Sederet Harem Raja Thailand yang Ikut Karantina di Hotel Mewah

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Senin, 7 September 2020 10:01
Sederet Harem Raja Thailand yang Ikut Karantina di Hotel Mewah
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn telah menghabiskan waktunya selama pandemi di Grand Hotel Sonnenbich, Garmisch-Partenkirchen, Jerman bersama para Haremnya.

Dream - Nama Raja Thailand Maha Vajiralongkorn baru-baru ini kembali menjadi sorotan publik. Ini lantaran dia telah mengampuni selirnya yang dipenjara sejak 2019, Sineenat Wongvajirapakdi, atas tuduhan mengganggu keluarga kerajaan. Raja juga mengembalikan gelar serta jabatannya di pemerintahan Thailand.

Harian The Daily Mail, mengutip laporan majalah Bild Jeman, melaporkan Raja Thailand telah menghabiskan waktunya selama pandemi di Grand Hotel Sonnenbich, Garmisch-Partenkirchen, Jerman.

Menurut kabar yang beredar, Raja Thailand telah mengubah lantai empat, tempat ia menginap selama karantina menjadi pleasure house.

Lantai tersebut dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan biologis raya dari para istri dan selir pribadinya.

Berikut sederet wanita Raja Thailand yang dikabarkan telah dikumpulkan di sebuah hotal di Jerman:

1 dari 5 halaman

1. Putri Soamsawali

Putri Soamsawali

Pada tahun 1970an, Raja Vajiralongkorn menikahi Putri Soamsawali yang juga masih sepupunya sendiri. Pernikahan keduanya berawal dari perjodohan.

Keduanya memiliki anak tunggal yakni Putri Bajrakitiyabha yang lahir setahun setelah pernikahan mereka. Namun sayang, pernikahannya tidak berjalan mulus.

Raja Vajiralongkorn dikabarkan terlibat skandal perselingkuhan dengan seorang aktris. Bahtera pernikahan Maha Vajiralongkorn dengan Soamsawali kemudian kandas pada 1993.

Saat itu, Putri Soamsawali tetap menjadi bagian dari kerajaan

2 dari 5 halaman

2. Yuvadhida Polpraserth

Yuvadhida Polpraserth

Saat masih berstatus sebagai suami Soamsawali, Vajiralongkorn telah menjalin hubungan dengan Sujarinee Vivacharawongse yang merupakan seorang aktris.

Nama panggung perempuan cantik itu adalah Yuvadhida Suratsawadee Polpraserth dan sering dipanggil dengan sapaan Benz.

Menurut Weekly Times, Raja Vajiralongkorn saat itu dikabarkan telah menjadi ayah dari lima anak di luar pernikahan.

Namun akhirnya, sang raja menikahi Sujarinee sebagai istri kedua pada 1994 usai perceraiannya dengan istri sebelumnya. Saat itu, Putri Soamsawali dipindahkan tugaskan ke daerah lebih kecil.

Kisah pernikahan Vajiralongkorn dan Sujarinee tak berakhir lama. Pada 1996, sekitar tiga tahun setelah menikah, keduanya bercerai.

 

3 dari 5 halaman

3. Srirasmi Suwadee

Usai bercerai dengan Sujarinee, Maha Vajiralongkorn menikahi Srirasmi Suwadee pada 2001. Srirasmi adalah perempuan cantik yang telah menjadi pelayan pangeran sejak ia berumur 22 tahun.

Wanita kelahiran 9 Desember 1971 itu sempat mengenyam pendidikan di salah satu universitas negeri di Bangkok.

Pernikahannya dengan Vajiralongkorn bertahan cukup lama yakni hingga 2014. Keduanya sering terlihat bersama, bahkan dalam sebuah pesta ulang tahun anjing milik sang raja baru.

Tak lama setelah perceraian, Srirasmi dilaporkan mengundurkan diri dari keluarga kerajaan Thailand dan kembali sebagai rakyat jelata.

Beberapa minggu sebelum perceraian, terjadi serangkaian penangkapan terhadap kerabat dekat Srirasmi. Mereka diduga terlibat korupsi.

