Diuduh Tabrak Mahasiswa yang Demo, Ini Penjelasan Rektor Unnes

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 8 Juni 2018 14:00
Diuduh Tabrak Mahasiswa yang Demo, Ini Penjelasan Rektor Unnes
Insiden berawal dari demo kenaikan uang pangkal mahasiswa.

Dream - Demo di Universitas Negeri Semarang (Unnes) berakhir ricuh, Kamis 7 Juni 2018. Keributan yang bermula dari usulan pembatalan uang pangkal itu beredar di media sosial.

Dari informasi yang tersebar, dikabarkan ada mahasiswa teritabrak mobil yang ditumpangi Rektor Unnes, Profesor Fathur Rokhman. Sehari setelah demo itu, Fathur membeberkan kronologi peristiwa kerusuhan itu.

Dalam keterangan yang diterima Semarangpos, Fathur mengatakan bahwa insiden itu bermula karena sikap mahasiswa yang memaksakan kehendak. Dia juga membenarkan ada aksi penghadangan terhadap mobil dinas yang ditumpanginya.

Dia menyebut beberapa mahasiswa sempat menggedor-gedor mobilnya dan memintanya turun. Tapi, Fathur menolak permintaan mahasiswa karena menilai cara penyampaian tuntutan itu tak akademis dan cenderung memaksakan kehendak. Dia pun meneruskan perjalanan mengendarai mobil dengan perlahan-lahan.

Dia menduga, sejumlah mahasiswa hanya melakukan aksi teatrikal dengan merebahkan tubuh di depan mobil. Seolah-olah tertabrak.

Saat ini, Rektorat Unnes sedang mengusut demo ini. Sebab, berdasarkan keterangan pihak keamanan kampus, aksi itu ditunggangi warga di luar sivitas akademik.

Unnes rencananya juga akan menggandeng Polrestabes Semarang untuk menjaga situasi kampus kondusif.

Kabar demonstrasi mahasiswa Unnes Semarang ramai di media sosial pasca diunggah akun Instagram @lamber_turah.

 

. Berawal dari penolakan uang pangkal masuk perguruan tinggi Sejak senin mahasiswa Universitas Negeri Semarang menggelar aksi damai di depan rektorat dengan cara bertilawah bersama . . Mahasiswa Unnes melakukan aksi penolakan uang pangkal . Aksi mahasiswa terus berlanjut hingga hari keempat, hari keempat berlangsung sejak pukul 09.00 WIB, mahasiswa melakukan aksi damai didepan rektorat, dengan aksi bertilawah bersama menunggu rektor Universitas Negeri Semarang keluar menemui massa aksi . Hingga pukul 16.30 rektor Unnes belum keluar menemui massa aksi, mahasiswa tetap berada direktorat menunggu rektor keluar dan menghapus kebijakan uang pangkal dan merealisasikan semua tuntutan mahasiswa. Pukul 17.00 pihak rektorat menempatkan dua unit mobil, di pintu bawah rektorat mobil plat merah dan pintu atas rektorat mobil plat hitam. Merespon ditempatkannya dua unit mobil, mahasiswa melakukan berbaring didepan mobil menghindari mobil membawa rektor Unnes tanpa menemui massa aksi untuk merealisasikan tuntutan menghapuskan uang pangkal. Tetapi tindakan yang dilakukan rektor dengan jajarannya tidak di duga, pihak rektorat mengerahkan petugas keamanan untuk membubarkan mahasiswa yang berada didepan dua unit mobil . Massa aksi dan petugas keamanan saling kuat mempertahankan diri dan banyak petugas keamanan, staff rektor, dan pejabat kampus lainnya, melakukan tindakan kekerasan kepada mahasiswa. Dan tidak diduga dua unit mobil tersebut, menerabas mahasiswa yang bertahan. jalannya dua unit mobil tersebut, mengakibatkan banyak rekan mahasiswa yang terluka akibat diterjang oleh mobil tersebut yang didalamnya ada rektor Hal tersebut merupakan tindakan yang sangat keterlaluan. Pihak rektor dan jajarannya tidak mau menemui massa aksi untuk merealisasikan tuntutan mahasiswa . Rektor dan jajarannya meninggalkan rektorat dengan cara yang tidak diduga, cara yang digunakan adalah menerabas rekan mahasiswa yang bertahan dan banyak rekan mahasiswa yang terluka akibat diterjang mobil. Rektor Unnes meninggalkan rektorat sebelum menemui massa aksi dan merealisasikan tuntutan-tuntutan mahasiswa *(masih menunggi rilis resminya )*

A post shared by Bukan Akun Haters / Fanbase � (@lambe_turah) on

Dalam versi mahasiswa, mobil rektor, yang disebut menghindari dialog, menerabas sejumlah mahasiswa. Akibatnya, ada " banyak rekan mahasiswa yang terluka akibat diterjang oleh mobil yang di dalamnya ada rektor" .

Fathur menilai kenaikan uang pangkal di Unnes telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 204/PMK.05/2016 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Universitas Negeri Semarang di mana diterapkan dalam lima kategori berbeda, mulai dari Rp5 juta-Rp25 juta.

" Uang pangkal yang ditetapkan Unnes sudah sesuai kedua aturan tersebut. Uang pangkal terdiri dari lima kategori, sesuai dengan kemampuan ekonomi calon mahasiswa,” kata Fathur, dalam keterangan resmi, Kamis malam.

Fathur mengatakan, Unnes juga telah memberikan dispensasi bagi calon mahasiswa yang tidak mampu membayar uang pangkal. Dispensasi diberikan kepada calon mahasiswa berstatus yatim piatu, penghuni panti asuhan, tertimpa bencana, miskin yang hafal Alquran, serta yang layak dibantu setelah dilakukan validasi.

Sumber: Semarang.com/Imam Yuda S

Beri Komentar