Astronot UEA, Hazza Al Mansouri (Foto: The National)
Dream - Astronot asal Uni Emirat Arab (UEA) Hazza Al Mansouri baru saja kembali ke bumi setelah misi dan ekspedisinya di luar angkasa. Pada konferensi pers di Moskow, Rusia, Al Mansouri berbicara tentang pentingnya misi delapan harinya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Salah satu misinya yaitu menghancurkan teori konspirasi mengenai Bumi itu datar.
" Itu bulat, aku sudah melihatnya dengan mataku sehingga aku bisa mengatakan ini kepadamu," kata Al Mansouri, diakses dari The National, Jumat, 11 Oktober 2019.
Astronot pertama UEA menceritakan peran penting dunia astronomi bagi negara-negara di Timur Tengah.
" Pesan kami benar-benar untuk membuat sosok panutan di negara kami, di wilayah Arab, seperti yang kami lihat (pada sosok) Yuri Gagarin (manusia pertama di luar angkasa)" kata dia.
Mansouri mengatakan dia berharap warga UEA lain punya kesempatan pergi ke luar angkasa.
" Sekarang misi saya mentransfer pengetahuan dan pengalaman (saya) dari pelatihan saya di Star City ... dan saya berharap mereka akan melakukan lebih baik daripada saya," ucap dia.
Mansouri berangkat dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan dengan roket Soyuz Rusia pada 25 September 2019. Sebelum terbang ke luar angkasa, dia belajar bahasa Rusia.
Dia kembali pada 3 Oktober 2019 setelah melakukan serangkaian percobaan ilmiah di ISS. Setibanya di Bumi Mansouri mengucap syukur.
" Alhamdulillah," kata dia.
Dream - Seorang warga Malaysia pendukung kelompok Bumi datar menantang seorang astronot negara itu untuk membuktikan bahwa Bumi itu bulat.
Suhaimi Saad sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang menghebohkan tentang ukuran matahari dan bulan yang diduga sama.
Sekarang dia menantang astronot Dr Sheikh Muszaphar Shukor untuk bersumpah dengan menyebut nama Tuhan, jika Bumi ini memang berbentuk bulat.
Melalui akun pribadi Facebooknya yang bernama Musos, penyanyi nasyid itu menulis tantangan kepada Dr Muszaphar Shukor.
" Saya tantang astronot negara ini bersumpah wallahi, wabillahi, watallahi 'Bumi itu bulat. NASA berkata benar'," tulis Suhaimi di Facebook.
Suhaimi juga berjanji akan berhenti bicara tentang kajian Bumi datar jika Dr Muszaphar Shukor berani menerima tantangannya.
" Kalau beliau berani, saya akan berdakwah kepada kelompok 'Bumi datar' supaya mereka insaf. Tanpa bayaran," tambahnya.
Seorang netizen maju untuk membuktikan bahwa Bumi itu bulat. Melalui kolom komentar, dia meminta pendapat Suhaimi tentang penerbangan Tokyo ke San Francisco.
Dengan bantuan gambar peta rute penerbangan dunia, netizen yang tak disebutkan namanya itu mengatakan, kenapa penerbangan tersebut tidak melintasi benua Afrika dan Eropa.
" Ini gambar peta rute penerbangan dunia. Pertanyaan saya jika Bumi ini datar, kenapa penerbangan dari Tokyo ke San Francisco harus lewat rute yang sudah ditunjukkan? Mengapa tidak lewat saja melalui benua Afrika dan Eropa? Saya ingin jawaban dari kelompok Bumi datar," kata netizen tersebut.
Bukannya menjawab pertanyaan tersebut, Suhaimi malah memblokir akun Facebook netizen itu. Bahkan tindakan memblokir akun 'hater' di Facebooknya itu dianggap sebagai amal ibadah.
Hingga saat ini, Dr Muszaphar Shukor belum memberikan jawaban atas tantangan untuk bersumpah dari Suhaimi
Tidak cukup sampai di situ. Suhaimi juga meminta netizen untuk menunjukkan di mana langit dunia seperti yang disebutkan dalam Surat Al-Mulk.
" Jika Bumi bulat, tolong tunjukkan di mana langit dunia yang Allah sebutkan di dalam Surat Al-Mulk," tulis Suhaimi.
Suami mantan penyanyi Malaysia Ina Naim ini juga mengutip sebuah hadis sahih tentang ibadah malam yang menyebutkan langit dunia.
Dalam hadis itu, Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah turun ke langit dunia.
" Bahkan ketika Nabi dimi'rajkan, Baginda juga menyebutkan tentang langit dunia. Di mana ya? Di utara, timur atau kutub selatan kah? Yang tidak tahu, lebih baik diam saja," kata Suhaimi.
Bagaimana menurut pendapat Sahabat Dream tentang tantangan ini?
(ism, Sumber: Siakapkeli.my)
Dream - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menarik pelajaran berharga dari kerusakan Satelit Telkom 1. Dalam unggahan di Facebook pribadinya, Djamaluddin menulis dua butir penting terkait kerusakan satelit milik PT Telkom Indonesia yang telah berusia belasan tahun itu.
" Pertama, membuktikan satelit itu ada dan dipakai untuk banyak sektor, termasuk perbankan," tulis Djamaluddin, Selasa, 29 Agustus 2017.
Dengan rusaknya Telkom 1, Djamaluddin ingin membuktikan satelit memang ada. Dia mencoba membantah pernyataan komunitas Flat Earth yang menanggap satelit hanyalah rekaan Computer-Generated Imagery (CGI).
" Para penggemar dongeng bumi datar (flat earth) yang tidak percaya satelit semestinya sadar juga setelah sekian banyak orang terdampak dengan tidak beroperasinya banyak mesin ATM," ucap dia.
Dalam poin kedua, Djamaluddin menjelaskan tentang kerusakan menyerang Telkom 1. Satelit tersebut, kata dia, masih berada di atas ekuator pada garis bujur 108 derajat timur, di atas Selat Karimata, dekat Pontianak.
Saat terjadi gangguan, cuaca antariksa pun sedang tenang. Sehingga, dia menyimpulkan gangguan bisa terjadi mengingat usia satelit sudah cukup tua.
" Jadi gangguan sistem satelit (mungkin karena sudah tua, 18 tahun melebihi rata-rata umur satelit sejenis yang 15 tahun) jadi penyebabnya. Operator satelit mestinya sudah mempunyai perencanaan jadwal penggantian sebelum masa aktif satelit berakhir," ucap Djamaluddin.
Seperti diberitakan Dream sebelumnya, Satelit PT Telkom Indonesia (Persero), Tbk. mengalami gangguan sejak Jumat, 25 Agustus 2017. Kerusakan ini menyebabkan operasional sejumlah fasilitas layanan publik terutama ATM terganggu.
“ Pada hari Jumat, 25 Agustus 2017 sekitar pukul 16.51 WIB telah terjadi anomali pada satelit Telkom 1 yang berakibat pada pergeseran pointing antena satelit Telkom 1 sehingga semua layanan dan trasponder satelit Telkom 1 terganggu,” kata VP Corporate Communication, Arif Prabowo, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin 28 Agustus 2017.
Arif mengatakan Telkom bekerja sama dengan Lockheed Martin untuk memperbaiki satelit itu. Dia menjelaskan Telkom mengalihkan klien satelit Telkom 1 ke satelit Telkom2 dan Telkom 3S selama perbaikan layanan transponder berlangsung.
Proses migrasi pun dilakukan pada hari itu juga. Hingga saat ini, migrasi masih berjalan dan diprediksi akan selesai secara keseluruhan pada 10 September 2017.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati