Mustamam (BH Online)
Dream - Muhammad Haziq Amsyar Ahmad Mustamam. Bocah ini tengah membetot perhatian pengguna media sosial, khususnya Malaysia. Banyak yang memuji ketaatan bocah 7 tahun ini.
Saban pagi, murid Sekolah Kebangsaan (SK) Sultan Ismail 1 di Kota Bharu ini tak pernah absen menunaikan salat Dhuha di langgar sekolah. Dia mengaku, amalan itu dia tunaikan karena pesan ayah dan bundanya.
“ Ketika waktu rehat pada jam 9.45 pagi, saya akan makan makanan yang dibekal ibu terlebih dahulu sebelum ke surau untuk menunaikan solat Dhuha,” ujar Mustamam, sebagaimana dilansir BH Online, Selasa 16 Februari 2016.
Mustaman semula menunaikan salat Dhuha sendirian. Namun, perlahan dia mengajak teman-teman lainnya untuk melakukan Dhuha bersama.
“ Sejak awal sesi persekolahan pada Januari lalu, saya salat (Dhuha) seorang diri dan kini mula mengajak rekan lain untuk sama-sama berbagi pahala,” tambah sulung dari empat bersaudara itu.
Selain salat sunah, Mustamam juga rajin salat wajib lima waktu. Dia melakoni salat wajib dengan rutin sejak usia lima tahun. Dan salat sunah, seperti Dhuha, yang dia jalankan saat ini, bukanlah menjadi beban.
Dream - Mualaf Inggris, Peter Chatfield, sedang dirawat di Rumah Sakit Queens di ruang Sahara B5. Dia menderita kanker tulang belakang yang membuatnya lumpuh dari dada ke bawah. Dokter memperkirakan sisa umurnya tinggal enam bulan lagi.
Chatfield pun mengundang sesama muslim melalu media sosial agar menjenguk dan mendampinginya melalui masa-masa sulit. Pasalnya, Chatfield tidak memiliki banyak teman Muslim.
Tanggapan yang diterimanya sangat mengagumkan. Tidak lama setelah pesannya menyebar melalui media sosial, ratusan umat Islam dari semua latar belakang pergi menjenguk Chatfield di rumah sakit.
" Saya benar-benar diberkati," kata Chatfield, dikutip dari Ilmfeed. " Saya tidak menolak siapa pun yang datang," katanya. Dalam beberapa hari terakhir Chatfield telah memiliki lebih dari 400 pengunjung. " Ini luar biasa, dan saya sangat senang dan merasa sangat diberkati karena begitu dicintai. Itulah yang penting, cinta."
Bahkan salah satu pengunjung Chatfield adalah orang Arab Saudi. Dia rela terbang dari Riyadh hanya untuk menjenguk Chatfield dan kemudian balik ke negaranya. Sehari sebelumnya, sebuah keluarga dari Penyslvania, Amerika Serikat juga datang untuk menghabiskan waktu bersamanya.
Chatfield berkata " Saya tahu, tak lama lagi saya pergi. Saya siap untuk pergi dan saya minta maaf kepada mereka yang merasa tersakiti atau saya marahi." Chatfield mengaku tidak takut untuk meninggalkan kehidupan ini karena merasa dikelilingi begitu banyak cinta.
" Saya bahkan harus memblokir sementara telepon dan SMS yang saya terima karena begitu banyak yang bersimpati kepada saya. Saya tidak ragu-ragu lagi untuk pergi. Terpujilah mereka yang menjenguk saya," kata Chatfield.
Dia kemudian mendoakan kesembuhan bagi para pasien di rumah sakit itu. " Ada begitu banyak pelajaran tentang sifat manusia dan kehidupan. Beberapa orang tidak menerima satu kunjungan tapi saya memiliki ratusan," ujarnya senang.
Dream - Penyanyi kawakan Malaysia, Ziana Zain, tengah menjadi buah bibir. Sebab, artis cantik itu baru saja mengubah penampilan. Kini dia tak lagi mengumbar aurat karena memutuskan berhijab.
" Saya berterima kasih kepada Allah karena telah membukakan hati saya untuk berhijab. Ini adalah hadiah terbesar dari Yang Maha Kuasa," tutur Ziana dikutip Dream dari The Star, Sabtu 19 Juli 2014.
Keputusan berhijab yang diambil oleh penyanyi berusia 46 tahun itu ternyata didukung oleh orang-orang di sekitarnya. Suami, anak, orangtua, dan penggemar, memberikan dukungan.
Sebelum memutuskan berhijab, artis yang bernama asli Siti Roziana Zain ini mengaku telah diminta oleh sang anak, Muhammad Aiman, untuk menutup auratnya. Sejak itulah dia mulai berpikir untuk berkerudung.
" Aiman memang pernah menyuruh saya bertudung. Tapi, saya jelaskan kepadanya, jika saya mengambil keputusan untuk bertudung, biarlah ia datang dari hati dan ikhlas. Bukan kerana terpaksa," ujar dia.
Karena penjelasan itu, tambah Ziana, Aiman bisa menerima. Namun lagi-lagi Aiman mengingatkan ibunya bahwa tak ada manusia yang tahu kapan ajalnya akan datang. Sehingga, lebih baik segera melaksanakan perbuatan baik sebelum terlambat.
Ziana juga banyak mendendapat pesan dari anak berusia 14 tahun itu. Bahkan anak itu merasa malu karena sang ibu tidak menutup aurat. " Pernah sekali dia menemani saya membeli kue. Waktu itu dia memakai pakaian sekolah dan saya memakai rok. Aiman cepat-cepat tutup lencana sekolahnya kerana tidak mau orang tahu dia bersekolah di mana," tambah Ziana. (Ism)
Dream - Seorang ibu asal Wisconsin, Amerika Serikat, Heather McManamy, 35, didiagnosis menderita kanker payudara stadium dua pada 2013 dan stadium akhir pada Agustus 2014. Penyakitnya tersebut telah menyebar ke hati dan tulang.
Dia lantas menuliskan serangkaian pesan dan video untuk putrinya yang berusia empat tahun.
Pesan itu dibuatnya karena khawatir tidak akan bisa menemani putrinya, Brianna, hingga dewasa. Lewat pesan itu, wanita kelahiran McFarland ini merencanakan satu cara agar tetap bisa memberikan bimbingan pada putrinya.
Bersama Jeff, suami yang sudah dinikahinya selama 13 tahun, McManamy memutuskan untuk membuat catatan pesan dan video yang berisi nasihat dan saran dalam tonggak kehidupan penting Brianna.
" Saya akan melakukan apa saja agar selalu dekat dengan putri dan suami saya. Saya kira saya masih punya harapan. Saya hanya tidak siap untuk mengucapkan selamat tinggal," kata McManamy kepada ABC.
Sebenarnya McManamy ingin mengantar Brianna di hari pertama sekolahnya kelak. Tetapi, jika kematian yang mendahuluinya, maka dia mengandalkan pesan dan video yang sudah dibuatnya bersama Jeff.
McManamy berharap pesan yang dibuatnya bisa membantu kehidupan putrinya. Misalnya, pesan ketika suatu saat putrinya mengalami putus cinta dari pacarnya, saat menginjak usia 30 tahun, dan momen penting lain dalam kehidupan Brianna.
Ada lebih dari 40 kartu pesan yang sudah ditulis McManamy selama beberapa bulan terakhir. Selain kartu pesan, McManamy juga merekam pesan dalam bentuk video.
McManamy berharap kisahnya ini menginspirasi orang tua lainnya untuk mewariskan sesuatu yang berguna bagi anak-anak mereka.
Sumber: Dailymail.co.uk
Dream - Seorang ibu di Inggris tega menyiksa putrinya yang masih berusia delapan tahun hingga tewas setelah mendapat arahan meyakinkan dari kekasihnya bahwa anak itu kerasukan setan dan harus 'dihancurkan'.
Dalam kejadian di Chadwell Heath, Essex, London itu, korban, Ayesha Ali, 8 tahun, disiksa secara sadis hingga tewas oleh ibunya sendiri Polly Chowdhury, 35 tahun.
Menurut keterangan polisi, Chowdhury bertindak di luar batas kemanusiaan itu setelah pasangannya, Kiki Muddar, 45 tahun, mengatakan Ayesha telah dirasuki roh jahat dan harus dimusnahkan.
Selama tiga tahun, Muddar membombardir Chowdhury dengan ribuan pesan Facebook dan SMS sehingga secara bertahap meracuni pikirannya untuk berbuat kejam terhadap putrinya sendiri.
Chowdhury perlahan-lahan menjadi yakin Ayesha harus dihukum untuk 'menghentikan pintu gerbang neraka terbuka'.
Akibatnya, Ayesha mendapat berbagai macam siksaan dari kedua pasangan lesbian itu. Mulai dari menyuruh Ayesha mandi air dingin, makan hingga perutnya sakit dan menggosok lantai kamar mandi.
Pengadilan Kriminal Pusat Inggris dan Wales atau Old Bailey mengatakan Chowdhury dan Muddar yakin hal itu untuk membersihkan Ayesha dari 'roh-roh jahat',
Para tetangga mengaku sering mendengar teriakan memilukan dari Ayesha ketika kedua pasangan tersebut bergantian masuk ke kamarnya mengenakan topeng horor menakutkan.
Ayesha beratnya hanya 22 kg ketika tewas karena luka pukulan di kepala di rumahnya di Chadwell Heath, Essex, pada 28 Agustus 2013.
Ayesha ditemukan terbaring di lantai hanya mengenakan celana dalam pink dan luka memar di sekujur tubuhnya.
Dia mendapat hampir 50 luka-luka termasuk bekas gigitan di punggungnya yang ternyata milik ibunya.
Baik Chowdhury dan Muddar mengaku ada wanita lain yang membunuh Ayesha. Namun hakim menuduh mereka bersalah atas pembunuhan pembunuhan berencana.
Hubungan aneh pasangan ini berkisar pada dunia fantasi yang dibangun selama tiga tahun yang melibatkan karakter fiksi.
Muddar menciptakan berbagai karakter fiksi agar bisa lebih intim dengan Chowdhury tapi di matanya, Ayesha adalah rintangan di jalan.
Pada saat kematian gadis kecil itu, Chowdhury telah berkomunikasi melalui SMS dan pesan Facebook dengan 15 karakter fiksi yang berbeda, yang semuanya adalah ciptaan Muddar.
Ayesha digambarkan oleh guru dan teman sekelas sebagai 'anak berbakat', tetapi mulai terlihat menyendiri pada bulan-bulan sebelum kematiannya.
Setelah dia meninggal, penyidik menemukan catatan memilukan yang ditulis Ayesha yang disimpan di kamarnya. Dalam catatan itu, Ayesha menulis dia 'berusaha keras untuk menjadi anak yang baik'.
" Saya benci mendapat hukuman, jadi saya harus memastikan diri saya berubah," tulis Ayesha.
Adapun ayah Ayesha memilih pergi meninggalkan istri dan anaknya setelah Muddar memasuki kehidupan Chowdhury, istrinya.
Muddar menangis sementara Chowdhury terisak saat vonis diumumkan hakim pada Pada Jumat, 6 Maret 2015. Butuh hampir dua tahun bagi polisi untuk menguak kasus sadis yang menimpa Ayesha guna memastikan otak pelaku kejahatan.
(Sumber: Telegraph.co.uk)
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal