Anak Sanggah Pandangan Orangtua Tergolong Durhaka? Ini Kata Ulama

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 12 September 2018 20:00
Anak Sanggah Pandangan Orangtua Tergolong Durhaka? Ini Kata Ulama
Anak juga berhak meluruskan pandangan orangtuanya jika dianggap keliru.

Dream - Perbincangan atau diskusi tentu bisa terjadi di banyak orang. Tidak jarang diskusi berujung perbedaan persepsi antara satu orang dengan yang lain.

Hal ini bisa juga terjadi antara orangtua dengan anak. Tidak sedikit pula anak yang punya pendapat berbeda ingin meluruskan pandangan orangtuanya.

Sayangnya, seringkali anak lebih memilih mengurungkan niat untuk meluruskan pandangan orangtua. Sebabnya, takut dianggap durhaka. Benarkah demikian?

Dikutip dari NU Online, mungkin masih banyak orang yang berpandangan anak dilarang membantah perkataan orangtua meskipun berniat ingin meluruskan. Cap durhaka harus siap diterima anak yang tetap ngotot membantah orangtuanya.

Syeikh M Ibrahim Al Baijuri dalam Syarah Tuhfatul Murid ala Jauharatut Tauhid menjelaskan meluruskan pandangan yang kurang tepat adalah perbuatan terpuji. Baik apakah itu dilakukan orang lain kepada lawan bicaranya atau oleh anak kepada orangtuanya.

" Adapun bila itu bersifat mengungkapkan yang hak dan menyatakan kebatilan, yaitu menjelaskan hakikat yang hak dan menjelaskan kebatilan sesuatu yang batil, maka itu terpuji menurut syariat, sekali pun itu dilakukan oleh anak terhadap kedua orangtuanya, maka itu terbilang ‘durhaka’ yang terpuji."

 

1 dari 1 halaman

Selama Tidak Merendahkan Orangtua

Yang tidak dibolehkan adalah berdebat atau menyanggah pendapat orang lain jika bersifat merendahkan lawan bicara. Demikian pula jika seorang anak sampai merendahkan orangtuanya sendiri, maka dianggap tercela.

" Secara bahasa (berdebat) artinya mengeluarkan sebagaimana kalimat, ‘Fulan mengeluarkan fulan,’ yaitu ketika si fulan meminta mengeluarkan sesuatu yang ada pada fulan. Secara adat, debat itu berselisih (debat atau sanggah) orang lain perihal sesuatu yang didakwakan kebenarannya. Tindakan ini menjadi tercela karena terletak pada sikap meremehkan orang lain dan menyatakan keistimewaan kita atas orang lain itu."

Dari penjelasan di atas, maka kita harus sangat berhati-hati apabila ingin meluruskan pendapat orangtua. Jangan sampai upaya kita untuk mendudukkan persoalan secara proporsional malah jadi merendahkan orangtua sendiri, atau justru malah menghinanya.

Demikian pula, para orangtua sebaiknya tidak buru-buru menghukumi anak durhaka. Selama anak menyampaikan pendapatnya secara santun, maka orangtua patut memperhatikannya.

Selengkapnya...

Beri Komentar