Yang Li, Gadis Cantik Difabel Yang Menginspirasi (xinhuanews.com)
Dream - Banyak wanita di sebagian belahan dunia rela menghabiskan uang dalam jumlah besar demi tampil sempurna. Operasi plastik jadi cara cepat bagi mereka agar lebih percaya diri dalam berpenampilan.
Mereka seolah menutup mata jika Sang Pencipta sudah menghidupkannya dalam kondisi sempurna. Mungkin lebih baik dibandingkan yang lain. Inilah pesan yang ingin disampaikan Yang Li, 27 tahun.
Gadis ini membuat haru banyak orang karena rasa percaya dirinya yang tinggi. Wajahnya memang cantik tapilihat fisiknya. Dia tidak memiliki dua tangan.
Dengan disabilitasnya, Yang tak canggung menyiarkan aktivitas kesehariannya secara langsung menggunakan ponsel. Alhasil, jutaan mata menyaksikan bagaimana Yang bersemangat menjalani aktivitas meski tidak memiliki tubuh normal.
Ini bukan pertama kalinya Yang menjadi perhatian publik. Pada 2006 lalu, gadis difabel ini sempat menjadi pembicaraan hangat setelah masuk perguruan tinggi China. Dengan keterbatasannya, Yang tentunya mengerjakan soal ujian dengan kakinya.
Yang mampu mengerjakan semua pekerjaan manusia normal meski tak punya tangan. Dengan kedua kakinya, dia bisa mencuci, memasak, makan sampai belanja, bahkan merias diri.
" Saya belajar menggunakan makeup selama kuliah. Saat itu saya melihat teman-teman sekelas menggunakan makeup. Saya pikir mereka terlihat lebih cantik," kata Yang.
Setelah lulus kuliah, wanita penuh inspirasi ini sekarang bekerja di sebuah perusahaan di Bengbu, Provinsi Anhui. Saat istirahat makan siang, Yang menyiarkan kegiatannya yang mandiri menggunakan ponsel.
Yang akan memegang ponselnya dengan satu kaki saat berbicara tentang hidupnya. Dia juga memperlihatkan area di sekitarnya dengan meletakkan ponsel di dada menggunakan alat semacam tongsis.
Yang pertama kali dikenal netizen pada Juli lalu. Video pertamanya kala itu langsung viral, disaksikan lebih dari 2 juta pengikutnya.
Dia pun mendapat julukan 'bidadari tanpa sayap' dan 'perempuan penuh inspirasi'.
" Tidak seperti host lain, saya tidak pandai menyanyi, tidak bisa melucu atau berpura-pura menggemaskan di video. Saya hanya menunjukkan kepada mereka bagaimana saya menjalani hidup saya," kata Yang.
Meski banyak yang memuji, tidak sedikit pula yang mengkritiknya. Yang dituduh memanfaatkan kondisinya untuk mengemis hadiah.
Yang pun membantah tuduhan itu. Dia juga tidak peduli dengan cibiran yang diterimanya.
" Orang normal bisa siaran langsung, mengapa saya tidak? Saya tidak perlu bersedih dengan komentar seperti itu," kata Yang.
" Banyak yang memberi semangat. Saya bisa melihat rasa hormat dan kebaikan hati mereka. Sebagai difabel, saya akhirnya bisa mendapatkan pengakuan dari masyarakat yang saya rindukan sejak kecil," tambahnya.
Yang kemudian menceritakan masa lalunya. Juga tentang bagaimana dia belajar mengatasi kekurangannya.
Lengan Yang diamputasi setelah mengalami kecelakaan terlilit kabel listrik saat masih berusia empat tahun. Ibunya mengajarinya cara menggunakan kakinya untuk melakukan hal-hal yang biasa dikerjakan orang normal, seperti menggunakan sumpit, menyikat gigi dan menulis.
Yang ingat bagaimana dulu dia membutuhkan waktu dua jam hanya untuk menyelesaikan makan. Dia juga ingat bagaimana harus memegang pena dengan kakinya yang telanjang untuk mengerjakan pekerjaan rumah di musim dingin dengan suhu minus lima derajat Celsius.
Tetapi, sang ibu terus memberinya dorongan dan semangat. Selama lebih dari 20 tahun, Yang sudah terbiasa dengan kakinya hingga tulang punggungnya berubah.
" Saat itu ibu saya mengajari saya untuk mandiri sehingga suatu hari nanti saya bisa menjaga diri saat sendiri," katanya.
" Setelah kecelakaan itu, ibu saya berhenti bekerja untuk menjaga dan merawat saya, sementara ayah harus bekerja sendirian untuk kebutuhan seluruh keluarga," lanjut dia.
" Kini, setelah mereka mulai tua, saya tidak ingin membebani mereka lagi. Saya harus hidup mandiri," pungkas Yang.
Sumber: Xinhuanews.com
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal