Javier Valdez Cardenas Meninggal Dunia Setelah Ditembaki Sekelompok Orang (Sumber: NBCNews)
Dream - Perdagangan narkoba telah menjadi persoalan di berbagai negara. Selain melibatkan preman bersenjata, perdagangan narkoba juga berkelindan dengan pejabat setempat.
Asumsi itulah yang ingin dibongkar jurnalis asal Mexico Javier Valdez Cardenas. Investigasinya mengenai kartel narkoba di Mexico menorehkan prestasi. Di 2011, dia mendapat penghargaan International Press Freedom Award.
Tetapi, nahas. 15 Mei lalu, Valdez ditembak mati di depan kantornya Riodoce di kota Culiacan, negara bagian Sinaloa.
Menurut laporan The Telegraph, Sinaloa dikenal sebagai basis bos kartel narkoba Joaquin " El Chapo" Guzman. Sejak ditangkap kepolisian, pesaing Guzman saling berebut kekuasaan di wilayah itu.
Kematian Valdez mendapat reaksi keras dari Direktur Jenderal UNESCO, organisasai PBB, Irina Bokova. Dalam laman resminya, Iriana mengutuk pembunuhan Valdez.
" Saya mengutuk pembunuhan Javier Arturo Valdez Cárdenas," kata Iriana, dikutip Dream dari laman Unesco, Rabu, 17 Mei 2017.
Menurut Iriana, peristiwa itu membuktikan rusaknya, hak azasi manusia, kebebasan berekspresi, dan kebebasan informasi. Dia menuntut pihak berwenang untuk mengusut tuntas pembunuhan itu.
" Saya minta pihak yang berwenang untuk menyelidiki hingga tuntas dan memastikan pembunuhan ini. Pembunuhan ini tak bisa dibiarkan tanpa hukuman," kata dia.
Dalam sebuah wawancara, Valdez menceritakan pengalaman tinggal di kawasan kartel narkoba itu. Menurut dia, berdomisili di Sinaloa merupakan ancaman.
" Dan menjadi jurnalis adalah ancaman tambahan," kata Valdez, saat ditanya pada 2011 tentang karyanya. " Kami belajar bagaimana hidup di saat peluru terbang di sekitar kita," kata Valdez.
Selain menerbitkan investigasi kartel narkoba, Valdez juga dikenal meluncurkan buku berjudul Narcoperiodismo. Buku itu mengisahkan seorang wartawan yang terbunuh saat saat perang obat bius.
Selain itu, Valdez juga menerbitkan buku mengenai kehidupan istri dan pacar pemimpin kartel narkoba yang berkuasa. Buku itu berjudul Miss Narco.
Dia juga menulis The Taken, yang mengisahkan bagaimana 'penghilangan' massal oleh kartel narkoba. Di buku Los Morros del Narco, dia bercerita mengenai anak-anak yang bekerja untuk geng.
Pada Januari lalu, dia menerbitkan buku terbarunya, Mala Yerba (bahasa gaul untuk " rumput buruk" ). Buku itu bercerita mengenai kehidupan masyarakat di bawah pengedar narkoba.
Para jurnalis di seluruh dunia berduka atas kematian Valdez. Selamat jalan Valdez...
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media