang sangat mewah. Setidaknya terdapat 15 ruang yang dibuat senyaman dan secanggih mungkin hingga mampu terproteksi dari berbagai jenis bencana. Mulai dari penyakit mematikan hingga perang nuklir.
Pada awalnya bunker ini dibangun oleh para teknisi pasukan angkatan darat Amerika pada tahun 1960-an untuk menyimpan rudal-rudal perang mereka.
Survival Condo Project didesain dengan sangat kokoh, terbuat dari beton yang sangat keras dengan ketebalan lebih dari 2 meter. Struktur penutup kubahnya pun dirancang mampu menahan angin topan yang melaju dengan kecepatan 800 kilometer per jam.
Tak hanya itu, kondominium yang mampu menampung hingga 70 orang ini juga dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dan sumber daya yang cukup untuk menghidupi orang-orang di dalamnya selama bertahun-tahun.
Bunker ini dilengkapi dengan fasilitas mewah dan modern, seperti TV layar datar, kolam renang, ruang teater, balai pelatihan kerja, ruang kelas hingga perpustakaan.
Ada sekitar 5 lantai dalam bunker yang dibangun menjorok ke dalam bumi sedalam lebih dari 50 meter. Masing-masing ruang dibekali dengan pasokan makanan beku yang mampu menunjang kelangsungan hidup penghuninya. Di dalam bangunan ini terdapat pula kebun hidroponik yang ditanami 70 varietas buah-buahan dan sayuran serta ada pula sebuah peternakan ikan.
Luar biasanya lagi, Survival Condo Project dilengkapi sistem keamanan super canggih berstandar militer. Terdapat banyak kamera pengintai di setiap sudut ruangan, sensor jarak jauh, mikrofon, sensor perjalanan hingga detektor.
(Ism, Sumber: Amusing Planet)
Dream - Dokumen rahasia Amerika Serikat yang telah dibuka pada bulan lalu menunjukkan situasi berbahaya tahun 1983. Tahun itu, Uni Soviet nyaris melakukan serangn nuklir ke negara-negara sekutu AS di Eropa.
Sebagaimana dikutip Dream dari laman The New York Times, Kamis 12 November 2015, saat itu Soviet yakin negara-negara yang tergabung ke dalam pakta Atlantik Utara (NATO) yang dikomando AS akan menyerang negara-negara Pakta Warsawa --yang dipimpin Soviet.
Keyakinan itu didasarkan pada latihan nuklir NATO yang digelar dengan sandi " Able Archer 83" di Eropa. Laporan rahasia AS setebal 94 halaman itu menyebut bahwa pemimpin militer Soviet yakin latihan itu sebagai persiapan NATO untuk menyerang negara-negara Pakta Warsawa dengan nuklir.
Soviet pun segera bersiap. Tentara mereka telah menggerakkan rudal nuklir untuk diarahkan ke Eropa. Para pilot pesawat pengebom pun juga telah disiagakan untuk mendahului ataupun melakukan serangan balasan.
Ketegangan kala itu serumit Krisis Rudal Kuba tahun 1962. Di mana Soviet siap meluncurkan rudal-rudal nuklir mereka ke AS yang dituduh mensponsori serangan ke Teluk Babi milik Kuba --yang notabene negeri Komunis.
Dan tahun 1983 itu, kedua negara super power ini kembali terlibat ketegangan. Pada 15 Februari 1990, analisis Dewan Penasihat Intelijen Luar Negeri Presiden AS menyimpulkan latihan " Able Acher 83" secara tak sengaja telah menempatkan hubungan berbahaya dengan Soviet.
" Sungguh menakutkan," demikian laporan Dewan Penasihat Intelijen Luar Negeri Presiden AS, mengutip pernyataan Presiden Ronald Reagan yang dikeluarkan pada Juni 1984. Perang Dingin antara Soviet dan AS yang terjadi sejak berakhirnya Perang Dunia nyaris menjadi perang terbuka.
" Ketakutan perang sangat nyata," kata sejarawan dari Institute for Research, Klaas Voss. Beruntung ketegangan itu bisa diredakan oleh pemimpin kedua negara.
Jika tidak, perang nuklir kemungkinan bakal terjadi. Ratusan juta manusia bisa tewas akibat perang itu. Dan mungkin saja, sebagaimana ditulis media Inggris, Metro.co.uk, dunia bisa berakhir kala itu.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN