Haji Mochammad Anton (merdeka.com)
Dream - Sosok Mochammad Anton tidak bisa dilepaskan dari Kota Malang, Jawa Timur. Di tangannya, pembangunan Kota Malang berjalan cukup pesat.
Anton menjabat sebagai Walikota Malang setelah terpilih dalam Pilkada pada 2013 lalu. Dia disebut sebagai sosok 'Ahok' Kota Malang.
Bukan hanya lantaran gebrakannya dalam memimpin, melainkan berasal dari etnis yang sama dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Tionghoa.
Anton, yang beragama Islam dan sudah menyandang gelar Haji bukan berasal dari keluarga kaya. Sebelum terjun ke dunia politik, Anton pernah menjalani hidup sebagai pengusaha kecil-kecilan.
Dia pernah menjadi pedagang kue, pedagang sembako, bahkan menjadi sopir. Semua dia lakukan demi memenuhi kebutuhan hidup.
Bangku kuliah Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan sempat dia rasakan di Surabaya. Tetapi, kuliahnya hanya sampai semester enam lantaran dia harus bekerja.
Hidup Anton mengalami perubahan saat bertemu dengan seseorang dari Jakarta pada 1998. Orang tersebut meminta Anton mencarikan tetes, limbah pengolahan tebu.
Kala itu, tetes tebu belum menjadi komoditas yang diminati banyak pengusaha lantaran dianggap sebagai kotoran. Anton pun menyanggupi permintaan tersebut.
Dengan semangat pantang menyerah, Anton berhasil mendapat pasokan tetes tebu dari Pabrik Gula Krebet Bululawang. Dia lantas mengirim tetes tebu tersebut dari Malang menuju Jakarta dengan harga Rp150.000 per ton.
" Saat itu saya mampu mengirimkan 3.000 tok dengan omset raturan juta," kata Anton, seperti dilansir merdeka.com.
Saat itu, Anton hanya menjadi perantara. Melihat potensi bisnis tetes tebu begitu menggiurkan, Anton memutuskan beralih dari perantara menjadi pemasok utama tetes tebu ke pabrik penyedap rasa.
Dia tidak lagi mengandalkan tetes tebu dari satu pabrik gula saja. Anton lantas mendatangkan tetes tebu dari sejumlah pabrik gula yang terletak di kawasan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat dengan jumlah pengiriman 300.000 ton per tahun.
Anton menyadari usahanya tidak akan bisa berjalan jika tidak ada petani tebu. Untuk itu, dia lalu menjalin sinergi dengan memberikan pembinaan terhadap 10.000 petani tebu yang tersebar di tiga provinsi tersebut.
Keberhasilan usaha itu membuat Anton berniat terjun dalam pertarungan perebutan kursi Malang 1. Meski banyak yang meragukan kemampuannya lantaran berlatar belakang pengusaha, Anton tetap optimistik ingin membangun Malang menjadi kota yang lebih baik.
Anton kemudian terpilih menjadi Walikota bersama pasangannya, Sutiaji, mengalahkan pasangan Sri Rahayu-Priyatmoko Oetomo serta Heri Puji Utami-Sofyan Edi Jarwoko. Banyak yang terkejut dengan kemenangan Anton.
Terpilihnya Anton membuka lembaran baru sejarah birokrasi Kota Malang. Dia adalah satu-satunya Walikota Malang yang berasal dari etnis Tionghoa. (Ism, Sumber: merdeka.com.)
Advertisement
5 Tips Memilih Sabun Wajah untuk Pria, Jangan Sampai Salah
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi
Anak SMA Perlihatkan Bekal Steak Wagyu yang Disiapkan Ibu, Netizen: MBG Auto Minder
Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas 2025: Panggung Inspiratif Penuh Haru dan Inovasi Pelaku Usaha Lokal
Hypophrenia, Kondisi saat Seseorang Mendadak Sedih Tanpa Alasan
Begini Cara Cuci 3.742 Tempat Makan untuk MBG Untuk Pastikan Tak Ada Bakteri Beracun
Rahasia Diet ala Lisa Blackpink, Tubuh Ramping Tetap Energik
7 Artis Indonesia yang Dilamar di Luar Negeri, Terbaru Syifa Hadju di Swiss
4 Koleksi Jam Tangan Erick Thohir, Ada yang Harganya di Bawah Rp10 Juta
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi
Anak SMA Perlihatkan Bekal Steak Wagyu yang Disiapkan Ibu, Netizen: MBG Auto Minder