Maya: Allah Mudahkan Jalan Berliku Menimba Ilmu

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 11 September 2015 12:03
Maya: Allah Mudahkan Jalan Berliku Menimba Ilmu
Allah melihat hambanya yang bersungguh-sungguh dan memberikan mereka jalan yang tidak pernah mereka kira sebelumnya.

Dream - Meraih cita-cata tidaklah mudah. Perlu kesabaran dan pengorbanan. Itulah pesan dari kisah Maya Gustiani Putri, peserta Dream Girls 2015 asal Malang.

Gadis asli Singkawang ini sempat mengalami masa-masa sulit ketika beasiswanya bermasalah. Konon, pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sempat membatalkan beasiswa yang diterimanya. Tetapi, berkat doa dan usahanya, impian untuk berkuliah dapat dirasakannya. Penasaran dengan sosok Maya sekaligus ingin membantu Maya untuk melaju di ajang Dream Girls? klik DI SINI.

Berikut kisah Maya Gustiani Putri,

Menjelang akhir masa sekolah, saya berniat mewujudkan mimpi dan cita-cita. Ya, sebuah angan yang sudah saya tanamkan dalam alam bawah sadar, sejak saya masuk Sekolah Menengah Pertama.

Saya ingin sekali bisa kuliah di salah satu universitas negeri ternama di Yogyakarta. Saya berusaha menghadapi 3 tahun yang keras, terpisah dengan kedua orangtua dan adik saya agar saya menjadi lebih dewasa, dan sebisa mungkin belajar dengan baik dan mendapatkan beasiswa.

Saya yang dinilai tidak begitu mampu dalam bidang eksak, membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama kita mau berusaha. Dalam tiga tahun saya bersekolah, Alhamdulillah, saya berhasil mempertahankan peringkat pertama. Itu merupakan kebanggaan sendiri bagi saya, setelah apa yang orang lain ragukan terhadap jalan yang saya tempuh.

Tiba saatnya saya menuai hasil usaha keras saya selama ini. Saya banyak ditawari program beasiswa pemerintah, bahkan dalam bidang kedokteran di salah satu universitas negeri. Ini semua sungguh mengejutkan. Awalnya saya merasa binggung dan mulai mempertimbangkan mimpi saya tersebut. Memang ada beasiswa yang diberikan ke universitas yang saya inginkan, hanya saja saya tidak tertarik pada program studi yang ditawarkan.

Akhirnya, saya memilih untuk mendaftar pada Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Brawijaya dan Politeknik Negeri Pontianak. Saya pun lolos di UB dan Polnep pada jurusan yang sama, yaitu Administrasi Negara.

Tidak lama setelah itu, saya mendengar bahwa beasiswa saya tersebut dicabut karena adanya permasalahan pihak kampus dan Pemprov Kalimantan Barat. Saya benar-benar putus asa. Karena harapan saya untuk bisa bersekolah di Pulau Jawa pupus sudah. Seminggu kemudian, Pemkab Singkawan memanggil saya untuk mengikuti tes di salah satu Universitas Swasta di Kota Malang. Awalnya saya menolak, tapi kemudian saya ingat bahwa ini mungkin jalan yang ingin Allah berikan pada saya.

Saya mengikuti tes tersebut, melalui banyak sekali tantangan yang datang. Hingga pada saat diumumkan saya lulus, tidak terkira kebahagiaan yang saya rasakan. Pada awal saya sempat ragu, tapi Allah telah menunjukan jalan yang terbaik bagi saya, yang sangat jelas saya lihat sekarang.

Tentu saja, Allah melihat hambanya yang bersungguh-sungguh dan memberikan mereka jalan yang tidak pernah mereka kira sebelumnya. Ketika dia mengatakan “ Kun Fayakun”, apapun itu, semustahilpun itu tetap akan terjadi. Begitu juga keinginan, kebodohan, dan perjalanan yang saya alami. Maka itu, kita tidak seharusnya berhenti berharap dan bermimpi. Karena semua hal yang luar biasa, berawal dari mimpi.

(Ism)

Beri Komentar