Waspada! Kartu Palsu BPJS Kesehatan Beredar di Bandung Barat

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Minggu, 24 Juli 2016 18:25
Waspada! Kartu Palsu BPJS Kesehatan Beredar di Bandung Barat
Ratusan orang sudah menjadi korban kartu bodong ini. Astagfirullah...

Dream - Ratusan warga Desa Kertajaya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menjadi korban kartu BPJS palsu. Kartu bodong ini diterima warga dari sebuah lembaga berkedok peduli duafa.

" Sebanyak 200-an orang yang mendaftar. Jadi, lembaga itu datang ke desa dan menawarkannya sejak delapan bulan yang lalu," kata Lurah Desa Kertajaya, Bandung Barat, Fauzy Samsul, dilansir dari Merdeka.com, Minggu 24 Juli 2016.

Fauzy mengatakan kasus ini terungkap ketika kartu BPJS Kesehatan yang dimiliki warganya tak bisa digunakan untuk berobat di salah satu rumah sakit di Cimahi, Jawa Barat. Setelah dikumpulkan, ternyata ada ratusan warga yang memang menerima kartu BPJS Kesehatan dari pihak yang sama. Mayoritas mereka berasal dari Desa Kertajaya.

" Dulu, ada iuran satu orang sebesar Rp100 ribu untuk kartu BPJS ini. (Lembaga itu) menawrkan BPJS Kesehatan. Otomatis diterima karena di desa kami juga ada (program) desa siaga," kata dia.

Fauzy mengatakan banyak warganya yang tertarik untuk mengikuti program ini karena belum terfasilitasi akses kesehatan. Mereka pun akhirnya mempercayakan pembuatan kolektif yang digagas lembaga duafa itu.

" Di desa itu banyak warga kami yang tidak terfasilitasi dan tidak terdata Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dulunya," kata dia.

Fauzy mengatakan akan melaporkan kasus ini kepada aparat berwajib. Dia memperkirakan ada Rp22 juta yang diperkirakan mengalir ke lembaga berkedok peduli duafa itu.

" Akan dilaporkan karena di sini banyak yang dirugikan," kata dia.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, mengatakan banyaknya temuan kartu bodong ini menunjukkan semakin banyak orang yang tidak bertanggung jawab yang memalsukan identitas pemerintah. Deddy pun meminta kasus ini segera diproses secara hukum.

" Saya kira semua bisa dipalsukan. Sertifikat saja bisa dipalsukan. Kepemilikan lahan dipalsukan. Apa yang enggak bisa. Itu kondisi kita sekarang. Tipu-tipu masih ada. Ini jelas harus diusut," kata dia.

 

Beri Komentar