Dikutip dari The Diplomat, paman Srirasmi, mantan kepala Biro Investigasi Pusat di Pongpat Chayapan, didakwa dengan korupsi termasuk dugaan pemerasan dan penyelundupan minyak.

Sementara itu, tiga saudara lelakinya, Natthapol, Sitthisak, dan Narong, serta saudara perempuannya Sudathip juga dituduh mencemarkan nama baik monarki Thailand.

Akibatnya, Vajiralongkorn meminta agar pemerintah menghapus nama keluarga yang diberikan kerajaan kepada keluarga mantan istrinya, yakni Akkrapongpreecha.

Sementara itu, Srirasmi harus meninggalkan anak satu-satunya, Pangeran Dipankorn Rasmichoti kepada Maha Vajiralongkorn.

Pangeran Dipankorn langsung diterbangkan dari Bangkok pada 12 Desember 2014 ke Munich dan bersekolah di sana. Saat ini, pangeran turut diasuh oleh Suthida Vajiralongkorn yang merupakan permaisuri raja Thailand.

4 dari 5 halaman

4. Suthida Tidjai

Suthida Tidjai

Raja Maha Vajiralongkorn menikahi Suthida Tidjai pada 1 Mei 2019. Suthida merupakan mantan komandan pejabat Royal Thai Aide-de-Camp Department.

Sementara itu dikutip dari news.com.au, Suthida adalah teman baik dari Raja Maha Vajiralongkorn. Hubungan antara keduanya sudah lama berada di mata publik, hampir tiga tahun.

Mantan pramugari Thai Airways itu dilaporkan bertemu dengan raja dalam sebuah penerbangan. Kemudian, wanita berusia 41 tahun tersebut bergabung dengan penjaga istana pada 2013. Lalu, ia menjadi komandan unit keamanannya.

Namun, hingga saat ini pasangan tersebut tidak memiliki anak bersama.

5 dari 5 halaman

5. Sineenatra Wongvajirapakdi (Selir)

Pada Juli 2019, Raja Vajiralongkorn menganugerahkan gelar “ chao Khun Phra” atau permaisuri royal Noble pada Mayor Jenderal Sineenat Wongvajirapakdi.

Dikutip dari news.com.au, Sineenat dikenal sebagai Koi di Thailand. Ia menjadi permaisuri/selir saat perayaan ulang tahun Raja Maha Vajiralongkorn ke-67.

Ia lahir pada 1985 di Provinsi Nan, Thailand bagian utara.

Sineenat Wongvajirapakdi memiliki gelar keperawatan. Tak hanya itu, ia juga sudah melampaui kursus “ jungle welfare,” terbang tempur, serta kursus terjun payung.

Bahkan awal tahun ini istana merilis 60 foto dirinya. Mulai dari menggunakan pakaian kamuflase, menerbangkan pesawat jet, memegang tangan Raja, hingga foto saat tertawa.

Namun, pada Senin 21 Oktober 2019, istana mengeluarkan pernyataan dua halaman. Pernyataan menuduh Koi menolak untuk mematuhi raja. Serta berusaha menggerogoti istri raja, Ratu Suthida.

Menurut pernyataan itu, Koi secara aktif berusaha menghalangi penunjukan Suthida sebagai Ratu dan justru seolah mengambil posisi tersebut untuk dirinya.

Oleh sebab itu, Raja kemudian mencoba menenangkannya dengan memberinya gelar permaisuri. Namun, nampaknya dia " masih belum puas" dan terus melakukan segala yang dia bisa " untuk menjadi setara dengan sang ratu" .

" (Tindakannya) dianggap tidak terhormat, kurang berterima kasih, tidak menghargai kebaikan kerajaan dan mendorong keretakan di antara para pelayan kerajaan, membuat kesalahpahaman di antara orang-orang, dan merusak bangsa serta monarki,” kata Istana dalam sebuah pernyataan.

Tak lama setelah pencopotan yang cepat, tagar #SaveKoi mulai tren di Twitter.

(Sumber: Liputan6.com)

 

Beri Komentar