Petugas Kesehatan Mengevakuasi Korban Serangan Di London. (Foto: CNN)
Dream – Baru bulan kemarin Inggris berduka karena aksi bom bunuh diri di Manchester. Kini, London menjadi target serangan teror.
Dilansir dari CNN, Minggu 4 Juni 2017, kejadian ini berlangsung pada Sabtu malam 3 Juni 2017. Serangan ini terjadi di dua tempat, yaitu di jembatan London (London Bridge) dan kawasan restoran, Borough Market.
Di London Bridge, seorang saksi bernama Mark Roberts, mengatakan sebuah van berkecepatan tinggi menabraki pejalan kaki dan membiarkan tubuh korban tergeletak di jalan. Saksi mata yang lain bernama Brad Meyers mengatakan seseorang nekat lompat dari jembatan demi menghindari tabrakan van tersebut. Kejadian ini berlangsung pada 22.00 waktu setempat.
Serangan yang kedua terjadi di Borough Market. Kali ini, yang terjadi adalah insiden penusukan. Seorang saksi mata menyebut banyak orang berlarian dari kawasan itu. Mereka mengatakan ada seseorang yang menusuki orang-orang.
Di Restoran Elliot, seseorang menusuk seorang pria dari belakang sebelum korban melarikan diri dari restoran. Begitu pula dengan di restoran El Pastor, saksi mata yang lain melihat ada pelaku—diduga orang yang berbeda—yang turut menusuk seorang wanita.
Seorang pemilik restoran yang tidak jauh dari Elliot, Jack Applebee, melihat orang-orang berlarian di jalan dan seorang wanita mengatakan para pelaku menusuk orang-orang. Aplebee meminta pengunjungnya untuk kembali ke restoran dan dia mengunci restorannya. Dia menutup jendelanya, kemudian mengintip ada tiga orang pelaku di depan restoran. Para pelaku ini kembali ke jalan. Lima menit kemudian, terdengar bunyi tembak-menembak.
Terkait insiden ini, Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengatakan dua serangan ini merupakan serangan yang mematikan. Sementara Wali Kota London, Sadiq Khan, mengatakan serangan itu merupakan serangan yang disengaja dan dilakukan oleh para pengecut yang dilakukan kepada warga London pada malam Minggu.
Sekadar informasi, dua serangan ini sebelum dilakukan pemilu. Lalu, kedua serangan ini juga menjadi serangan teror yang ketiga yang terjadi di Inggris setelah insiden sebuah pria yang menabraki pejalan kaki di Westminster Bridge pada Maret 2017 dan bom bunuh diri di konser Ariana Grande di Manchester.
Setidaknya ada enam orang yang tewas dalam serangan teror di London, tiga di antaranya adalah para pelaku yang ditembak mati polisi. Menurut Dinas Kepolisian London, Mark Rowley, serangan ini bermula dari serangan sebuah van yang menabraki para pejalan kaki di London Bridge, kemudian para pelaku meninggalkan van dan mulai menusuki orang-orang di jalan, termasuk seorang polisi yang merespon insiden di London Bridge. Polisi itu mendapatkan luka serius, tapi tidak membahayakan nyawanya.
Rowly melanjutkan polisi pun merespons cepat insiden ini. Mereka tembak-tembakan dengan pelaku selama delapan menit.
Dia juga mengatakan ada isu bahwa pelaku mengenakan rompi untuk bom bunuh diri. “ Tapi, itu hoax,” kata Rowley.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan