Raymond Sapoen (Facebook.com/raymond.sapoen)
Dream - Salah satu Calon Presiden Suriname, Raymond Sapoen, masih memegang teguh tradisi Jawa. Pria keturunan Banyumas, Jawa Tengah, ini masih menggunakan Bahasa Jawa saat berbicara dengan orangtua dan juga anak-anaknya. Kesehariannya pun juga tak jauh beda dengan orang Indonesia.
“ Makanannya tetap sama, tempe, tak lain dengan Indonesia, ada ketela, pisang goreng, lapis, bakmi, soto, pecel, tahu. Lidahnya tidak lain, tetap lidah Indonesia,” kata Raymond sebagaimana dikutip Dream dari BBC Indonesia, Selasa 17 Februari 2015.
Raymond mengatakan, ingin menelusuri asal-usulnya di Indonesia. Dia mengaku sebagai generasi ke tiga pendatang asal Jawa di Suriname. “ Menyadari (kemungkinan) saudara-saudara di Banyumas saya senang dan mendapatkan inspirasi,” tutur Raymond. [Baca juga: Capres Suriname dari Banyumas]
Dia mengaku senang dengan sambutan warga Indonesia, khususnya Banyumas, atas pencalonannya dalam pemilihan presiden Suriname. “ Rasanya senang mendengar reaksi dari Indonesia terkait saya… Saya juga senang sekali mengetahui adanya dukungan dari Banyumas,” tambah dia.
Raymond merupakan mantan Menteri Perdagangan dan Industri Suriname. Dia mencalonkan diri sebagai presiden untuk pemilihan umum yang akan digelar pada bulan Mei mendatang dari Partai Pertjaja Luhur.
Cucu kuli kontrak asal Kanding, Somagede, Banyumas, ini aktif di Partai Demokrat Nasional sebelum berpindah ke partai politik Pendawa Lima (PL). Sapoen merupakan penasihat hukum di Kementerian Keuangan dan kemudian penasihat kebijakan di Departemen Perencanaan dan Koordinasi Pembangunan sebelum menjadi menteri muda di Kementerian Pendidikan dan Pembangunan Rakyat pada bulan November 1998.
Awal tahun 2000, kabinet itu lengser setelah Pemilu awal. Tahun itu, pria kelahiran 25 Oktober 1967 ini menjabat sebagai pimpinan Pendawa Lima sekaligus sebagai penasihat hukum di Kementerian Keuangan Suriname.
Pada Januari 2010, Pendawa Lima keluar dari koalisi pemerintah dan kemudian berkoalisi dengan Parpol Pertjajah Luhur yang dipimpin Paul Somohardjo yang juga berhaluan Jawa. Dalam Pemilu 2010, Pertjajah Luhur menjadi bagian dari VolksAlliantie.
Sapoen terpilih di Distrik Wanica pada Pemilu 25 Mei 2010. Namun, VolksAlliantie hanya meraih 1 kursi, sehingga dia tidak berada di daftar tarik. Pada Agustus 2010, dia diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Pembangunan Rakyat dalam Kabinet Bouterse.
Baca Juga: Mengintip Jet Mewah Penguasa Korea Utara `Mainan` Supermahal Khusus Kaum Wanita Selfie 'Maut' di Gedung Pencakar Langit Jakarta Google Street View Tangkap `Hantu Bocah Menangis` Penyakit Aneh, Gadis Cantik Ini Makan Saat Tidur Lelap 10 Alasan Konyol Terlambat Masuk Kerja (2) Gadis Ini `Tak Pernah Ada` di Dunia 10 Alasan Konyol Terlambat Masuk Kerja (1)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN