Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Shamsi Ali: Dari Sulawesi Bawa Islam Damai ke New York

Shamsi Ali: Dari Sulawesi Bawa Islam Damai ke New York Imam Masjid Besar New York Shamsi Ali (Dream.co.id/Maulana Kautsar)

Dream - Islam usai tragedi 11 September 2001 seolah menjadi agama paling dibenci. Berbagai serangan teroris selalu diidentikan dengan agama yang dibawa oleh Muhammad ini.

Meski begitu beberapa warga Muslim berusaha menunjukkan wajah Islam yang sesungguhnya, yang ramah, bersahabat, dan damai. Tantangan kala itu tidaklah mudah, sebab serangan dan stigma terhadap Islam semakin meningkat seiring informasi yang beredar di media massa Barat.

Seorang pria kelahiran Bulukumba, 5 Oktober 1967 bernama Muhammad Shamsi Ali berusaha mendobrak stigma itu. Perlahan tapi pasti usahanya untuk membawa pesan damai Islam direspon dunia Barat, khususnya bagi warga Amerika Serikat (AS).

Imam Shamsi Ali tak hanya berdakwah. Dia juga membuka dialog dengan berbagai komunitas keagamaan, bertukar pikiran, dan membangun kerjasama. Di sisi lainnya, dia tak jarang melontarkan kritik untuk agama yang dianutnya.

Bagaimana pemikiran dan geliat aktivisme Shamsi Ali dalam memperjuangkan Islam damai di dunia Internasional? Berikut wawancara Shamsi Ali saat dengan jurnalis Dream, Maulana Kautsar beberapa pekan lalu.

Bagaimana dampak insiden 11 September 2001 terhadap umat Islam? Bagaimana warga Muslim di AS menghindari tuduhan itu?

Ya kesalahpahaman mengenai Islam itu memang telah lama terjadi. Islam itu keras, Islam itu terbelakangan, Islam itu tidak menghargai wanita, pandangan itu telah lama terjadi.

Ketika terjadi peristiwa 11 September itu adalah klimaks atau boleh dikata puncak dari kesalahpahaman itu. Maka banyak dari orang AS yang memusuhi lagi, mencoret-coret masjid misalnya.

Kami meresponnya dengan lebih merangkul teman-teman pimpinan agama lain. Saya misalnya aktif dalam gerakan dialog antarpemeluk agama supaya bisa menjamin kesepahaman. Kami kemudian juga membentuk partnership of faith atau kerja sama antarpemeluk agama di New York. Kami juga membentuk koalisi antarpimpinan agama dunia juga. Tujuannya adalah mengurangi rasa takut.

Kalau mereka takut, bagaimana mungkin bisa belajar Islam.Kalau tidak belajar Islam bagaimana mungkin bisa memeluk Islam. Kira-kira itu tujuannya begitu. Yang kita bangun adalah trust, rasa percaya diri bahwa kita tidak berbahaya. Kita harus meyakinkan jika Islam itu bukan sumber konflik, bukan sumber peperangan, terorisme, tetapi sumber pertemanan, persahabatan, dan kerja sama.

Untuk itulah, metode dakwah yang disampaikan perlu diubah. Dari yang awalnya marah-marah, merendahkan orang lain, menjadi metode dakwah yang lebih manusiawi dan bersahabat.

Apakah ada ancaman dari warga AS?

Ancaman itu hampir tidak pernah ada kecuali insiden mengenai sebuah masjid yang akan kami bangun di dekat ground zero. Sebenarnya itu awalnya masyarakat tidak ada masalah. Tetapi, masyarakat dikompor-kompori oleh media massa yang digunakan oleh politisi tidak bertanggung jawab. Seperti Donald Trump sekarang ini.

Jadi sebagai gambaran, beberapa politisi itu ternyata miss kalkulasi. Mereka salah perhitungan. Mereka awalnya mengira dengan menjelek-jelekan Islam dan komunitas Muslim, mereka akan didukung oleh masyarakat AS.

Ternyata, dalam perkembangannya, tidak ada politisi yang menang karena menyerang Islam. Justru ketika mereka yang menjelek-jelekan Islam terpuruk dalam polling. Nah, nanti kita lihat Donald Trump, meski masih menjadi kandidat terkuat dari Partai Republik. Tapi itu pun karena Partai Republik tidak punya calon yang lain.

