Kesederhanaan Ketua PBNU Kiai Said, Asyik Makan Pecel Lele di Warung Kaki Lima

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 19 Agustus 2020 10:01
Kesederhanaan Ketua PBNU Kiai Said, Asyik Makan Pecel Lele di Warung Kaki Lima
Kiai Said tertangkap kamera makan menu penyetan di kaki lima.

Dream - Nama KH Said Aqil Siradj tentu sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Dia dikenal sebagai ulama besar sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Tetapi siapa sangka di balik nama besarnya, Kiai Said ternyata pribadi yang sederhana. Dia tidak risih bahkan begitu nyaman makan di warung pinggir jalan.

Akun Twitter milik Rumail Abbas, @Stakof, mengunggah foto tatkala Kiai Said sedang menikmati makan di sebuah warung pecel lele. Tampak Kiai Said menikmati sajian di depannya.

Saat itu Kiai Said mengenakan peci dan kemeja putih. Tangannya terlihat tengah mengambil makanan.

" Semalam itu saya sama istri makan di warung. Nah, saya ketemu Pak Kiai sedang makan. Pingin minta foto bareng, tapi gak enak, jadinya pakai saya fotoin zoom-in saja. Sehar selalu Kiai," tulis pemilik akun.

 

1 dari 5 halaman

Foto tersebut mengundang reaksi warganet, yang kebanyakan kagum dengan Kiai Said. Sosok ulama besar namun tak risih makan di kaki lima.

" Semoga beliau senantiasa diberi kesehatan. Beginilah seharusnya sikap pemimpin bangsa ini, ga perlu menunjukkan punya banyak konstituen, jama'ah, atau pun pengikut," tulis pengguna Twitter.

" Kyai panutan dan selalu bersahaja apa adanya.. Sehat Walafiat lahir batin Yai.. Salam Takzim," tulis warganet.

" Itu org2 sekitarnya nyadar gak yah klo ada tokoh berpengaruh makan disekitar mereka. Jgn2 mereka taunya ayu ting2, luna maya dan artis2 gosip gt yaa..," tulis warganet lain.

" Luar biasa...ini namanya TOKOH PANUTAN, selalu rendah hati dan sederhana....sehat selalu dan panjang umur kyai @saidaqil," tulis warganet.

2 dari 5 halaman

Sakit Covid-19, Dokter Lepas Selang Oksigennya untuk Selamatkan Pasien Kritis

Dream - Karena Covid-19 menyerang paru-paru, orang yang berada dalam kondisi kritis perlu diintubasi atau dipasang tabung endotrakeal melalui mulut atau hidung untuk menghubungkan udara luar dengan kedua paru.

Baru-baru ini seorang dokter yang positif Covid-19 di India memasang alat intubasi yang sedang dipakainya kepada pasien lanjut usia yang sakit kritis akibat penyakit yang sama.

Dr Sanket Mehta, seorang ahli anestesi, dirawat di Rumah Sakit BAPS di Adajan karena dinyatakan positif Covid-19. Dia dirawat di ICU dengan intubasi karena mengalami sesak napas dan tingkat oksigen yang rendah.

3 dari 5 halaman

Terlalu Lama Menunggu Dokter Datang

Pada tanggal 9 Agustus lalu, seorang pasien berusia lanjut dilarikan ke ICU karena Covid-19. Pasien bernama Dinesh Purani itu dalam kondisi kritis. Pria berusia 71 tahun itu juga perlu diintubasi.

Sayangnya, para dokter harus mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Mereka mungkin membutuhkan waktu 15-20 menit untuk menangani pasien kritis yang baru datang itu.

" Dokter kami mungkin membutuhkan waktu 15-20 menit untuk mencapai ruang ICU setelah memakai pakaian APD lengkap," kata Dr Parshottam Koradia, CEO Rumah Sakit BAPS.

4 dari 5 halaman

Bertaruh Nyawa demi Pasien Covid-19 Lainnya

Tetapi para dokter dan staf RS BAPS terkejut ketika melihat Dr Mehta, yang hanya berjarak dua tempat tidur dari Purani, melepaskan alat intubasinya.

Dengan kekuatan yang tersisa, Dr Mehta berjalan menuju tempat tidur Purani dengan susah payah. Dia kemudian melakukan intubasi terhadap Purani yang sedang kritis.

Menurut para dokter, intubasi pada pasien yang kritis perlu dilakukan dalam waktu tiga menit atau pasien bisa mengalami kerusakan otak yang parah.

5 dari 5 halaman

Sudah 10 Hari Melawan Covid-19

Dr Koradia mengatakan, Dr Mehta telah dirawat selama 10 hari dalan usahanya melawan Covid-19. Dia tidak dapat berbicara banyak karena lemah dan kesulitan bernapas.

" Dr Mehta sendiri membutuhkan oksigen sekitar enam liter per menit, tetapi dia bertaruh nyawa dengan melepas alat bantu pernapasannya untuk Purani," tambah Dr Koradia.

Dr Mehta sebelumnya bekerja di RS BAPS beberapa tahun yang lalu. Tetapi dokter berusia 37 tahun itu membuka praktik pribadi sebagai ahli anestesi tamu di rumah sakit swasta.

Sumber: World of Buzz

Beri Komentar