Suasana Terakhir Dalam Kabin Germanwings Sebelum Jatuh

Reporter : Sandy Mahaputra
Rabu, 1 April 2015 17:03
Suasana Terakhir Dalam Kabin Germanwings Sebelum Jatuh
Rekaman tersebut kemungkinan didapat dua media itu dari ponsel yang ditemukan di lokasi reruntuhan pesawat Germanwings 9525.

Dream - Sebuah video yang menunjukkan suasana terakhir dalam kabin pesawat Germanwings 9525 yang mengalami kecelakaan di Pegunungan Alpen, Perancis telah beredar di Internet.

Dikutip Dream.co.id dari laman Metro.co.uk, Rabu 1 April 2015, klip video yang diduga direkam menggunakan kamera ponsel salah satu penumpang itu diperoleh oleh media Paris Match dan BILD.

Dalam video berdurasi beberapa detik itu terlihat kekacauan penumpang sebelum pesawat Airbus A320 jatuh dan menghantam salah satu sisi Pegunungan Alpen dan menewaskan 150 orang di dalamnya.

Menurut  laporan Paris Match, dalam video itu terdengar para penumpang berteriak histeris " Ya Tuhan" dalam beberapa bahasa.

Rekaman itu kemungkinan didapat dua media itu dari ponsel yang ditemukan di lokasi reruntuhan pesawat Germanwings 9525.

Sementara dalam penyelidikan tentang kecelakaan Germanwings, penyidik menemukan bahwa maskapai Lufthansa yang merupakan induk Germanwings mengetahui bahwa, sejak enam tahun lalu co-pilot Andreas Lubitz menderita depresi serius.

Dari email-email yang Lubitz kirim kepada sekolah penerbangan milik Lufthansa di Bremen diketahui bahwa dia kembali menjalani pelatihan setelah berhenti beberapa bulan.

Dalam emailnya, Lubitz menginformasikan bahwa dia menderita masa-masa depresi serius, namun sudah mereda. Perusahaan penerbangan itu kemudian mengatakan Lubitz telah melewati semua cek medis dan menyerahkan semua catatan kesehatannya pada jaksa.

Terungkap bahwa para pejabat Lufthansa telah diberitahu tentang masalah psikologis Lubitz sehingga menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang mengapa dia diperbolehkan menjadi pilot untuk anak perusahaannya, Germanwings, di bulan September 2013.

Menurut pejabat penyidik kecelakaan, Lubitz, 27 tahun, yang pada masa lalu pernah menjalani perawatan karena berusaha bunuh diri, mengunci dirinya di ruang kokpit sebelumnya secara sengaja menabrakkan pesawat Germanwings dalam penerbangannya dari Barcelona ke Duesseldorf.

Hari ini, Lufthansa mengumumkan telah menyisihkan US$ 300 juta (Rp 4 triliun) untuk membiayai penyelidikan kecelakaan Germanwings 9525. (Ism)

1 dari 3 halaman

Penumpang Histeris

Penumpang Histeris © Dream

Dream - Kabar terbaru jatuhnya pesawat dari maskapai murah Jerman, Germanwings, semakin menyesakkan hati keluarga korban. Kopilot yang memegang kendali saat itu diduga sengaja menjatuhkan pesawat buatan Airbus tersebut.

Kopilot sebelumnya dilaporkan sengaja mengunci dirinya di ruang kokpit. Dia pun menerbangkan pesawat dengan kecepatan tinggi ke sebuah areal pegunungan Alpen Perancis.

Meninggalkan sang pilot yang terkunci di luar kokpit, asisten pilot ini seolah mengacuhkan teriakan para penumpang beberapa saat sebelum kecelakaan.

Dugaan ini muncul setelah penyidik penerbangan mengumumkan teror mengerikan pesawat Germanwings seperti dikutip Time.com, Jumat, 27 Maret 2015.

" Niat kopilot Andreas Lubitz adalah untuk menghancurkan pesawat ini," kata penyidik Marseille Brice Robin.

Sontak kesimpulan tim penyidik ini sontak membuat gempar keluarga dan maskapai penerbangan Germanwings.

Robin menjelaskan, sang pilot yang namanya belum teridentifikasi, kemungkinan meninggalkan ruang kokpit untuk menuju toilet. Sayang, upayanya kembali ke ruang kendali tak bisa terwujud karena ruangan terkunci.

Selanjutnya, Lubitz, warga Jerman berusia 28 tahun, diketahui sengaja menerbangkan pesawat secara manual ke ketinggian rendah dengan kecepatan tinggi.

Mengetahui ikhwal tersebut, sang pilot sempat beberapa kali mengetuk pintu kokpit. Namun tak ada respon dari ruangan kokpit. Pintu tersebut memang hanya bisa ditutup secara manual.

" Yang paling masuk akal, yang paling mungkin adalah kopilot sengaja menolak membuka pintu kokpit untuk kapten dan menekan tombol untuk terbang rendah," kata Robin.

Informasi ini diperoleh dari data rekaman percakapan ruang kokpit dari Kotak Hitam (blackbox) pesawat. Setelah sang kapten lepas kendali, tak ada sama sekali percakapan dari asisten pilot tersebut.

" Hanya keheningan di ruangan kokpit itu," ujarnya.

Beberapa detik selama pesawat menukik turun, terdengar alarm berbunyi dalam dalam pesawat. Temuan yang cukup mengejutkan, detak jatung co-pilot yang memegang kendali saat ini sangat normal.

Robin juga mengungkapkan, sebelum pesawat menghantam gunung, teriakan penumpang terdengar keras pada perangkat audio tersebut.

" Saya pikir penumpang baru sadar beberapa saat jelang musibah tragis itu," katanya.

Untuk diketahui pesawat Airbus A320 dirancang untuk memberikan tanda bahaya ketika pesawat dalam kondisi darurat. Namun kode-kode yang diketahui kru kokpit tak berlaku jika diabaikan pilot. 

2 dari 3 halaman

Pilot Dobrak Pintu Kokpit

Pilot Dobrak Pintu Kokpit © Dream

Dream - Temuan mengejutkan muncul dari tragedi jatuhnya pesawat maskapai murah Jerman, Germanwings. Pilot diduga tak bisa masuk ke ruang kokpit karena pintu yang rusak.

Proses investigasi penyebab kecelakaan saat ini masih terus dilakukan. Kotak Hitam (blackbox) berisi rekaman percakapan dari ruang kokpit masih terus dipelajari tim.

Kepala Biro Investigasi Kecelakaan Prancis (BEA), Remi Jouty mengutip laman Time, Kamis, 26 Maret 2015 mengatakan pihaknya memang telah berhasil mendapatkan bunyi dan suara dari rekaman tersebut.

Namun, tambah Jouty, pihaknya belum sedikitpun mendapatkan kejelasan penyebab jatuhnya pesawat yang menewaskan 150 penumpang tersebut.

Kabar mengejutkan justru datang dari seorang penyidik yang meminta tak disebutkan namanya. Laman New York Times melaporkan salah satu pilot terdengar meninggalkan ruang kokpit sesaat sebelum kecelakaan terjadi.

Saat kembali ke ruang kokpit, sang pilot terdengar menggedor pintu kokpit secara keras. Sayang, upayanya itu dikabarkan tak berhasil.

" Orang yang berada di luar terdengar mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban," ungkap laporan New York Times. " Lalu dia mengetuk pintu dengan keras, namun tak ada jawaban. Tak pernah ada jawaban lagi."

Mengutip ucapan penyidik, sang pilot terdengar tengah berusaha mendobrak pintu kokpit. " Anda bisa mendengar dia sedang mencoba menghancurkan pintu itu," katanya.

Penyidik yang tak mau disebutkan namanya karena proses investigasi masih berlangsung itu menyebut, tak tahu alasan salah satu pilot meninggalkan ruang kokpit.

Dia juga tak berspekulasi mengapa pilot satu lagi tak berusaha membukakan pintu. Serta berusaha menghubungi menara kontrol ketika kecelakaan terjadi.

Merujuk pada standar penerbangan Amerika Serikat, jika seorang pilot meninggalkan ruang kokpit, tanggung jawab ada di tangan pilot lainnya. Namun belum bisa dipastikan apakan standar yang sama dipakai maskapai penerbangan Eropa.

Sementara itu, pejabat Prancis tetap bungkam dengan hasil penelitian kotak hitam Germanwings. Mereka masih mengatakan penyebab kecelakaan pesawat masih misterius.

" Pada saat ini belum ada penjelasan," kata Jouty. " Satu hal yang tak terbayangkan adalah pilot secara sadar membawa pesawat ke daerah pegunungan." (Ism) 

3 dari 3 halaman

`Napas Terakhir` Kopilot

`Napas Terakhir` Kopilot © Dream

Dream - Penyelidik kecelakaan Germanwings mengungkap detik-detik akhir di dalam kokpit pesawat yang jatuh di selatan Prancis pada Selasa 24 Maret silam. Dalam rekaman tersebut, tak ada percakapan yang mencurigakan antara Kapten Patrick Sonderheimer dan Kopilot Andreas Lubitz.

Dikutip Dream dari laman The Telegraph, Jumat 27 Maret 2015, kapten dan kopilot itu saling bercakap dengan normal. “ Seperti pilot normal dalam penerbangan yang normal,” kata penyelidik kecelakaan yang tak disebutkan namanya.

Dalam penerbangan Germanwings 9525 itu, pilot dan kopilot menjalankan protokol seperti biasa. Saat penerbangan dari Barcelona, Spanyol, menuju Dusseldorf, Jerman, itu sudah berlangsung sekitar 20 menit, keduanya berdiskusi soal rencana pendaratan. Semua, normal...

Namun sesuatu yang ganjil terjadi saat Kapten Sonderheimer selesai memberikan brifing pendaratan. Lubitz hanya memberikan jawaban singkat atas instruksi Sonderheimer. Dan Sonderheimer pun tak mencurigai keanehan tersebut. Setelah brifing itu, Kapten Sonderheimer pergi ke toilet.

“ Kamu yang mengendalikan,” kata Sonderheimer menyerahkan kontrol pesawat ke Lubitz. Sebelum keluar kokpit, Sonderheimer mengatur sistim autopilot dengan ketinggian terbang pada 38 ribu kaki.

Setelah itulah Sonderheimer ke luar kokpit. Dalam rekaman terdengar bunyi tempat duduk yang ditinggal. Menyusul kemudian suara pintu dibuka dan kemudian ditutup kembali. Para penyelidik mengasumsikan saat itulah Kapten Sonderheimer menuju ke toilet.

Kopilot Lubitz berada sendirian di kokpit Airbus A320. Dia memegang kendali pesawat berisi 150 orang itu. Dan para penyelidik menduga Lubitz menekan tombol sistim monitor untuk menurunkan pesawat.

“ Saya ulangi, pilot (Lubitz) sendirian mengendalikan Airbus A320, pilot itu menekan tombol sistim monitoring penerbangan untuk mode turun,” tutur peenyelidik, Brice Robin.

Kemudian secara manual Lubitz mengubah pengaturan sistim autopilot dari 38 ribu kaki ke 100 kaki. Sembilan detik kemudian pesawat tersebut mulai menurun. Lubitz juga diduga mengunci pintu kokpit. Sehingga Pilot Sonderheimer tak bisa masuk ke kokpit. Terkunci dari dalam.

Karena tak bisa masuk, Kapten Sonderheimer menggunakan video interkom untuk menghubungi Kopilot Lubitz. Dan Lubitz melihat Sonderheimer di monitor, namun tak memberi respons. Dan Sonderheimer mengetuk pintu lagi, meminta dibukakan pintu.

Saat itu, menara kontrol di Prancis mendeteksi pesawat itu turun dengan cepat. Menara kontrol di Prancis memperingatkan pesawat itu. Namun tak ada respons dari Lubitz yang berada di kokpit.

Pesawat itu menurun tajam dalam waktu 9 menit. Yang terdengar dalam rekaman itu hanya napas Lubitz yang tertangkap mikrofon yang terpasang pada headset. “ Kami bisa mendengar napas manusia di dalam kabin,” tutur Robin.

Dia menambahkan, suara napas ini terdengar hingga momen terakhir sebelum benturan. Penyelidik mengasumsikan kopilot Lubitz hidup. Tampak seperti napas normal, bukan seperti orang yang mengalami serangan jantung.

“ Anda tidak menemukan kesan panik, sebab napas itu teratur. Napas itu tidak terengah-engah. Ini napas orang normal. Benar-benar hening di kokpit,” tambah Robin.  

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More