Viral, Qari Bersuara Emas Gelar Pernikahan Saat Subuh

Reporter : Ratih Wulan
Kamis, 6 Juli 2017 14:01
Viral, Qari Bersuara Emas Gelar Pernikahan Saat Subuh
Unik, Qari bersuara merdu ini akan melaksanakan pernikahan setelah shalat subuh.

Dream - Anda masih ingat dengan qari muda bersuara merdu, Muzammil Hasballah? Namanya sempat viral di berbagai media sosial karena keindahan suaranya saat melantunkan ayat-ayat suci Alquran.

Kali ini, Muzammil kembali ramai dibicarakan warganet. Pemuda 24 tahun itu datang dengan kabar bahagia, karena kana segera melangsungkan pernikahan dengan adik kelasnya saat SMA, Sonia Rianti.

Berita pernikahannya dengan cepat menyebar setelah ia memublikasikannya melalui akun Instagram. Lewat sebuah undangan berwarna biru, Muzammil dan Sonia mengumumkan pernikahan yang rencananya digelar Jumat 7 Juli 2017.

Keduanya sepakat memilih Masjid Agung Al-Ma'mur Banda Aceh untuk mengikat janji setia menjadi suami istri. Tapi, di balik fakta pernikahan mereka ada hal yang sangat menarik untuk diperbincangankan masyarakat dunia maya.

1 dari 4 halaman

Mengapa Pilih Waktu Setelah Subuh?

Mengapa Pilih Waktu Setelah Subuh? © Dream

Unik dan menarik tentunya, karena mereka memilih menikah setelah Subuh. Sesuai dengan waktu yang tertulis pada undangan, yaitu 'Shalat Subuh Berjama'ah dan dilanjutkan dengan Akad Nikah'.

Muzammil Hasballah

Bahkan, ia menyertakan keterangan bahwa undangan bersifat terbuka untuk seluruh masyarakat Aceh yang ingin datang. Muzammil mengajak masyarakat di sekitar Banda Aceh untuk datang pukul 05.00 pagi untuk meramaikan Sholat Subuh sekaligus mendoakan prosesi akad nikahnya.

Tak hanya itu saja, rupanya Muzammil juga ingin berbagi kebagian dengan para pengikut Instagram. Sehingga ia juga berniat untuk merekam secara live akad nikahnya.

2 dari 4 halaman

Muzammil Hasballah, Imam Muda Bersuara Emas

Muzammil Hasballah, Imam Muda Bersuara Emas © Dream

Dream - Ayat demi ayat terdengar melantun merdu. Menggema ke seluruh ruangan. Merasuk hingga ke relung jiwa. Khidmat begitu terasa.

Puluhan orang berdiri berjajar, membentuk shaf-shaf yang rapat. Mereka begitu khusyuk mendengar alunan merdu Surah Ar Rahman, dilantunkan imam sebuah masjid di Kota Bandung, Masjid Al Lathif.

Saking merdunya, kekhusukan orang-orang itu terlihat tak terganggu. Mereka sama sekali tak bergerak. Padahal, sang imam membaca surat itu penuh, dari ayat pembuka hingga penutup, genap satu surat Alquran.

Sang imam terlihat mengenakan kemeja flanel lengan panjang bermotif kotak-kotak. Di lehernya terbalut selembar serban. Di kepala bukan tersemat peci, melainkan topi kupluk berbahan benang rajutan.

 

A video posted by Muzammil Hasballah (@muzammilhb) on

Jika dilihat dari fisiknya, imam itu masih sangat belia. Usianya masih berkisar 23 tahun. Boleh dibilang, sangat jarang ditemui ada imam sebuah masjid besar yang masih sangat muda.

Padahal, menjadi imam masjid bukan perkara mudah. Ada syarat-syarat tak tertulis yang harus dipenuhi seseorang untuk bisa menjadi imam masjid. Salah satunya, fasih membaca Alquran.

Syarat itu terpenuhi oleh pemuda tersebut. Tidak hanya fasih, pemuda itu sanggup membaca Alquran dengan alunan yang indah. Sampai-sampai mampu membuat hati para pendengarnya bergetar.

Tidak main-main, kemerduan itu bahkan sanggup membuat Imam Besar Masjidil Haram, Asy Syeikh Abdurrahman bin Abdul Aziz bin Muhammad As Sudais, atau kerap disapa Syeikh Abdurrahman As Sudais penasaran.

Dia sampai meluangkan waktu, terbang jauh-jauh dari Mekkah mengunjungi Indonesia demi bisa bertemu si pemuda.

Pertemuan itu terjadi. Pertengahan tahun ini, pemuda itu mendapat kehormatan bertemu dengan Syeikh Abdurrahman As Sudais. Pertemuan itu berlangsung haru. Sesaat usai bersalaman, sang Syeikh langsung memeluk erat pemuda itu.

 

A video posted by Muzammil Hasballah (@muzammilhb) on

Seolah sang Syeikh ingin menunjukkan betapa bangganya dia bertemu si pemuda, yang tidak lain adalah Muzammil Hasballah.

Ya, meski masih muda, Muzammil sudah dipercaya menjadi imam sholat di dua masjid besar di Bandung, Masjid Al Lathiif dan Masjid Salman ITB. Semua berkat kemampuannya melantunkan ayat-ayat suci Alquran dengan sangat merdu.

3 dari 4 halaman

Berawal dari Suara di Surau

Berawal dari Suara di Surau © Dream

Muzammil Hasballah lahir di Desa Paya Tijue, Kemukiman Gampong Lhang, Kecamatan Pidie, Kabupaten Sigli, Aceh, 21 September 1993. Dia merupakan bungsu tiga bersaudara dari pasangan Hasballah Usman (alm) dan Hasnidar Sulaiman. Ayahnya pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pidie, dan ibunya merupakan guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN).

Sejak kecil, Muzammil dididik dengan penuh disiplin oleh sang ibu. Dalam belajar, dia dibimbing oleh kedua orangtuanya. Jika sedang mengerjakan PR matematika, Muzammil kecil akan bertanya kepada sang ayah, sementara sang ibu akan jadi sumber bantuan saat dia mengerjakan PR pelajaran agama Islam.

Kecintaannya terhadap Alquran telah tumbuh sedari kecil. Muzammil kecil memiliki ketertarikan untuk mempelajari ilmu langgam atau alunan nada pembacaan Alquran. Ketertarikan ini muncul lantaran setiap hari, Muzammil kerap mendengarkan rekaman murotal Alquran yang diputar di surau dekat rumahnya saat mendekati waktu sholat.

 

A photo posted by Muzammil Hasballah (@muzammilhb) on 

Muzammil mulai serius belajar ilmu langgam Alquran saat duduk di bangku kelas 5 MIN. Penyebabnya, dia ditunjuk mewakili madrasah mengikuti perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) kategori anak-anak di Aceh. Saat itu, Muzammil mendapat bimbingan privat belajar langgam Alquran.

Ustaz yang membimbing Muzammil mengaji menemui sang ibu. Kepada ibunya, sang ustaz berkata Muzammil memiliki kemampuan mengaji yang sangat bagus. Sang ustaz menyarankan kepada sang ibu agar memasukkan Muzammil ke madrasah hafiz Quran.

Ibunda Muzammil menyetujui saran tersebut. Alhasil, Muzammil menempuh pendidikan di dua lembaga. Siang hari, Muzammil belajar ilmu-ilmu umum di SMP YPPU Sigli. Saat malam harinya, Muzammil belajar ilmu langgam sekaligus menghafal Alquran di Madrasah Ulumul Quran di Tijue. Dengan begitu, aktivitas Muzammil tidak pernah lepas dari membaca dan menghafal Alquran.

Lulus dari SMP YPPU, Muzammil bersekolah di SMA 10 Fajar Harapan di Banda Aceh. Prestasinya sejak duduk di bangku MIN dan SMP tidak terputus. Bahkan saat jadi pelajar SMA, Muzammil kerap meraih juara satu dan juara umum perlombaan Alquran.

Pada 2011, Muzammil diterima sebagai mahasiswa Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung. Sebagai mahasiswa, Muzammil disibukkan dengan pelbagai aktivitas perkuliahan. Meski begitu, dia tidak pernah sekalipun meninggalkan kebiasaannya yaitu tilawah Alquran dan murajaah. Sehingga tiap-tiap ayat Alquran begitu melekat di pikiran pemuda Aceh ini.

Setahun kemudian, di sela aktivitas perkuliahan, Muzammil dipercaya sebagai imam Masjid Salman ITB. Suaranya mampu membius para jemaah sholat. Tidak jarang, sebagian jemaah sampai menangis mendengar lantunan ayat Alquran yang dibacakan Muzammil dalam sholat. Dia juga diminta menjadi Imam Masjid Al Lathiif.

4 dari 4 halaman

Tetap Layaknya Anak Muda

Tetap Layaknya Anak Muda © Dream

Lazimnya anak muda, Muzammil cukup akrab dengan dunia internet dan media sosial. Dia lantas merekam aktivitasnya saat menjadi imam sholat berjamaah di Masjid Salman. Masjid itu memang kerap merekam suara-suara indah para pelantun Alquran, termasuk suara Muzammil.

Pemuda Aceh itu lalu membuat video berisi rekaman suaranya saat membaca Alquran. Karena hanya rekaman suara, Muzammil memadukan dengan foto-foto sholat berjamaah, lalu mengunggahnya ke layanan berbagi video Youtube mulai 2012.

Baru pada tahun ini, video-video unggahan Muzammil banyak dilihat. Seketika, Muzammil langsung terkenal di kalangan netizen. Banyak netizen kagum keindahan suaranya.

Tak ada maksud riya, Muzammil hanya ingin membuat orang lain terinspirasi. Pelbagai video dia buat bukan untuk menunjukkan eksistensi. Dia hanya bermaksud menjadikan video tersebut sebagai jalan dakwah, memberi inspirasi, dan motivasi kepada semua orang agar lebih rajin beribadah.

 

A photo posted by Muzammil Hasballah (@muzammilhb) on 

Meski dikenal sebagai pelantun Alquran bersuara merdu, Muzammil selalu tampil apa adanya. Dia tidak pernah menggunakan pakaian formal keagamaan dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan saat menjadi imam sholat, dia selalu berpenampilan seperti anak muda kebanyakan.

Di luar itu, Muzammil tidak berbeda jauh dengan anak muda seusianya. Hangout di kafe atau makan di kaki lima menjadi hal biasa bagi Muzammil. Selain itu, pemuda ini juga memiliki hobi bermain skateboard. Dia pun kerap mengunggah pelbagai foto dirinya di akun media sosial Facebook dan Instagram.

(Berbagai sumber)

Beri Komentar