Ilustrasi Ibu Dan Anak (Foto: Shutterstock)
Dream - Monosium Glutamat atau MSG sering dikaitkan dengan kepintaran seorang anak. Padahal faktanya, jenis bumbu penyedap ini tidak berkaitan dengan penyebab kebodohan seorang anak.
MSG adalah garam sodium dari asam glutamat dengan rasa umami yang secara alami sudah ada di dalam tubuh manusia. MSG sebetulnya terkandung dalam makanan seperti tomat, keju, rumput laut bahkan ASI atau Air Susu Ibu.
Ferdike Yunuri Nadya/ Dream
" Pertemuan pertama kita dengan rasa umami adalah dari air susu ibu, ini adalah bagian dari alami kehidupan," jelas Profesor Kikunae Ikeda pada pemutaran video di Teater Umami pada acara Ajinomoto Visitor Center Anniversary, Selasa 26 Juli 2022.
MSG pun sesungguhnya baik untuk bayi karena membuat anak makan lebih lahap. MSG juga disebut baik untuk bayi dengan toksisitas lebih kecil dibanding garam.
Ferdike Yunuri Nadya/ Dream
" Toksisitas MSG ini lebih kecil, amannya dikonsumsi 0-120 mg/ kg berat badan. Dan MSG pun aman untuk makanan bayi sesuai dengan takarannya," jelas Ahli Gizi, dr. Al Mukhlas Fikripada kesempatan yang sama.
Dream - Salah satu kunci hidup sehat adalah menjaga asupan gizi seimbang dengan memerhatikan takaran gula, garam, dan lemak pada setiap masakan.
Faktanya, garam tidak hanya memegang peranan penting dalam memberikan rasa lezat pada makanan. Garam dalam jumlah yang cukup, memiliki berbagai manfaat bagi tubuh.
Manfaat garam atau sodium adalah menjaga keseimbangan cairan di tubuh dan berperan dalam menjaga fungsi saraf serta otot. Kandungan garam yang tinggi cenderung membuat orang makan berlebih sehingga mengarah pada obesitas dan penyakit lainnya seperti hipertensi.
" Garam juga berperan penting dalam sistem saraf, otak, dan tulang belakang. Garam berperan penting karena natrium berfungsi menggerakan tangan dan anggota tubuh. Natrium juga membantu penyerapan nutrisi ke dalam sel-sel kita," jelas Kevin Mak, Medical Doctor, pada konferensi virtual Ajinomoto Peran Umami dalam Memwaspadai Asupan Garam Berlebih untuk Hidup Lebih Sehat, Selasa 5 Juli 2022.
Badan kesehatan dunia, WHO (World Health Organization), menganjurkan batas konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa adalah maksimal 5 gram atau kurang dari satu sendok teh. Oleh karenanya, penting untuk menjaga asupan garam agar tubuh tetap mendapatkan manfaatnya tanpa menimbulkan berbagai risiko penyakit.
Berbagai risiko penyakit dapat timbul jika banyak mengonsumsi garam dalam jangka waktu panjang.
" Jika mengonsumsi garam terlalu banyak, bisa menimbulkan hipertensi. Karena natrium klorida pada garam dapat menarik cairan, jika banyak cairan yang ditarik ke pembuluh darah maka tekanan akan meningkat yang menyebabkan darah tinggi," tambah dr. Kevin.
Terkadang orang-orang hanya berfokus pada gula saja jika berbicara soal diabetes. Padahal garam juga berpengaruh besar karena dapat memicu pembuluh darah menarik gula dan garam dalam waktu bersamaan.
" Garam akan menarik cairan ke pembuluh darah, gula juga akan ditarik bersamaan, jadi kadar gula akan meningkat dan jangka panjang akan mempengaruhi insulin yang akhirnya diabetes," tambah dr. Kevin.
Karena sifat garam yang menarik cairan ke pembuluh darah, maka hal ini juga dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah atau kerap disebut strok.
" Strok terjadi ketika penyumbatan pembuluh darah karena penggumpalan, awalnya terjadi pengentalan darah dan akhirnya menyumbat pembuluh darah," tambah Kevin.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media