Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Dream - Rumah yang bersih dan rapi tentu membuat semua penghuninya merasa nyaman. Terlebih lagi kalau memiliki bayi atau anak kecil, penataan rumah harus benar-benar diperhatikan. Perencanaan di setiap ruangan dalam kamar menjadi sangat penting.
Memiliki bayi atau anak yang berusia kurang dari lima tahun, memang diperlukan perhatian khusus. Rasa penasaran mereka terhadap sesuatu masih belum bisa dikendalikan. Anak-anak dengan usia tersebut, biasanya suka berpindah-pindah dan mendekati apapun yang membuat mereka tertarik.
Apabila pengawasan orangtua lengah, anak mungkin bisa dalam posisi yang berbahaya. Seperti mengambil benda-benda tajam yang mudah mereka jangkau, hingga bermain di dapur yang penuh dengan benda berbahaya bagi anak.
Oleh sebab itu, cara menata rumah supaya ramah anak sangat perlu dilakukan oleh orang tua. Mulai dari menata ruangan yang lebih luas tanpa tangga yang tinggi hingga mengatur perabotan rumah supaya aman bagi bayi. Berikut beberapa cara menata rumah supaya ramah untuk anak.
© Ilustrasi (Sumber: Pixabay)
Jalur keluar masuk ruangan yang mudah jadi hal penting untuk mempermudah anak mengeksplor rumah. Tidak hanya itu, jalur keluar masuk dari satu ruangan ke ruangan yang aman juga bisa membantu mempermudah orang tua untuk mengeluarkan kereta dorong bayi.

Mengatur tata letak perabotan menjadi kunci utama dalam cara menata rumah dengan mengatur jalan keluar masuk ke setiap ruangannya. Ada beberapa tips untuk mempermudah Sahabat Dream menata perabotan di dalam rumah.
Menyimpan Perabotan di Lemari
Beberapa perabotan di dalam ruangan biasanya membuat volume ruangan menjadi lebih sempit untuk bebas bergerak. Ruang gerak juga menjadi sempit dan bisa membuat anak bermain dengan perabotan yang terbuat dari kaca atau bahan keras lainnya. Menatanya menjadi satu dalam lemari akan menghemat ruang.
Menyiapkan Ruang Khusus Perabotan
Kalau dalam satu lemari saja kurang, Sahabat Dream bisa menyiapkan satu ruangan sederhana untuk menyimpan berbagai perabotan dan perlengkapan lain. Dan, buat akses ke ruangan tersebut sulit bagi anak, seperti selalu mengunci pintu ruangan tersebut.
© Ilustrasi (Sumber: Pixabay)
Selesai dengan menata ruangan beserta jalan keluar masuknya, Sahabat Dream bisa melanjutkan cara menata rumah yang ramah anak di dapur. Seperti yang kita tahu, berbagai peralatan dapur berbahaya bagi anak, sehingga harus ditata dengan baik dan benar.
Barang-barang seperti, pisau dapur, garpu, piring kaca, harus dipisahkan dari perlengkapan bayi, untuk mempermudah ibu ketika menyiapkan keperluan bayi. Berikut tips menata dapur supaya lebih ramah dan aman bagi anak.

Menyiapkan Lemari Kecil Khusus
Untuk menghindari anak meraih benda-benda di dapur yang berbahaya, Sahabat Dream bisa menyiapkan satu lemari kecil khusus untuk meletakkan peralatan dan perlengkapan dapur yang berbahaya. Seperti pisau, garpu, sendok, dan sumpit yang diletakkan pada wadah khusus, dan berbagai perabotan yang mudah pecah juga harus dipisahkan.
Menyiapkan Rak Khusus untuk Perlengkapan Anak
Kalau perlengkapan dapur disimpan dalam lemari khusus, perlengkapan anak di dapur juga harus dipisahkan. Seperti botol susu, piring, dan sendok mereka juga harus disendirikan di rak khusus. Selain itu, tata juga makanan bayi dalam wadah khusus untuk memudahkan orang tua ketika ingin menyiapkan makanan bayi.
© Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Urusan dapur selesai, kini beralih ke cara menata rumah terkait dengan laundry, seperti mengatur pakaian anak, sepatu hingga kaos kaki. Berikut beberapa tips menata keperluan bayi yang ramah anak, dan mempermudah masalah ibu ketika mendandani anak.
Menyortir Aksesoris Anak
Anak-anak pasti senang memiliki banyak aksesoris khas mereka, seperti jam tangan, dasi, topi, gelang, dan ikat pinggang. Siapkan laci khusus untuk menata aksesoris anak ini berdasarkan kategorinya masing-masing. Pisahkan kaos kaki, dan topi, tata dengan rapi jam tangan dan ikat pinggang anak, untuk mempermudah saat mengambilnya.

