Lilin (Foto: Shutterstock)
Dream - Pemadaman listrik hingga 9 jam terjadi pada Minggu, 4 Agustus 2019, di berbagai wilayah Jawa dan Bali. Dalam kondisi tersebut, lilin selalu jadi andalan sebagai penerangan
Menyalakan lilin memang cukup praktis, tapi bukan tanpa risiko. Banyak sekali kasus kebakaran saat pemadaman listrik karena lilin menyambar benda yang mudah terbakar.
Penting untuk mengetahui cara aman menyalakan lilin saat pemadaman listrik terjadi. Jangan sampai terjadi insiden kebakaran saat menyalakan lilin. Simak tips keamanan berikut, Sahabat Dream.
© Dream
Taruh lilin di atas alas yang rata. Bisa di atas meja, lemari kayu atau alas lain yang permukaannya stabil. Pastikan lilin tak mudah jatuh, dan memiliki penyangga di seluruh sisinya. Alas yang tak rata akan membuat lilin mudah miring hingga terjatuh dan apinya menyambar. Sangat berbahaya!
© Dream
Cari wadah yang tahan panas untuk menaruh lilin. Bisa di bahan kaleng bekas susu atau keramik tahan panas. Hati-hati jika menaruhnya dalam gelas kaca.
Beberapa gelas materialnya tak tahan panas dan akan pecah saat terkena panas lilin. Bisa juga membeli wadah khusus lilin yang memang terbuat dari bahan yang tahan panas dan membuatnya tak tercecer.
© Dream
Pastikan menaruh lilin di area yang aman. Di sekitarnta tak terdapat benda yang mudah terbakar seperti parfum atau kosmetik. Misalnya di meja yang sekitarnya kosong. Jauhkan juga dari jangkauan anak-anak. Mereka biasanya sangat penasaran dengan lilin yang menyala dan ingin menyentuhnya.
Tempatkan juga jauh dari area yang banyak dilewati angin dan dekat tirai. Angin bisa menggerakan api dan menyambar tirai dan memicu kebakaran. Taruh di area yang tak banyak terkena angin.
© Dream
Taruh juga di area yang mudah dilihat dan dipantau. Jangan tidur dalam keadaan lilin menyala, pastikan selalu ada yang mengawasinya. Hal ini sebagai langkah pencegahan jika lilin mati dan wadahnya tidak bermasalah apalagi sampai menyambar.
Sumber: AlatPemadamKebakaran
© Dream
Dream - Anak-anak selalu penuh rasa penasaran. Saat melihat nyala api di kompor atau asap dari korek, mereka pasti akan menghampiri untuk mencari tahu. Tak heran kalau anak-anak seringkali mengalami kecelakan dan terkena luka bakar saat berada di rumah.
Pengawasan memang harus terus dilakukan, terutama jika di rumah ada anak balita yang belum mengerti hal-hal berbahaya. Ada hal yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi risiko si kecil mengalami luka bakar saat di rumah.
" Luka bakar pada anak jadi salah satu kasus yang sering terjadi. Keamanan di rumah kadang terabaikan oleh orangtua dan pengasuh. Penting untuk orangtua dan orang tahu standar keamanan agar anak tak mengalami luka bakar," ujar Layla Williams, seorang dokter anak, seperti dikutip dari Todays Parents.
Layla pun memberikan trik, yaitu selalu taruh korek atau alat pemantik lainnya di tempat yang sulit dijangkau anak. Bisa ditempatkan di lemari dapur yang sangat tinggi. Pastikan juga tempat penyimpanannya tak bisa digapai anak meski ia menggunakan bangku.
Saat menyeterika pakaian atau menyalakan kompor, pasang pembatas yang tak bisa dilalui anak-anak. Mereka biasanya sangat penasaran dengan dua alat tersebut. Begitu juga saat menggunakan hairdryer.
" Angin yang keluar dari hairdryer selalu menarik perhatian anak, padahal saat memegangnya mereka bisa saja terkena panas atau tersetrum. Untuk itu selalu kunci kamar saat mengeringkan rambut, jangan sampai ia mengetahuinya," kata Williams.
Hal yang tak kalah penting adalah penyajian makanan dan minuman yang masih panas. Setelah memasak atau membuat minuman, taruh dulu di meja yang tinggi dan sulit diraih anak-anak. Jangan sampai karena mereka penasaran, mengambil lalu memakan atau meminumnya. Hal ini bisa 'membakar' mulut dan lidahnya.
" Jika memang terjadi luka bakar, jangan menunggu lama untuk segera membawa anak ke UGD dan memeriksakannya pada dokter. Infeksi bisa saja terjadi dan bisa membahayakan," kata Williams.
Advertisement
Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya
