Cerita Sedekahkan Motor Malah Kecemplung Sungai

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 28 April 2016 06:03
Cerita Sedekahkan Motor Malah Kecemplung Sungai
Adi ingin menyedekahkan motor roda tiga yang dia dapat sebagai hadiah undian. Saat mengantarkan motor itu, Adi malah masuk ke sungai.

Dream - R Hariadi Agung Nugroho Adi, 47 tahun, punya hobi unik. Dia kerap membuat nasi bungkus setiap hari Jumat.

Dia selalu membawa sejumlah bungkusan nasi ke masjid untuk dibagikan kepada jemaah sholat Jumat. Kebiasaan itu dijalani bapak tiga anak ini sejak tiga tahun lalu.

Dari sekadar iseng, Adi bertekad menjadikan itu sebagai kebiasaan rutin. Awal 2014, sedekah nasi bungkus menjadi agenda rutin bagi Adi setiap hari Jumat.

Untuk bisa memasak nasi dalam jumlah besar, Adi membeli penanak nasi elektronik ukuran besar di pusat perbelanjaan Lotte Mart di kawasan Tangerang, Jawa Barat. Saat membeli alat tersebut, ternyata di pusat perbelanjaan itu sedang digelar undian berhadian motor niaga beroda tiga dengan merek Nozomi.

Adi mengikuti undian dalam rangka ulang tahun pusat perbelanjaan itu dengan menyerahkan kupon. Tidak lupa, Adi mengucapkan shalawat saat mengambil undian.

Beberapa bulan kemudian, Adi mengucapkan syukur atas ketetapan Allah SWT. Hadiah motor tersebut jatuh ke tangannya. Sntak dia terkejut mendapati namanya tercantum sebagai pemenang.

Setahun berlalu, motor roda tiga tersebut hanya menjadi pajangan. Putra sulung Adi, Faisal Aulia, 19 tahun menyarankan agar motor itu disedekahkan saja.

Adi sepakat dengan ide Faisal. Sepekan kemudian, Adi mengendarai motor itu menuju Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran setelah mengadakan janji dengan Ustaz Jameel, pengasuh ponpes tersebut.

Di tengah jalan, tepatnya di Jalan Sifon, hal yang tidak diperkirakan terjadi. Tiba-tiba, motor itu terperosok dan membuat Adi kecemplung sungai. Padahal, saat itu jalanan tidak licin.

Penyebabnya, Adi ternyata belum mahir mengendalikan motor tersebut. Alhasil, motor roda tiga itu melaju dengan kurang stabil di jalanan.

Warga sekitar segera berkerumun dan menolong Adi. Mereka bergotong royong mengangkat motor Adi. Sekujur tubuh Adi sekaligus motornya terkena air comberan.

" Ya Rabb, ingin bersedekah saja, harus dicuci dulu dengan air comberan, apakah mungkin masih ada niat yang tidak lurusnya?" kata Adi dalam hati.

Dia lalu membersihkan badannya, juga motornya. Setelah itu, Adi melanjutkan perjalanan menuju PP Tahfiz Daqu. Sayangnya, sesampai di sana, Ustaz Jameel tidak berada di tempat.

" Akhirnya kunci dan perlengkapan motor saya titipkan ke security," kata dia.

Keesokan harinya, Adi kembali ke PP Tahfiz Daqu untuk mengurus surat penyerahan. Dia sempat ditanya oleh Ustaz Yusuf Mansur.

" Ji, kenape tu motor bisa ampe nyemplung kali?" tanya Yusuf. Adi hanya memberikan jawaban dengan senyum meringis.

(Ism, Sumber: pppa.or.id)

Beri Komentar