Menata Pakaian Anak dengan Rapi
Cara menata rumah supaya ramah untuk anak selanjutnya ialah dengan menata pakaian anak dengan rapi. Sahabat Dream bisa memisahkan mana pakaian yang harus dilipat dalam lemari, dan mana pakaian yang bisa digantung.
Dengan menata pakaian anak sesuai dengan ukuran dan jenis, akan mempermudah orang tua untuk memilih pakaian anak. Selain itu, anak juga bisa belajar mengatur pakaian mereka sendiri sejak dini.
© Ilustrasi (Sumber: Pixabay)
Untuk anak yang berusia 6 bulan ke atas, pasti sudah mengenal berbagai jenis mainan. Semakin anak tumbuh, maka jumlah mainannya juga akan bertambah. Untuk membuat mainannya ini tertata rapi, orang tua harus tahu betul cara menata rumah yang baik.
Menyortir Mainan Anak
Sebelum meletakkan setumpuk mainan anak dalam kotak atau wadah tertentu, Sahabat Dream harus menyortir terlebih dahulu mainan-mainan yang dimiliki anak. Seperti memisahkan mainan keras yang terbuat dari bahan plastik atau kayu, dengan mainan yang berbahan lunak, seperti boneka.

Menyiapkan Tempat Khusus Mainan
Setelah selesai menyortir mainan anak, cara menata rumah supaya ramah untuk anak ialah meletakkan mainan dalam wadah yang mudah dijangkau anak dan mudah untuk dipindahkan, seperti keranjang mainan atau lemari khusus mainan.
Cara menata rumah supaya ramah untuk anak memang tidak mudah. Orang tua harus pandai dalam menata segala perabotan yang ada di rumah.
Sumber: Parents.com
© Dream
Dream - Melihat setiap sudut rumah yang penuh dengan mainan memang bikin sakit kepala. Sebisa mungkin kita membereskannya, tetapi anak-anak kembali membuatnya berantakan.
Peringatan untuk segera merapikannya, kerap tak didengarkan anak-anak. Sampai akhirnya larut malam, rumah berantakan dan anak pun sudah terlelap. Sahabat Dream sering menghadapi situasi ini?
Sebagai solusi, seperti dikutip dari Fatherly, tak ada salahnya untuk membuat 'penjara mainan'. Trik ini rupanya cukup populer dan berhasil dilakukan oleh banyak orangtua. Yaitu menyiapkan kotak khusus berukuran sedang yang bisa dikunci.

Isinya adalah mainan favorit anak-anak yang tak dibereskan dan berserak di seluruh sudut rumah. Fungsinya seperti 'penjara' mainan dan anak-anak tak bisa mengambilnya kecual telah melakukan tugas yang diberikan.
Misalnya, mereka boleh mengambil mainan yang ada di dalam kotak tapi terlebih dulu harus membereskan kamarnya, menyelesaikan PR atau tidur siang. Setiap mainan yang masuk ke dalam kotak, harus ada 'konsekuensi' untuk mengeluarkannya.
Cobalah konsisten untuk menerapkannya. Anak pun akan tahu sebab dan akibat jika ia tak membereskan mainan-mainannya, yaitu 'penjara' dan tugas tambahan untuk mendapatkan mainannya kembali.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu