Pengalaman Pertama Penumpang Pesawat Bikin Tangis Haru

Reporter : Eko Huda S
Selasa, 11 Agustus 2015 15:01
Pengalaman Pertama Penumpang Pesawat Bikin Tangis Haru
"Saya menangis karena beruntung bertemu pria itu. Dari ribuan penumpang yang pernah saya layani, melayani dia merupakan kehormatan terbesar yang pernah saya miliki sebagai pramugara," kata Huerta.

Dream - Banyak maskapai penerbangan kini berlomba menyediakan layanan dengan bertarif murah. Sehingga, masyarakat dengan kantong pas-pasan bisa bepergian naik pesawat. Bagi sebagian orang, pengalaman pertama naik burung besi menjadi momen yang istimewa. Tak terlupakan.

Dan inilah pengalaman mengharukan yang disaksikan Michael Ray Huerta saat terbang dari Lagos, Nigeria, menuju Atlanta, Amerika Serikat, pekan lalu. Pramugara maskapai Delta Airlines, itu berkesempatan melayani seorang penumpang yang baru pertama kali naik pesawat terbang.

Kala itu, sebagai pramugara, Huerta melayani para penumpang seperti biasa. Dia melihat seorang pria duduk di kursi bagian belakang, dekat lorong. Pria itu kemudian melambaikan tangan, memanggil Huerta. Sebagai pelayan yang baik, Huerta menghampiri penumpang berkebangsaan Nigeria ini.

“ Saya harus ke toilet,” tulis Huerta, menirukan sang penumpang, sebagaimana dikutip Dream dari akun Facebook Michael Ray Huerta, Selasa 11 Agustus 2015.

Huerta pun menunjukkan lokasi toilet kepada pria itu. Tangan Huerta juga menunjuk ke arah belakang. Namun, penumpang itu masih saja duduk. Dan mengulangi pertanyaannya. Namun kali ini dengan menggerakkan kedua tangan ke depan. Seolah bingung. “ Tapi saya harus ke toilet,” kata penumpang itu dengan sopan.

Sekali lagi Huerta menunjuk ke belakang. Ke arah toilet. Namun penumpang ini tetap bingung. Kemudian tangannya memegang sabuk pengaman yang telah diikatkan kencang-kencang ke perut. Dan Huerta pun menjadi paham persoalannya.

“ Dia telah mengikatkan sabuk pengaman, namun tidak tahu bagaimana melepaskan gaspernya.”

Huerta pun langsung meminta maaf. Karena tak tanggap dengan maksud pria itu. Dengan ramah, dia kemudian menunjukkan cara bagaimana melepas sabuk pengaman. Huerta kemudian segera menuturkan pengalaman ini kepada kru lain. Semua terharu, dan tentu, bercampur penasaran. “ Namun kisahnya tak berakhir sampai di situ.”

Dan tangis itu pecah saat.....

1 dari 1 halaman

`Saya Menangis`

`Saya Menangis` © Dream

Terbanglah pesawat itu. Di angkasa, kisah pria Nigeria terus terangkai. Selama 12 jam penerbangan, Huerta tak lepas mengamati penumpang ini. Kesan Huerta pada penumpang ini: ramah dan baik hati. “ Dia selalu tersenyum, menikmati hidangan dan hiburan, sambil selalu mengucapkan ‘terimakasih’.”

Saat jam-jam terakhir penerbangan, pria Nigeria itu bangkit dari tempat duduk. Kali ini dia tak lagi bingung bagaimana cara melepas sabuk pengaman. Sebab, dia sudah diberi tahu bagaimana caranya. Pria itu kemudian berjalan menuju ke belakang. Dan inilah adegan yang membuat Huerta terharu.

“ Dia berjalan ke dapur belakang dan hanya melihat-lihat sekeliling dengan kagum, terpesona oleh pesawat.” Setelah itu, Huerta kembali bercakap-cakap dengan pria ini.

Dalam percakapan itulah Huerta baru tahu bahwa kali itu merupakan penerbangan pertama sang pria Nigeria ini. Selama puluhan tahun hidup di Bumi, baru kali ini pria Nigeria itu melihat sabuk pengaman. Dan perjalanan itu merupakan pertama kali dia meninggalkan kampungnya.

“ Sebagai guru matematika dan geografi, dia selalu bermimpi datang ke Amerika Serikat. Sehingga dia menabung sepanjang hidupnya, sehingga suatu saat bisa membeli tiket pesawat, tas dan kamera baru.” Dan mimpi itu kini jadi nyata.

Bagi Huerta yang sudah dua tahun menjadi pramugara, segala tingkah polah penumpang mungkin sudah biasa. Namun, pria Nigeria ini begitu menyentuh hatinya. Tak seperti kebanyakan penumpang. Huerta merasa terhormat bisa melayani penumpang seperti pria Nigeria yang satu ini.

“ Saya menangis karena beruntung bertemu pria itu. Dari ribuan penumpang yang pernah saya layani, yang kaya dan terkenal, sukses dan berkuasa, yang sering bepergian jutaan mil, melayani pria ini merupakan kehormatan terbesar yang pernah saya miliki sebagai pramugara.”

Kisah ini diunggah ke Facebook pada 6 Agustus silam. Hingga 11 Agustus 2015, kisah ini telah dibagikan 11.855 kali. Sebanyak 72.984 menyukai posting itu. Dan 6.883 lebih pengguna Facebook memberikan komentar.

“ Terimakasih telah membagi kisah yang mengharukan,” tulis pengguna Facebook, Lori Chesin-Close, di bawah posting itu.

Beri Komentar