Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Para Pelajar Ikut Demo di Gedung DPR, Ini Kata KPAI

Para Pelajar Ikut Demo di Gedung DPR, Ini Kata KPAI Aksi Demonstrasi Sejumlah Massa Berseragam Putih Abu-abu Di Sekitar Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Dream - Sejumlah pelajar hari ini melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR. Mereka kebanyakan berasal dari sekolah teknik menengah alias STM.

Pada aksi yang digelar pada Rabu 25 September 2019 itu bahkan sempat ricuh. Siswa yang jumlahnya diperkirakan ribuan itu sempat beberapa kali melakukan pelemparan ke arah petugas beberapa di antaranya bahkan membawa senjata tajam.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, berharap para pelajar yang masih kategori usia anak-anak tidak ikut melakukan aksi unjuk rasa.

"Kami mengimbau agar anak-anak tidak dilibatkan dalam demonstrasi," ujar Susanto.

Dia mengatakan, unjuk rasa berdampak tidak baik bagi anak-anak. Maka dari itu, dia meminta orang tua, guru, dan masyarakat, untuk ikut melarang mereka berunjuk rasa.

"Karena anak-anak rentan berdampak bagi tumbuh kembang mereka, termasuk kerentanan menjadi korban dari hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia.

Tertahan di Stasiun Bogor

Pelajar yang akan berdemo tertahan di Stasiun Bogor

Pelajar yang akan berdemo tertahan di Stasiun Bogor

Ratusan pelajar asal Bogor, Jawa Barat, yang hendak bergabung demonstrasi ke Gedung MPR/DPR RI tertahan di Stasiun Bogor. Tapi, upaya mereka yang hendak unjuk rasa terendus Satgas Pelajar.

Tak lama kemudian, anggota polisi dan TNI tiba di Stasiun Bogor dan meminta ratusan pelajar itu untuk tidak berangkat ke Jakarta.

Menurut Liputan6.com, masing-masing perwakilan sekolah datang secara berkelompok kemudian bergabung dengan pelajar dari sekolah lain yang sudah tiba lebih dulu di Stasiun Bogor.

Sempat terjadi argumentasi antara anggota Satgas Pelajar, kepolisian dengan para pelajar berseragam putih abu-abu tersebut.

"Kami ke sana cuma ingin menyampaikan aspirasi, bukan mau membuat kerusuhan," kata Ram Haikal salau satu pelajar SMK swasta di Kota Bogor.

94 Pendemo DPR Dibekuk, Ada Pembawa Bom Molotov

Dream - Polda Metro Jaya mengamankan puluhan massa pengunjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI, Selasa 24 September 2019 kemarin.

"Kami sudah mengamankan beberapa orang, itu lebih kurang jumlahnya 94 orang," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono di Jakarta, Rabu, 25 September 2019.

Gatot mengatakan, polisi saat ini masih menyaring apakah mereka benar-benar mahasiswa atau bukan. "Masih dalam proses pemeriksaan, kami akan pilah-pilah dari mana mereka ini," ucap dia.

Dia mengatakan, pendemo yang diamankan itu ada yang membawa bom molotov. "Bawa bom molotov adalah seorang pelajar dan sudah kita amankan di Polres Jakarta Barat," kata dia.

Lebih lanjut, Gatot mengimbau kepada mahasiswa dan semua pihak yang hendak melakukan unjuk rasa sebaiknya memperhatikan aturan yang ada, seperti tidak boleh berunjuk rasa lebih dari pukul 18.00 WIB.

Selain itu, jenderal bintang dua ini meminta pendemo senantiasa menjaga ketertiban dan juga tidak merusak fasilitas umum ketika melakukan unjuk rasa.

"Unras boleh disampaikan, aspirasi boleh tapi saya yakni betul bahwa adik-adik mahasiswa cerdas, lakukan dengan cara-cara cerdas," ujar dia.

Buntut Bentrok Demo DPR, Mahasiswa Pendarahan di Otak

Dream - Rumah Sakit Pusat Pertamin (RSPP), Jakarta menerima 90 mahasiswa yang menjadi korban ketika aksi unjuk rasa di DPR RI pada Selasa, 24 September 2019.

Direktur RSPP, dr. Kurniawan Iskandarsyah mengatakan, dari 90 mahasiswa, 3 diantaranya masih menjalani perawatan intensif dan salah satunya masuk ruang ICU.

"Yang kita temui trauma tumpul, yang akibatkan kompresi dari tulang tengkorak daerah parietal kanan, yang sebabkan pendarahan di dalam otak pada selaput sub paranoid," ujar Kurniawan, Rabu, 25 September 2019.

Meski demikian, pihak rumah sakit belum dapat memberikan identitas ketiga korban itu.

"Kami belum bisa beri info nama, kami harus izin keluarga, sementara 3 orang ini laki-laki dengan usia 1 orang 19 tahun dan yang 2 orang 20 tahun," ucap dia.

Observasi

Kabid Humas RSPP, Agus W Susetyo mengatakan, korban yang dirawat di ruang ICU saat ini dalam keadaan baik dan stabil.

"Tidak mendapatkan support nafas, support hemodinamik atau tekanan darah, pasien full penuh sadar," kata Agus.

Saat ini, RSPP masih melakukan observasi selama 24 jam ke depan untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

Selain itu, korban yang dirawat lainnya mengalami trauma benda tumpul di kepala. Kondisinya pun saat ini dalam keadaan stabil.

"Yang ketiga yang trauma tulang belakang juga baik dengan cosposmentis kesadaran penuh," ujar dia.

Ketiga pasien tersebut saat ini mendapat perawatan penuh oleh dokter syaraf, untuk proses kesembuhannya.

"Untuk yang di ICU ditangani oleh dokter spesialis bedah syaraf dan dokter syaraf, neurologi. Untuk yang luka tulang belakang ditangani oleh ahli ortopedi dan yang satu lagi yang trauma kepala itu ditangani dokter syaraf," kata Agus.

Biaya Pengobatan Korban Aksi Demonstrasi Ditanggung Dinkes DKI

Dream - Kabid Humas Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Agus W Susetyo mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menanggung semua biaya pengobatan mahasiswa yang menjadi korban saat unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI.

"Biaya perawatan itu dijamin oleh dinas kesehatan sepenuhnya," ujar Agus di RSPP, Jakarta, Rabu, 25 September 2019.

Agus berujar, pengelola RSPP berfokus pada proses penyembuhan pasien. Total, RSPP menerima 90 mahasiswa dari berbagai daerah, tiga diantaranya saat ini masih dirawat secara intensif dan salah satunya harus mendapat perawatan di ruang ICU.

"Kami dari RSPP hanya berkomitmen untuk memberikan penanganan terbaik kepada ketiga pasien ini," kata dia.

Ketiga pasien itu mengalami luka trauma benturan benda tumpul. Meski demikian, RSPP tidak dapat menjelaskan penyebab luka tersebut secara pasti.

Selain itu, RSPP juga tak bisa mengungkapkan identitas ketiga mahasiswa yang menjadi korban dalam aksi demonstrasi kemarin. RSPP menegaskan pengungkapkan identitas harus melalui persetujuan dari keluarga.

"Sementara 3 orang ini laki-laki dengan usia 1 orang 19 tahun dan yang 2 orang 20 tahun," kata Direktur RSPP, dr. Kurniawan Iskandarsyah.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Program Prakerja 2024 Telah Dibuka! Cek Persyaratannya Berikut

Program Prakerja 2024 Telah Dibuka! Cek Persyaratannya Berikut

Pemerintah kembali membuka pendaftaran Program Prakerja 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.