Bagaimana mengenai penolakan pembangunan masjid di dekat Ground Zero? 

Pembangunan masjid di dekat Ground Zero (bekas terjadinya tragedi 11 September 2001) itu sebetulnya tidak ada halangan dari masyarakat, kami membangun masjid karena dijamin oleh Undang-undang di AS. Tapi, kalau tidak ada yang senang itu biasa. Sebab, barangkali ada yang merasa tersaingi atau terancam. Tapi, sebetulnya bebas-bebas saja.

 

Potret Islam dan AS yang Cuek

Bagaimana keseharian Muslim di AS sendiri?

Orang Islam di AS itu bekerja di segala bidang. Mereka ada yang guru, ada yang wartawan, ada pula yang pembawa acara berita yang menggunakan jilbab, kemudian ada yang kerja di Wall Street, ya bisa dikatakan sebagaimana orang lain hidup ya begitulah kerjanya orang Islam.

Ya tentu ada ciri khasnya tersendiri, ada yang pakai jilbab ada yang tidak. Bahkan, di kereta bawah tanah di New York akan kerap ditemui orang Islam membaca Alquran, berdampingan dengan orang Yahudi yang sedang membaca kitab suci mereka juga.

Kami tidak ada masalah sebenarnya. Yang jadi masalah itu ketika individu-individu yang menciptakan kebencian. Seperti Donald Trump misalnya.

Tapi, selama menjalankan agama tidak mengganggu orang lain, sibuk dengan diri sendiri, itulah AS. Karena di sana menganut, menghargai hak setiap orang, meskipun bersifat individualistik. Kehidupan kita normal sebagaimana pada umumnya. Di masjid Indonesia di New York kita punya latihan sepakbola, silat, dan lain-lain juga.

Terkadang memang, kita di luar AS melihat dari media satu kasus yang terjadi di suatu tempat mewakili seluruh AS. Padahal tidak demikian.

Penyebutan Islam teroris kembali mengemuka pasca terjadi Bom di Paris, Perancis. Apakah di AS terjadi penyebutan serupa pascainsiden 11 September?

Perbedaan fundamental antara AS dengan Eropa Barat, dan khususnya negara seperti Perancis, ialah sekularisme, diartikan sebagai negara atau pemerintah tidak punya hak memaksa warga negara untuk memilih agama atau tidak beragama. Artinya, kebebasan. Tapi juga sebaliknya, negara wajib menjaga hak-hak rakyat untuk beragama baik secara personal maupun publik.

Artinya, orang mau pakai jilbab tidak masalah, orang mau salat tidak ada masalah. Tapi kalau di Perancis, sekularisme itu diartikan dalam ranah privasi saja. Tidak boleh, misalnya masuk ke parlemen menggunakan simbol agama. Sehingga apa yang terjadi? Muslim di Perancis itu pergerakan untuk integrasinya lambat. Kalau orang di AS itu lebih cepat ketimbang agama-agama lain yang datang.

Orang Muslim yang datang dan jadi warga negara AS itu sekarang rata-rata mengakui 'saya ini Amerika.' Seolah AS itu merangkul para imigran.

Alasan itulah yang membuat Islam di AS kemudian berkembang relatif cepat. Bahkan secara ekonomi dan pendidikan, masyarakat Muslim di AS pendapatannya lebih besar ketimbang warga AS kebanyakan. 47 persen anak-anak dari keluarga Muslim di AS rata-rata meraih gelar Sarjana. Ini lebih tinggi ketimbang anak-anak dari keluarga asli AS yang hanya 43 persen. Umurnya muda-muda dan profesional, rata-rata bekerja di bidang teknologi dan dokter.

 

Tantangan Menghadapi Masa Depan

Bagaimana tanggapan Anda mengenai perpecahan cara pandang dalam Islam sendiri?

Seharusnya kan tidak begitu. Saya kira kalau ada perbedaan pendapat itu wajar. Di mana-mana itu, perbedaan pendapat itu wajar malah manusiawi dan alami. Dan memang seharusnya bisa begitu. Tapi yang sering terjadi kemudian, perbedaan pendapat kemudian menjadi permusuhan. Itu yang dilarang dalam Islam.

Malah Nabi menyuruh umatnya untuk berbeda pendapat. Disuruh berijtihad, kalau begitukan tidak mungkin dalam kepala yang berbeda ada persamaan pendapat. Nah, yang terjadi dalam komunitas Muslim ini seringnya menanggapi perbedaan pendapat menjadi permusuhan. Akhirnya terjadi friksi dan gontok-gontokan. Dan terkadang yang menjadi rumit, perbedaan pendapat itu digandeng oleh pelbagai kepentingan, termasuk kepentingan politik.

Mengenai ISIS?

ISIS itu isu besar yang diciptakan untuk kepentingan orang-orang tertentu. Saya malas membicarakannya karena ISIS itu bukan Islam dan bukan negara. Mereka tidak mengakui adanya sebuah negara, tetapi ingin menciptakan adanya negara dunia. Yang pasti ISIS tidak mempunyai agama.

Pandangan Anda mengenai perkembangan Islam di dunia modern? Dan apakah umat Muslim akan mampu bersaing dalam persaingan global?

Ya tergantung pemeluknya. Kalau Islam sendiri selalu mampu. Sebab, Islam itu sempurna, kuat, dahsyat, dan semua daya tariknya begitu kuat. Yang kerap membuat tidak sempurna adalah cara pandang pemeluknya yang terkadang terbatas. Kita semua sekarang sedang dalam persimpangan jalan atau cross world, tinggal mau diarahkan ke mana.

Kalau kita sekilas melihat dunia Islam di Suriah, Mesir, atau di Indonesia yang sering gontok-gontokan, ya bisa pesimis. Kadang karena masalah politik dan kepentingan. Jika melihat Muslim di dunia minoritas, perkembangannya sangat tinggi. Islam di Jerman, Rusia, Perancis, dan AS, bahkan di Inggris telah menjadi agama kedua. Ini menunjukkan Islam memiliki masa depan yang cerah.

Apakah kemudian Islam mampu menjadi pemimpin dunia, itu sekali lagi tergantung kepada pemeluknya apakah mau memberi warna tersendiri atau terus diwarnai. Kalau umat Muslim percaya dengan jati dirinya, bukan tidak mungkin Islam akan mewarnai dunia.

Umat ini harus punya self confident, sebab banyak dari umat Islam kehilangan kepercayaan diri. Ini terlihat selama ini banyak pemerintah hingga komunitas Islam tergantung kepada orang lain kita tidak bisa menjadi pemimpin.

Apakah di AS sana juga ada kelompok Muslim yang saling mendeskritkan?

Sebenarnya tidak ada seperti itu karena semua kelompok Islam ada di AS. Tapi, kelompok yang saya maksud bukan kelompok mazhab saja, tapi kelompok etnis, dan ras. Semuanya melebur menjadi satu. Meskipun secara pusat dakwah mereka masih bersifat kebangsaan, misalnya saja Masjid Indonesia, Masjid Pakistan, Masjid Bangladesh dan lain-lain.

Tapi ketika sudah salat bersama dan berkegiatan itu akan bersifat internasional. Dan yang lebih sensitif itu adalah Syiah dan Sunni itu melebur. Ada masjid Syiah dan Sunni itu, kami saling berziarah. Meskipun ada perbedaan fundamental dengan Syiah, saya selalu melihat mereka adalah sahabat. Dan yang paling penting ialah generasi kedua atau mereka yang lahir di AS. Sebab mereka merasa sudah tidak lagi bangsa Pakistan atau India, atau dari Mazhab Hanafi atau Syafii.

 

Menjalani Hidup sebagai Muslim AS

Apakah di sana juga sering ada kegiatan saling berkunjung ke tempat ibadah?

Di AS, kegiatan semacam itu telah menjadi prioritas. Yang terakhir kami bangun itu adalah dialog Yahudi-Muslim. Tahun 2005, kami berkesempatan mempertemukan Imam dan para Rabi se-AS, dengan program bernama Weekend of Twinnings. Di mana Masjid dan Sinagog bersatu.

Kami yang Muslim, mengunjungi mereka pada hari Sabtu. Kami mendengarkan khutbah yang disampaikan dan berdialog. Di hari Minggu, mereka berziarah ke masjid. Dan kami temukan, saling ziarah seperti itu mengurangi stereotipe, kecurigaan, dan kebencian-kebencian. Bahkan dengan berziarah seperti itu, kami dapat saling terbuka.

Di bulan November 2015 lalu, kami dari komunitas Muslim Nusantara Foundation bersama beberapa lembaga Yahudi, memberikan makanan kepada para tuna wisma di New York. Ini bukan hal baru.

Kalau warga Indonesia di sana?

Ya, ada jarak antara warga Muslim Indonesia dan non-Muslim Indonesia. Sebab, saya rasa, angin politik dari Indonesia terbawa oleh mereka hingga ke AS. Tapi, kami terus berusaha membangun persabahatan itu. Baru-baru ini kami membangun sebuah program bernama Di Bawah Agama Ibrahim’ yang bertujuan untuk dialog dengan warga Kristiani Indonesia. Hasilnya, mereka sangat senang sekali dengan dialog-dialog terbuka semacam ini. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang di luar tidak terjawab, akhirnya terjawab di forum itu.

 

Islam dan Modernitas

Mengembangkan Islam sekarang ini banyak metode, ada yang lewat fesyen, musik, literatur, dan bahkan film, tapi di kalangan ulama sendiri ada perdebatan, pendapat Anda?

Substansinya satu tetapi metode penyampaiannya bermacam-macam. Dakwah yang kita lakukan di dalam perubahan dunia yang drastis, perlu inovasi dan jeli melihat peluang yang ada. Termasuk, kita melihat anak muda sekarang tidak bisa lagi didakwahi dengan dogma-dogma semata. Mereka rasional, di AS juga begitu. Untuk menceramahi mengenai orang yang berpakaian terbuka, hadirkan saja pakaian Muslimah yang seperti sekarang ini.

Nah, saya rasa penting bagi para ulama-ulama sekarang untuk membuka wawasan yang lebih luas. Wawasan yang luas itu terbuka dengan mencari pengalaman yang lain. Sebab, kalau tidak Islam ini akan terhenti.

Bagaimana mengenalkan Islam kepada warga AS?

Tidak mungkin kita mengislamkan orang. Yang bisa mengislamkan seseorang itu hanyalah Allah SWT. Kita hanya memperlihatkan Islam yang sesungguhnya. Nah, kita juga harus menunjukkan bagaimana berislam itu. Sebab, orang AS itu melihat agama dari tingkah laku pemeluknya. Kalau orang Islam dapat menunjukkan tingkah laku yang benar mengenai Islam, Insya Allah Amerika akan tertarik.

Tujuan kita mengenalkan Islam di AS juga untuk memberikan pemahaman bahwa Islam itu menyelamatkan hidup manusia dari kebobrokan dan kerusakan. Sekarang ini, moralitas anak muda di AS sedang sangat rusak. Perkawinan sejenis misalnya, dihalalkan di 20 negara bagian.

Jauh sebelum kontroversi ini berkembang, dalam Islam telah ada diskusi mengenai gay. Sebab, ini nantinya terkait dengan boleh tidaknya menjadi imam, warisan, dan sebagainya. Dalam Islam, identitas gay didefinisikan sebagai orang yang mengalami kelainan genetik. Tapi, jika melihat di AS keadaanya tidak seperti itu. Mereka menjadi gay karena komunitas dan lingkungan mereka dan itu menjalar seperti penyakit.

Dapatkah Anda berbagi kisah mualaf di AS?

Karena tadi kita berbicara mengenai gay, maka ada seorang kisah seorang gay yang akhirnya bertobat dan menjadi mualaf. Kisah itu bermula ketika saat saya dipanggil seorang supir mobil limousin keturunan Mesir. Dia memberitahu saya ada seorang pelanggannya yang tertarik ingin belajar Islam. Kemudian saya meminta si pelanggan itu untuk datang ke masjid.

Kemudian, suatu saat datanglah seorang pria berperawakan tinggi besar, berkulit putih, dengan memakai baju jubah khas biksu. Ketika berbincang saya menanyakan agamanya.Si pelanggan itu menjawab, “Saya terlahir sebagai Katolik, kemudian pindah ke Protestan, dan saat memulai bisnis saya pindah ke Buddha.” Saya bertanya mengenai bisnis yang dijalaninya. Ternyata, dia berbisnis di dunia fesyen dan karena dunia fesyen itulah kehidupannya berubah. Dia mengaku menjadi suka terhadap sesama jenis, padahal sebelumnya dia lelaki yang menyukai lawan jenis. Saya kemudian mengatakan, masuk Islam itu bukan hanya pindah agama, tapi juga melakukan perubahan dalam hidup.

Setelah mendengarkan penjelasan itu, sehari setelahnya dia masuk Islam di masjid PBB. Beberapa bulan kemudian, dia mengabari saya jika dia merasa damai. Setahun kemudian saya mendapat kabar dia menikah dengan perempuan Maroko melalui biro jodoh online.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Hanya Datangkan Dosa, tapi Juga Merusak Rumah Tangga, Inilah Kesalahan Suami yang Tidak Bisa Dimaafkan dalam Islam

Tak Hanya Datangkan Dosa, tapi Juga Merusak Rumah Tangga, Inilah Kesalahan Suami yang Tidak Bisa Dimaafkan dalam Islam

Para suami sudah seharusnya menjauh dari perbuatan-perbuatan tersebut.

Baca Selengkapnya
Salip Indonesia, Pakistan Jadi Negara dengan Penduduk Muslim Terbesar di Dunia

Salip Indonesia, Pakistan Jadi Negara dengan Penduduk Muslim Terbesar di Dunia

Pemeluk Islam di Pakistan merupakan 12,23 persen dari total warga Muslim di muka Bumi.

Baca Selengkapnya
6 Sifat Muslimah yang Tidak Boleh Dinikahi, Laki-Laki Harus Waspada!

6 Sifat Muslimah yang Tidak Boleh Dinikahi, Laki-Laki Harus Waspada!

Dengan memiliki istri sholeha, seseorang akan mendapatkan pendamping hidup yang selalu mendukung dan menginspirasi menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tak Semudah di Bumi, Begini Perjuangan Astronot Muslim Pertama Sholat dan Khatamkan Alquran di Luar Angkasa

Tak Semudah di Bumi, Begini Perjuangan Astronot Muslim Pertama Sholat dan Khatamkan Alquran di Luar Angkasa

Sultan bin Salman menjadi astronot Muslim pertama ke luar angkasa. Dia tak meninggalkan sholat dan puasa selama di luar angkasa.

Baca Selengkapnya
Sikap Rasulullah Terhadap Istrinya yang Jadi Suri Teladan Terbaik, Para Suami Wajib Tahu!

Sikap Rasulullah Terhadap Istrinya yang Jadi Suri Teladan Terbaik, Para Suami Wajib Tahu!

Tak hanya limpahan kasih sayang, Rasulullah saw juga turut terjun langsung dalam membantu istrinya.

Baca Selengkapnya
Tradisi Malam Nisfu Syaban di Indonesia, Jadi Momentum Saling Bersilaturahmi Sesama Muslim

Tradisi Malam Nisfu Syaban di Indonesia, Jadi Momentum Saling Bersilaturahmi Sesama Muslim

Di malam Nisfu Syaban, setiap umat Islam berlomba-lomba untuk melakukan amal sholeh.

Baca Selengkapnya
Jangan Suka Melaknat Orang Lain, Bisa-Bisa Doamu Tidak Terkabul

Jangan Suka Melaknat Orang Lain, Bisa-Bisa Doamu Tidak Terkabul

Melaknat juga bisa merusak hubungan persaudaraan antar sesama.

Baca Selengkapnya
Sebentar Lagi Usai, Inilah 6 Doa Akhir Ramadan yang Sebaiknya Diamalkan Umat Islam

Sebentar Lagi Usai, Inilah 6 Doa Akhir Ramadan yang Sebaiknya Diamalkan Umat Islam

Sebagai umat Islam tentu memiliki harapan besar agar dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadan di tahun mendatang.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Imam Shalat Subuh Meninggal Dunia Sedang Sujud di Masjid Balikpapan

Detik-Detik Imam Shalat Subuh Meninggal Dunia Sedang Sujud di Masjid Balikpapan

Imam salat di masjid Balikpapan meninggal dunia saat sedang sujud pertama.

Baca Selengkapnya