5 Fakta Mengagumkan Plasenta, 'Teman Hidup' Bayi Selama di Rahim

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 15 September 2020 14:04
5 Fakta Mengagumkan Plasenta, 'Teman Hidup' Bayi Selama di Rahim
Dalam Islam, plasenta seperti juga organ tubuh lainnya, harus dikuburkan setelah keluar bersamaan dengan janin. Dicuci bersih lalu dikubur dengan layak.

Dream - Janin dan plasenta tumbuh bersamaan di dalam rahim. Plasenta merupakan organ milik ibu dan janin, bagian dari kehidupan yang tak bisa dilepaskan.

Saat bayi lahir, tali plasenta diputus dan kemudian bayi hidup 'mandiri' dengan organnya.Sumber oksigen, darah, dan nutrisi bagi janin adalah plasenta. Betapa menakjubkannya organ satu ini, tiap ibu hamil akan tumbuh dan 'hidup' menemani bayi di rahim.

Dalam Islam, plasenta seperti juga organ tubuh lainnya, harus dikuburkan setelah keluar bersamaan dengan janin. Dicuci bersih lalu dikubur dengan layak. Ketahui lima fakta mengagumkan plasenta yang mungkin belum Sahabat Dream ketahui.

 

1 dari 5 halaman

1. Fungsinya seperti multiorgan

1. Fungsinya seperti multiorgan © Dream

Bentuk plasenta seperti payung di atas bayi, berfungsi seperti beberapa organ. Bertindak sebagai paru-paru bayi dengan menyediakan oksigen dari ibu, sebagai ginjalnya untuk menyaring kotoran, serta juga menjadi sistem pencernaan dan kekebalan dengan memberikan nutrisi dan antibodi.

Plasenta juga membuat suplai darah ibu terpisah dari janin, tapi bisa membantu meneruskan nutrisi. Plasenta inilah yang memungkinkan janin tumbuh sehat sebelum lahir.

 

2 dari 5 halaman

2. Plasenta berkomunikasi dengan ibu menggunakan eksosom

2. Plasenta berkomunikasi dengan ibu menggunakan eksosom © Dream

Salah satu kesulitan terbesar bagi dokter adalah plasenta tidak dapat dipantau pertumbuhannya secara detail selama kehamilan. Jika pembuluh darah tidak bekerja dengan benar, akan membatasi aliran darah ke plasenta, yang dapat menyebabkan preeklamsia, atau plasenta menembus terlalu dalam ke dinding rahim, suatu kondisi yang disebut plasenta akreta.

Para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa eksosom (vesikula kecil yang disekresikan oleh organ tubuh) yang dilepaskan oleh plasenta mungkin menawarkan cara non-invasif untuk memantau pertumbuhan plasenta. Studi tersebut menemukan bahwa pada saat melahirkan, konsentrasi eksosom plasenta berkorelasi dengan berat plasenta. Analisis darah bisa jadi dikembangkan untuk memantau kondisi plasenta ibu.

 

3 dari 5 halaman

3. Ibu yang tinggal di dataran tinggi, kerja plasentanya lebih efisien

3. Ibu yang tinggal di dataran tinggi, kerja plasentanya lebih efisien © Dream

“ Tekanan evolusioner pada plasenta sangat besar. Ini adalah tekanan evolusioner yang jauh lebih serius daripada perubahan kecil pada struktur tulang perempuan, ”kata Stacy Zamudio, ilmuwan senior dan direktur penelitian di Hackensack University Medical Center.

Untuk menunjukkan betapa sensitifnya plasenta terhadap kekuatan lingkungan, Zamudio mempelajari perempuan yang tinggal di dataran tinggi di Andes. Ditemukan bahwa plasenta mereka menghasilkan bayi yang lebih besar daripada wanita yang baru saja pindah ke komunitas dataran tinggi. Wanita yang telah tinggal di dataran tinggi selama beberapa generasi lebih efisien dalam mengambil oksigen dari udara tipis, yang pada gilirannya berdampak pada plasentanya.

 

4 dari 5 halaman

4. Plasenta memberikan imunitas ibu pada janin

4. Plasenta memberikan imunitas ibu pada janin © Dream

Manusia dan primata tingkat tinggi lainnya (seperti kera dan simpanse) mulai mentransfer kekebalan tubuh ke janin melalui plasenta, sehingga bayi dilahirkan dengan konsentrasi antibodi darah dua kali lipat seperti ibunya. Ini berarti bayi memiliki perlindungan kekebalan hingga enam bulan setelah lahir. Setelah itu, mereka harus mulai menghasilkan antibodi baru sendiri.

 

5 dari 5 halaman

5. Obesitas berdampak efek negatif pada plasenta

5. Obesitas berdampak efek negatif pada plasenta © Dream

Ibu yang mengalami obesitas saat hamil memiliki peningkatan risiko berbagai komplikasi terkait plasenta. Risikonya antara lain lebih mungkin menderita preeklamsia dan diabetes gestasional, plasenta kurang efektif dalam mentransfer zat besi dari ibu ke janin, dan berat badan yang lebih tinggi meningkatkan peradangan di plasenta. Untuk itu sangat dianjurkan menjaga berat badan ideal selama hamil agar plasenta dalam kondisi baik dan janin tumbuh optimal.

Sumber: MentalFloss

Beri Komentar