Rencana Gila, Keringkan Laut untuk Satukan Benua Afrika-Eropa

Reporter : Puri Yuanita
Jumat, 16 September 2016 11:02
Rencana Gila, Keringkan Laut untuk Satukan Benua Afrika-Eropa
Meski terdengar aneh, tapi rencana itu dianggap serius oleh kepala negara, dan bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dream – Meski jarak terdekat antara Afrika dan Eropa hanya 14 kilometer, namun Laut Mediterania mencegah kedua benua untuk bersatu.

Tapi, pada tahun 1928, seorang arsitek Jerman mengusulkan rencana yang disebut Atlantropa. Rencana kontroversial itu bermaksud menguras Laut Mediterania dan menciptakan 'Eurafrican superkontinen' atau Benua Super Euro-Afrika.

Meski terdengar aneh, rencana itu dianggap serius oleh kepala negara, dan bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Herman Sörgel, orang Jerman di balik ide besar ini, berharap rencana kolosal ini akan menjadi jawaban untuk krisis pengungsi Eropa pasca-Perang Dunia I dan membantu membawa perdamaian dunia.

Ide tersebut terus dikumandangkan Sörgel sejak 1928 hingga kematian menjemputnya pada tahun 1952.

Dalam sebuah artikel di The Conversation, Dr Ricarda Vidal, seorang dosen di Visual Culture and Cultural History di King College London, mengatakan: " Pengalaman dari Perang Dunia I, gejolak ekonomi dan politik tahun 1920-an dan bangkitnya Nazisme di Jerman meyakinkan Sörgel bahwa perang dunia baru hanya bisa dihindari jika solusi radikal ditemukan. Dengan sedikit keyakinan dalam politik, Sörgel berpaling ke teknologi."

1 dari 2 halaman

Bagaimana Cara Menyatukannya?

Bagaimana Cara Menyatukannya? © Dream

Dasar untuk membangun superbenua itu adalah dengan mendirikan bendungan di sepanjang Selat Gibraltar, Dardanelles, dan berakhir di antara Sisilia dan Tunisia. Masing-masing berisi pembangkit listrik tenaga air raksasa.

Dia percaya bahwa ini akan mengubah Mediterania menjadi dua cekungan, dengan bagian barat diturunkan sebesar 100 meter dan bagian timur sebanyak 200 meter.

Hal ini akan menyediakan lahan baru dengan luas total 660.200 kilometer persegi dengan mereklamasi laut. Lahan baru tersebut bahkan lebih besar daripada luas Prancis yang mencapai 640.679 km persegi.

Dr Vidal mengatakan, " Rencana tambahan untuk Atlantropa juga termasuk pembangunan dua bendungan di Sungai Kongo dan penciptaan Laut Chad dan Kongo, yang Sörgel berharap akan memiliki pengaruh moderat pada iklim Afrika sehingga membuatnya lebih menyenangkan untuk pemukim Eropa."

2 dari 2 halaman

Terdengar Konyol, Tapi Ditanggapi Serius...

Terdengar Konyol, Tapi Ditanggapi Serius... © Dream

Meski usulan ini mungkin sekarang terdengar konyol –seperti ketika Sörgel pertama kali mengusulkannya, namun diambil serius oleh arsitek, insinyur, politikus dan wartawan.

" Apa yang membuat Atlantropa begitu menarik adalah visi perdamaian dunia dicapai tidak melalui politik dan diplomasi, tetapi dengan solusi teknologi sederhana," kata Dr Vidal.

Atlantropa akan dikontrol oleh sebuah badan independen yang akan memiliki kekuatan untuk mematikan pasokan energi untuk setiap negara yang menjadi ancaman.

Sörgel mengatakan membangun superbenua ini akan membuat negara-negara di Eropa mengeluarkan banyak biaya sehingga mereka tidak akan memiliki cukup uang yang tersisa untuk membiayai perang.

Dia kemudian mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk mempromosikan idenya itu, termasuk melalui program radio, film, pembicaraan dan bahkan simfoni Atlantropa.

Pada tahun 1948, UN World, majalah berbasis di New York, menulis, 'Memanfaatkan Gibraltar untuk kemaslahatan umat manusia tidak terdengar seperti mimpi. Namun di abad ke-20 ini tidak ada mimpi - bahkan kerjasama antara negara-negara - yang tidak mungkin (diwujudkan)."

Sayangnya, rencana Sörgel tidak berjalan, sementara benua Afrika dan Eropa tetap menjadi benua yang terpisah.

Rencana besar Sörgel, termasuk gambar arsitektur untuk kota baru, dan surat dukungan yang diterimanya, sekarang disimpan di Deutsche Museum di Munich, Jerman.

Beri Komentar