Seringkali ayah jadi sosok yang kaku dan tak mau berkompromi.
Dream - Masa remaja bisa menjadi sulit bagi ayah dan anak perempuan. Saat anak remaja, mungkin sulit bagi ayah untuk masuk ke dunia mereka. Ayah kadang jadi sosok kaku dan tak mau kompromi. Alasannya, untuk melindungi putri kesayangan.
Sayang, hal ini justru membuat hubungan keduanya malah merenggang. “Sebagai orangtua, peran kita berubah dari waktu ke waktu. Seiring bertambahnya usia anak, kita harus banyak berperan sebagai 'konsultan'," kata Jerry Bubrick, PhD, psikolog klinis di Child Mind Institute, dikutip dari Child Mind.
Konsisten menjaga komunikasi baik di momen transisi anak perempuan memang sangat menantang dan menguras emosi bagi ayah. Untuk tetap berjalan baik, coba beberapa hal berikut, yang sangat direkomendasikan para psikolog anak.
Ketika anak masih kecil, kita selalu memberi tahu, seperti " jangan sentuh air panas" , " tak boleh bicara dengan orang asing" . Pada remaja, hal itu tak bisa diterapkan. Pemikirannya mulai kritis, mereka punya argumentasi sendiri. Bicarakan masalah bersama, alih-alih hanya memberikan solusi. Buka diskusi, ini akan membantu putri kesayangan merasa lebih nyaman datang kepada ayahnya saat ia ada masalah membantu putri kesayangan merasa lebih nyaman datang kepada ayahnya saat ia ada masalah.
Jerry Bubrick, PhD, psikolog klinis di Child Mind Institute
Berkomunikasi yang tidak terlalu otoriter tidak berarti melepaskan semua aturan. Selalu sediakan ruang untuk diskusi dan negosiasi. Ini memberi anak-anak kesempatan untuk mengatakan apa yang paling penting bagi mereka, sehingga mereka memiliki dukungan. “Ketika diskusi dibuka berarti kita berusaha memahami anak, begitu pun anak akan menyiapkan argumentasinya. Dari sini kita bisa berbagi pengalaman dan memberi bimbingan, bukan perintah yang kaku," ujar Bubrick.
Ketika anak perempuan sedang dalam masa remaja, masalah yang kerap dihadapinya adalah masalah kepercayaan diri. Terutama dalam hal penampilan. Saat anak perempuan tumbuh dewasa, ibu cenderung memimpin dalam percakapan pribadi dan menawarkan dukungan dan dorongan, dan ayah cenderung jadi penonton. Sebaiknya, ayah lebih proaktif, terutama dalam melontarkan pujian. Misalnya saat anak berpakaian dengan warna cerah, saat hasil ulangannya bagus, atau ketika ia membuat masakan, lontarkan pujian. Ini akan sangat berdampak pada rasa percaya dirinya.
Obrolan singkat dalam perjalanan ke atau dari sekolah memang menyenangkan, tetapi untuk benar-benar menjalin hubungan, ayah juga perlu terlibat dengan hal yang dia minati. Sesederhana mendengarkan musik favoritnya bersama, menonton pertunjukan bersamanya, atau pergi menemani. " Hal terpenting adalah dengan membiarkan dia memimpin, komunikasikan bahwa ayah menghargai minatnya. Hal ini akan membuat remaja perempuan anak merasa sangat dimengerti dan dihargai. Pada akhirnya, komunikasi pun jadi lebih baik dan lancar," ungkap Burbick.
Jadi para ayah, cobalah berusaha untuk melakukan penyesuaian komunikasi dengan putri kesayangan. Hubungan yang hangat akan sangat berdampak pada kesehatan mentalnya kelak, termasuk juga psikologis ayah. Enjoy father fatherhood!
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur