Dream - Tim Ekspedisi Islam Nusantara selama perjalanan sebulan di pulau Jawa, menemukan makam ulama yang dipercayai penduduk memiliki memiliki makam lebih dari satu.
Makam Sunan Bonang misalnya, dipercayai ada di Lasem (Jawa Tengah) dan di Tuban (Jawa Timur). Tim ekspedisi mendatangi keduanya.
Di tuban, tim ekspedisi berziarah ke makam Sunan Geseng yang dipercayai sebagai salah satu murid Sunan Kalijaga. Ketika di Yogyakarta, tim ekspedisi menemui makam bernama Sunan Geseng juga.
Begitu juga perjalanan di Sumatera. Tim Ekspedisi Islam Nusantara menemukan makam Syekh Abdurrauf Singkil berada di Indragiri Hulu.
Menurut Saharan Sepur hal itu dikarenakan Syekh Abdurrauf Singkil pernah menjadi mufti Kerajaan Indragiri.
Beberapa minggu sebelumnya, tim ekspedisi berziarah ke makam Syekh Abdurrauf Singkil di Banda Aceh yang letaknya di tepi Selat Malaka.
Ketika tim ekspedisi berada di Kampar, mendapatkan kabar ada makam Syekh Burhanuddin Kuntu. Tim pun menjelajah ke sana. Ketika sampai, ternyata...ulasan selengkapnya klik di sini. (Ism)
Baca Juga: Tak Dilayani Karena Lusuh, Pria Ini Malah Borong 25 Ponsel Kota Mati Paling Mengerikan di Indonesia Azan Jam 10 Malam, Warga Heboh Datang ke Masjid, Ternyata... Azab Mengerikan Orang Pintar Tapi Pelit Berbagi Ilmu Kisah Nyata! Terus Kirim Film Syur dari dalam Kubur
Dream - Anda yang hobi jalan-jalan atau berwisata religi mungkin mengenal lokasi wisata unik ini. Api Abadi Mrapen yang berada di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Api Abadi Mrapen merupakan fenomena geologi berupa api abadi, yang keluar dari perut bumi dan tidak pernah padam meski diguyur hujan.
Keunikan Mrapen membuatnya banyak dilirik orang sebagai tujuan wisata. Namun tak hanya api abadi, lokasi wisata ini juga memiliki hal menarik lain, yakni kolam air mendidih yang disebut Sendang Dudo, yang dipercaya dapat mengobati penyakit kulit dan reumatik.
Air Sendang Dudi memiliki keunikan. Air yang tadinya bersih dan bening dapat tiba-tiba berubah menjadi keruh, dan selalu mendidih tetapi tidak panas.
Selain itu, ada juga keunikan lain yang Anda sendiri dapat mencobanya. Dari gelembung air yang mengambang, apabila disulut dengan api maka dapat menyala di atas permukaan air.
Adapula Watu Bobot yang letaknya berada di sebelah sumber Api Abadi Mrapen. Menurut cerita, konon siapapun yang dapat mengangkat batu tersebut maka akan tercapai keinginannya.
Terlepas dari segala keunikannya, tempat wisata yang satu ini ternyata menyimpan cerita menarik tentang salah satu Wali Songo, Sunan Kalijaga.
Menurut cerita yang berkembang secara turun-temurun di masyarakat setempat, keberadaan sumber Api abadi Mrapen terkait dengan sejarah masa akhir Kerajaan Majapahit yang ditaklukkan Kesultanan Demak Bintoro pada tahun 1500-1518 Masehi.
Saat itu, Kesultanan Demak berada di sekitar Mrapen dan merupakan satu-satunya pusat pemerintahan Islam di Pulau Jawa.
Berikutnya, kesultanan yang dipimpin Raden Patah ini mengembangkan pola hidup yang berlandaskan ajaran Islam termasuk membuat pusat perdagangan, pendidikan dan penyebaran agama Islam.
Dalam upaya pembenahan wilayahnya, Kesultanan Demak berupaya memboyong semua barang-barang warisan dari Kerajaan Majapahit.
Salah satu yang terpenting adalah memindahkan Pendopo Kerajaan Majapahit untuk dijadikan serambi Masjid Agung Demak. Apabila Anda amati saat ini, maka pada serambi tersebut terlihat perpaduan budaya Islam dan Hindu-Buddha.
UPaya pemindahan Pendopo Kerajaan Majapahit tersebut dipimpin oleh Sunan Kalijaga. Dalam perjalanan memasuki wilayah Kesultanan Demak Bintoro, rombongan ini mengalami masalah karena prajuritnya kelelahan.
Mereka kemudian mencari mata air untuk minum, tetapi tidak ada yang dapat menemukannya. Sunan Kalijaga pun kemudian berjalan menuju tempat kosong dan menancapkan tongkatnya ke tanah.
Lubang dari bekas tongkat itu tak lama menyemburkan api yang saat ini dipercaya merupakan titik awal munculnya sumber Api Abadi Mrapen.
Berikutnya, Sunan Kalijaga juga melakukan hal yang sama dengan tongkatnya di tempat lain yang tidak jauh. Namun yang keluar klai ini bukan api melainkan smeburan air yang bersih dan bening.
Air tersebut dimanfaatkan rombongan prajurit untuk minum. Saat ini, sumber mata air itu dapat Anda lihat memiliki celah sumur berdiameter 3 meter dan kedalaman sekitar 2 meter. Sumur itulah yang kemudian disebut masyarakat setempat dnegan nama Sendang Dudo.
Rombongan Sunan Kalijaga kemudian melanjutkan perjalanan. Tetapi, Sunan Kalijaga meninggalkan sebuah batu ompak di sekitaran lubang api dan lubang air tersebut.
Kala itu, salah seorang prajuritnya berupaya mengambil batu tersebut. Namun Sunan Kalijaga melarang dan berwasiat bahwa batu ompak itu tidak perlu diambil karena pada suatu waktu akan berguna.
Saat ini, Anda maish dapat melihat batu ompak itu yang dikenal dengan sebutan Watu Bobot. Percaya tak percaya begitulah cerita yang berkembang di masyarakat setempat.
Anda yang penasaran dengan lokasi wisata Api Abadi Mrapen, jangan ragu untuk mengunjunginya. Untuk menuju Kompleks Api Abadi Mrapen, patokannya terletak di tepi Jalan Raya Purwodadi Semarang, sekitar 26 km dari pusat Kota Purwodadi.
(Ism, Sumber: Situs Kemenpar RI, Indonesia.travel)
Dream - Anda penggemar dunia pewayangan tentu sudah mengenal nama-nama tokoh seperti Semar, Gareng, Bagong dan Petruk. Empat tokoh jenaka ini kerap muncul dalam cerita pewayangan nusantara.
Kisah keempat karakter yang lebih dikenal dengan nama punakawan itu bahkan pernah diangkat ke layar kaca sebagai sajian komedi pada tahun 1980 hingga 1990-an.
Namun mungkin tak banyak yang tahu jika empat karakter jenaka dalam pewayangan ini merupakan ciptaan Sunan Kalijaga yang awalnya digunakan sebagai sebuah metode dakwah dalam menyebarkan Islam.
Penggubahan wayang yang dipelopori oleh Sunan Kalijaga itu terjadi kira-kira tahun 1443 M. Para Walisongo bahkan menciptakan gamelannya.
Untuk memainkan wayang dan gamelannya itu para Wali Songo mengarang cerita yang bernapaskan nila-nilai keislaman.
Adapun pelaku cerita dalam pewayangan yang terkenal hingga saat ini adalah cerita tentang Punakawan Pandawa (empat tokoh jenaka pengiring Ksatria Pandawa Lima) terdiri dari Semar, Petruk, Gareng dan Bagong.
Keempat pelaku yang dimunculkan para Wali Songo ini mengandung falsafah yang amat dalam, di antaranya sebagai berikut:
1. Semar, dari bahasa Arab " Simaar" yang artinya 'Paku'
Perlambang bahwa kebenaran agama Islam adalah kokoh, sejahtera bagaikan kokohnya paku yang tertancap yakni Simaaruddunya.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - “ Insun titip tajug lan fakir miskin.” Kalimat itu tertulis di dinding serambi Masjid Agung Gunung Jati, Cirebon. Banyak yang yakin kalimat itu merupakan wasiat terakhir Syarif Hidayatullah, salah satu penyebar Islam di Tanah Jawa.
Kalimat ulama bergelar Sunan Gunung Jati itu kurang lebih berarti “ Saya titip tajug (sejenis musala atau langgar yang dipergunakan pula buat mengaji) dan fakir miskin.”
Melalui wasiat itu, Sunan Gunung Jati berpesan kepada umat Islam merawat musala dan fakir miskin setelah kepergiannya. Dengan kata lain, musala dan fakir miskin tak boleh ditelantarkan.
Menurut KH Jamhari, tokoh dari Plered, Cirebon, tajug yang dimaksud dalam wasiat itu punya arti yang lebih luas, tidak hanya terbatas musala atau langgar saja. Melainkan meliputi pesantren, madrasah diniyah, dan majlis ta'lim lainnya.
Demikian pula dengan istilah fakir miskin, bukan sekadar para pengemis, si peminta-pinta. Tapi juga para santri dan pelajar yang benar-benar sedang menimba ilmu dan memerlukan bantuan.
Rupanya, wasiat Sunan Gunung Jati itu benar-benar diamalkan oleh masyarakat di Cirebon. Lantas, apalagi wasiat-wasiat dari Sunan Gunung Jati?
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati