Ajaran Ibnu Khaldun, Jauhkan Kekerasan dalam Mendidik Buah Hati

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 26 Februari 2023 18:01
Ajaran Ibnu Khaldun, Jauhkan Kekerasan dalam Mendidik Buah Hati
Banyak cara yang bisa dilakukan orangtua dalam mendidik anak, tapi jangan sampai menempuh jalan kekerasan. Baik itu kekerasan fisik maupun verbal.

Dream - Kewajiban utama orangtua adalah mendidik anak-anaknya sesuai dengan tuntunan Islam. Harapannya, kelak anak memiliki akhlak yang baik sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Banyak cara yang bisa dilakukan orangtua dalam mendidik anak, tapi jangan sampai menempuh jalan kekerasan. Baik itu kekerasan fisik maupun verbal. Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadhrami atau terkenal dengan nama Ibnu Khaldun (1332-1406 M) merupakan ilmuwan sosial Islam yang terkenal dengan karyanya berjudul " Muqaddimah" .

Dikutip dari NU Online, dalam karyanya itu ia menyebut secara lugas bahwa pendidikan dengan jalan kekerasan membawa mudharat terutama bagi anak-anak yang kejiwaannya sedang dalam masa pertumbuhan.

Ibnu Khaldun Muqaddimah

Artinya: “ Kekerasan dalam pendidikan membahayakan pelajar terutama pelajar pada usia anak karena kekerasan dalam mendidik merupakan bagian dari tabiat buruk,” (Ibnu Khaldun, Muqaddimah, [Kairo, Darul Fajr lit Turats: 2004 M/1425 H], halaman 692).

Kekerasan dalam pendidikan untuk murid di sekolah atau pengasuhan (parenting) untuk anak-anak di rumah, menurut Ibnu Khaldun, dapat memadamkan api semangat belajar anak-anak. Situasi mencekam di lingkungan pendidikan dan di rumah dapat menjauhkan murid dan anak-anak dari akhlak terpuji yang justru dikehendaki banyak guru dan orang tua.

 

1 dari 4 halaman

Jiwa mereka mereka menjadi kerdil dan tidak berkembang. Kekerasan bisa merusakan psikologis anak, bahkan juga membentuk akhlak tercela. Kekerasan yang dialami anak membuat mereka memiliki mental munafik, menyimpan dendam, dan memicu kebiasaan berdusta karena takut.

Ibnu Khaldun mengutip perkataan Sayyidina Umar bin Khattab ra bahwa mereka yang memahami syariat dengan baik akan memperhatikan aspek psikologis, kejiwaan, atau kesehatan mental murid sebagai peserta didik atau anak dalam pengasuhan orangtua.

Ibnu Khaldun Muqaddimah

Artinya: “ Sayyidina Umar bin Khattab ra mengatakan, ‘Orang yang tidak terdidik oleh syariat tidak terdidik oleh Allah,' sebagai harapan atas menjaga kesehatan jiwa anak didik dari cara yang buruk dalam mendidik dan sebagai tanda bahwa ukuran pendidikan yang ditetapkan syariat lebih otoritatif karena Allah lebih tahu kemaslahatan peserta didik,” (Ibnu Khaldun, 2004 M/1425 H: 692-693).

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

 

2 dari 4 halaman

Hadapi Cobaan dari Anak, Bagaimana Ajaran Islam?

Dream - Buah hati yang dianugerahkan Allah SWT, merupakan amanah yang harus selalu dijaga. Terkadang, lewat buah hati juga Allah memberikan ujian dan cobaan. Seringkali orangtua merasa sedih dan terpuruk, ketika anak-anaknya melakukan keburukan atau mengalami hal yang memilukan.

Ustazah Ninih Muthmainnah atau akrab disapa Teh Ninih, lewat akun Instagram resminya @ninih.muthmainnah mengingatkan, ujian tiap orang berbeda-beda. Ada yang diuji dengan pasangannya, orangtuanya, atau anak-anaknya.

" Walau berbeda jenisnya, solusinya tetap mengarah pada satu titik yang sama: dekati Allah, mintalah pertolongan-Nya dan jalankan ikhtiar dalam koridor ketaatan kepada-Nya," ungkap Teh Ninih.

Bagi orangtua yang diuji dengan ketidaksalehan anaknya, Teh Ninih mengingatkan untuk terus beristighfar, memohon ampunan Allah. Hal ini karena bisa jadi buruknya sifat anak adalah karena kesalahan kita dalam mendidiknya.

Setelah itu, berusahalah untuk memperbaiki diri. Doakan dia dengan doa-doa terbaik terbaik kita. Jangan putus pula untuk menasihatinya, memberinya teladan kebaikan, dan tetap menjaga kesabaran kala menghadapinya.

" Boleh jadi, apa yang kita lakukan belum tampak hasilnya sekarang. Namun yakinlah, akan ada masa Allah bukakan hatinya sebagai buah kesungguhan dan keikhlasan doa-doa kita, orangtuanya," pesan Teh ninih.

3 dari 4 halaman

Hikmah Orangtua Berpuasa di Hari Lahir Anak

Dream - Memiliki buah hati dan keturunan yang berakhlak baik, menjalani tuntunan Islam, sukses dunia akhirat merupakan harapan tiap orangtua. Tentunya hal ini harus diusahakan, salah satunya dengan pengasuhan dan menjadi teladan yang baik.

Tak hanya itu, banyak-banyaklah berdoa kepada Allah SWT agar putra putri tercinta selalu dalam lindungan-Nya dan mendapat sukses yang penuh berkah. Bagaimana caranya?

Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Nurul Huda Mergosono Malang, Nyai Hj Raudloh Quds Musthofa al Hafidhah berbagi pengalaman dalam mengasuh putra-putrinya. Hal pertama adalah memberi contoh.

" Jadi, kalau pengasuhan/pendidikan jujur saya dibantu oleh lingkungan dan selalu menanamkan untuk mencontoh sifat baik dari eyang-eyangnya (KH Ahmad Masduqie Machfudh dan KH Ahmad Mustofa Bisri), dan mengenai ibadah shalat, puasa dan lain-lain, selain dimudahkan oleh lingkungan juga kita tidak pernah absen untuk memberi contoh. Jadi, tidak hanya ngajak, tapi juga melakukan," kata Hj Raudloh, dikutip dari NU Online.

 

4 dari 4 halaman

Alfatiha 100 Kali untuk Anak

Tradisi pesantren yang lekat dengan amalan riyadloh dan tirakat, Hj Raudloh juga melakukannya. Ia memberikan beberapa amalan yang dilakukan sebagai ikhtiar dalam mendoakan keselamatan hidup anak-anaknya.

" Dulu itu saya pernah didawuhi (diberi tahu) sama kakak ipar saya untuk muasani (berpuasa untuk) anak-anak saya. Waktu itu saya diutus puasa hari lahir (kalau anaknya lahir Senin, berarti puasa setiap Senin). Nah, kebetulan anak-anak saya itu hari lahirnya berurutan, Senin-Selasa-Rabu saya tambah Kamis, wis poko'e setiap seminggu iku patang dino (Sudah pokoknya setiap minggu itu empat hari puasa)," ungkapnya.

Hal lain yang dilakukan adalah dengan bersedekah setiap hari lahir anaknya dan mengamalkan amalan wirid. " Kalo wiridan itu yang saya amalkan sekarang itu Fatihah setiap hari 100 kali, katanya suami sih boleh dicicil boleh juga sekali dudukan, pokonya jangan sampe kelewat," kata Ning Raudloh.

Selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar