Ilustrasi
Dream - Kasus hilangnya tabungan siswi madrasah di Malang, R, senilai Rp42,7 juta menyita perhatian masyarakat. Sekolah R, MTs Negeri Tumpang, yakin jumlah tabungan milik R hanya Rp135 ribu.
Kepala Sekolah MTs Negeri Tumpang Pono menjelaskan rincian transaksi yang tercatat di buku tabungan itu. Menurut dia, R terakhir kali menyetor uang pada 8 November 2016 senilai Rp50 ribu. Sehingga, saldo yang sebelumnya Rp85 ribu, bertambah menjadi Rp135 ribu.
" Kita memiliki bukti dan catatannya. Sudah kita kumpulkan semua saat pertama masalah ini muncul," kata Pono, kepada Merdeka.com, Kamis, 22 Juni 2017.
Menurut dia, sekolah telah memediasi persoalan ini. Proses mediasi difasilitasi perangkat desa dan polisi. Tetapi, tidak menemukan jalan keluar, dan keluarga Rosita tidak puas.
" Karena itu disarankan untuk menempuh ke jalur hukum, tetapi keluarga menolak, dengan alasan uangnya akan hilang jika dalam proses hukum," kata dia.
Keluarga Rosita Asih yakin anaknya terus setor tabungan ke sekolah. Versi orang tua Rosita, jumlah tabungan anaknya Rp 42,7 juta. Uang tersebut dikumpulkan untuk waktu satu tahun atau selama kelas 9.
" Pihak sekolah dan wali kelas mengelak semua dan mengatakan kalau kami awu-awu, fitnah," kata ibunda R, Wijiyati.
Dream - Seorang siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tumpang, Malang, Jawa Timur berinisial RA, 15 tahun, merasakan ketakutan yang sangat. Penyebabnya, uang tabungan yang selama ini dia setorkan mencapai Rp42 juta, tidak diakui oleh pihak sekolah.
Kronologi itu bermula ketika siswi berinisial RA, 15 tahun, menabung sejak kelas IX. Tetapi, ketika RA lulus madrasah, uang yang selama ini dia tabung mendadak tidak diakui.
Guru berinisial W mengatakan kepada RA uang yang ditabungnya tak bisa diambil. Ketika ditagih, sang guru selalu mengelak.
" Bu, guru nggak mau mengembalikan uang saya. Ibu nanya uangnya terus," kata RA.
Bingung dengan kondisi yang dia alami, RA memutuskan ingin mengakhiri hidupnya. Dia menelan sejumlah obat, salah satunya obat sakit kepala dengan minuman bersoda.
Beruntung, nyawa RA yang nyaris meregang berhasil diselamatkan.
Menurut ibunya, Wijiyati, selama ini dia tidak pernah diberi buku tabungan oleh guru maupun pihak sekolah. Setiap ditagih buku tabungan, guru tersebut berdalih sudah mencatat di buku catatan miliknya.
" Saya sih selama ini percaya saja, soalnya dulu waktu kelas 1 dan 2 (VII dan VIII) juga nabung nggak dikasih buku tabungan, namun uangnya mesti dikasih, kok pas kelas 3 (IX) ruwet," kata dia.
Bagaimana peristiwa ini selengkapnya? Simak di tautan ini.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media