Hidup Miskin atau Kaya, Lebih Utama Mana?

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 19 Oktober 2017 20:02
Hidup Miskin atau Kaya, Lebih Utama Mana?
Banyak yang ingin menjadi kaya, sementara Rasulullah berdoa agar dihidupkan dan dimatikan dalam keadaan miskin.

Dream - Menjadi kaya tentu merupakan harapan banyak orang. Alhasil, mereka berusaha dan berdoa kepada Allah SWT agar diberi keluasan rezeki.

Tetapi, Rasulullah Muhammad SAW ternyata malah berdoa agar dihidupkan dan dimatikan dalam keadaan miskin. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan At Tirmizi.

Ya Allah, hidupkanlah dan matikanlah aku sebagai orang miskin dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang miskin.

Rasulullah tentu merupakan panutan umat Islam. Sementara banyak umat Islam ingin kaya. Lantas, mana yang lebih baik?

Dikutip dari rubrik Ubudiyah Nahdlatul Ulama, jawaban atas pertanyaan tersebut terdapat dalam kitab An Nafais Al Uluwiyah fi Masailis Shufiyyah, karya Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad.

" Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kemiskinan sebagai hiasan bagi hamba-Nya yang saleh dan mengkhususkannya bagi hamba-Nya yang beruntung, dengan syarat bahwa ujian kefakiran dari Allah Yang Maha Mulia dan Mengetahui diterimanya dengan ridha, tawakal, syukur dan sabar."

Ulama asal Hadramaut yang hidup di abad 11 Hijriyah ini berpendapat seseorang harus ridha dalam menerima keadaannya. Termasuk jika dalam keadaan fakir.

Jika sebaliknya, kefakiran yang dia alami justru semakin menjauhkan dia dari Allah SWT. Bahkan bisa menjadi musibah besar baginya.

" Akan tetapi jika kefakiran itu diterima dengan gelisah, sedih, dan tidak ridha terhadap qadha dan qadar Allah SWT, maka kefakirannya akan beralih menjadi bencana yang dapat menyeretnya kepada siksa Allah SWT. Sedangkan menurut Al-Qur’an dan Sunnah, orang fakir yang terpuji adalah yang dapat menerimanya dengan sabar, ridha, dan adab yang baik kepada Allah SWT."

Selengkapnya...

Beri Komentar